Dalam nas bahasan kita kali ini
mengisahkan mengenai awal mula manusia jatuh kedalam dosa, sehingga dalam surat
Rasul Paulus dinyatakan: “Sama seperti
dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut,
demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang
telah berbuat dosa” (Roma 5: 12). Jika dengan teliti kita mengikuti
rangkaian kisah kejatuhan manusia dalam dosa maka kita akan mendapati bahwa ketika
Tuhan menempatkan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu di
tengah taman dan memberikan larangan untuk memakanNya
bukanlah jebakan bagi manusia yang diciptakanNya, namun itulah yang menandakan bahwa sesungguhnya Allah menciptakan manusia itu dengan begitu sempurnanya, karena manusia dicipta dengan memiliki kebebasan dalam bertindak dan berbuat. Namun dalam kebebasan itu, sebagai pencipta, Tuhan memberi FirmanNya sebagai petunjuk hidup manusia.
bukanlah jebakan bagi manusia yang diciptakanNya, namun itulah yang menandakan bahwa sesungguhnya Allah menciptakan manusia itu dengan begitu sempurnanya, karena manusia dicipta dengan memiliki kebebasan dalam bertindak dan berbuat. Namun dalam kebebasan itu, sebagai pencipta, Tuhan memberi FirmanNya sebagai petunjuk hidup manusia.
Namun dosa telah memasuki
kehidupan manusia ketika Firman Tuhan di abaikan hanya karena menuruti kehendak
dan keinginan dagingnya sebagai bentuk ketidak percayaan kepada Tuhan, kita
dapat perhatikan bagaimana akhirnya Hawa mengambil dan memakan buah pohon
kehidupan itu “Perempuan itu melihat,
bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, dan sedap kelihatannya”. Bahwa perempuan itu telah mengabaikan
Firman Tuhan ketika dari dalam dirinya ada keinginan “Sedap kelihatannya” dan
juga telah memberikan penilaian tersendiri akan buah pohon itu “Baik untuk di makan”.
Dalam surat Yakobus dinyatakan bagaimana tiap-tiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri dan ketika dibuahi akan melahirkan dosa (Yak. 1: 14-15).
Tidak dapat dipungkiri kehadiran
iblis penggoda yang dapat memanfaatkan apapun disekitar kita sebagai godaan
agar kita terjerumus ke dalam dosa bahkan kita ketahui bahwa iblis begitu lihai
memperalat Firman Allah untuk menggoda manusia, namun bagaimana pun itu kita
tidak dapat begitu saja mempersalahkan iblis akan dosa yang kita perbuat. Semuanya
tergantung sikap dan tindakan kita untuk merespon Firman Allah. Iblis akan
berkuasa atas kehidupan kita hanya jika kita memberikan kuasa kepadanya.
Segala bentuk dosa memiliki
konsekuensi, bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Sehingga Tuhan menghalau
manusia itu keluar dari Taman Eden agar manusia itu jangan mengambil buah Pohon
Kehidupan sehingga ia hidup untuk selama-lamanya (Kej. 322-23). Penderitaan,
kekusahan dan kesakitan adalah konsekuensi dari dosa, hal ini adalah
konsekuensi yang akan diterima manusia yang mengabaikan Perintah Tuhan.
Memasuki minggu-minggu peringatan
penderitaan Tuhan Yesus, kita senantiasa diingatkan dan diteguhkan bagaimana
kasih Allah terhadap manusia. Karena manusia tidak akan mungkin dapat lepas dan
selamat dari kuasa dosa jika hanya dengan usahanya sendiri, maka keselamatan
manusia hanya mungkin terjadi oleh anugerah Allah, dan anugerah itu hanya akan
terjadi melalui penebusan Yesus Kristus (Yoh. 3:16; Roma 3:25). Anugerah Allah
dalam Yesus Kristus adalah untuk menyelamatkan, sebab karena kasihNya Ia tidak
berkenan akan kematian orang fasik, melainkan pertobatan orang fasik agar ia
hidup (Yeh. 33:11).
Jalan keselamatan melalui
pengampunan dosa itu telah diperlihatkan melalui Yesus Kristus, sekali lagi dan
untuk terakhir kalinya Allah menuntut kepercayaan kita, apakah kita juga akan
mengabaikan salib Kristus? Kita adalah orang-orang yang telah dimenangkan oleh
Kristus “Hai maut, dimanakah
kemenanganmu? Hai maut dimanakah sengatmu?” ( 2 Kor. 15: 54-57).
Sabda Kristus adalah keselamatan
kita dari kutuk kematian dan sabda Kristus-lah yang menjadi senjata kita
melawan kuasa iblis. Melalui nas ini kita diingatkan bahwa ada godaan iblis
yang membuat kita terjerumus ke dalam maut, tetapi ada sabda Kristus yang akan
membawa kita pada kehidupan. Yang kita perlukan adalah keyakinan iman, “Siapakah
yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?” ketika keyakinan iman kita teguh
di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka apapun kondisi dalam hidup ini yang mungkin
akan dipakai oleh iblis baik itu penindasan, kesesakan, penganiyayaan,
kelaparan, bahaya sekali-kali tidak akan memisahkan kita dari kasih Kristus
(Roma 8: 35-39).
Dalam nas bahasan kita kali ini
mengisahkan mengenai awal mula manusia jatuh kedalam dosa, sehingga dalam surat
Rasul Paulus dinyatakan: “Sama seperti
dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut,
demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang
telah berbuat dosa” (Roma 5: 12). Jika dengan teliti kita mengikuti
rangkaian kisah kejatuhan manusia dalam dosa maka kita akan mendapati bahwa ketika
Tuhan menempatkan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu di
tengah taman dan memberikan larangan untuk memakanNya
bukanlah jebakan bagi manusia yang diciptakanNya, namun itulah yang menandakan bahwa sesungguhnya Allah menciptakan manusia itu dengan begitu sempurnanya, karena manusia dicipta dengan memiliki kebebasan dalam bertindak dan berbuat. Namun dalam kebebasan itu, sebagai pencipta, Tuhan memberi FirmanNya sebagai petunjuk hidup manusia.
bukanlah jebakan bagi manusia yang diciptakanNya, namun itulah yang menandakan bahwa sesungguhnya Allah menciptakan manusia itu dengan begitu sempurnanya, karena manusia dicipta dengan memiliki kebebasan dalam bertindak dan berbuat. Namun dalam kebebasan itu, sebagai pencipta, Tuhan memberi FirmanNya sebagai petunjuk hidup manusia.
Namun dosa telah memasuki
kehidupan manusia ketika Firman Tuhan di abaikan hanya karena menuruti kehendak
dan keinginan dagingnya sebagai bentuk ketidak percayaan kepada Tuhan, kita
dapat perhatikan bagaimana akhirnya Hawa mengambil dan memakan buah pohon
kehidupan itu “Perempuan itu melihat,
bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, dan sedap kelihatannya”. Bahwa perempuan itu telah mengabaikan
Firman Tuhan ketika dari dalam dirinya ada keinginan “Sedap kelihatannya” dan
juga telah memberikan penilaian tersendiri akan buah pohon itu “Baik untuk di makan”.
Dalam surat Yakobus dinyatakan bagaimana tiap-tiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri dan ketika dibuahi akan melahirkan dosa (Yak. 1: 14-15).
Tidak dapat dipungkiri kehadiran
iblis penggoda yang dapat memanfaatkan apapun disekitar kita sebagai godaan
agar kita terjerumus ke dalam dosa bahkan kita ketahui bahwa iblis begitu lihai
memperalat Firman Allah untuk menggoda manusia, namun bagaimana pun itu kita
tidak dapat begitu saja mempersalahkan iblis akan dosa yang kita perbuat. Semuanya
tergantung sikap dan tindakan kita untuk merespon Firman Allah. Iblis akan
berkuasa atas kehidupan kita hanya jika kita memberikan kuasa kepadanya.
Segala bentuk dosa memiliki
konsekuensi, bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Sehingga Tuhan menghalau
manusia itu keluar dari Taman Eden agar manusia itu jangan mengambil buah Pohon
Kehidupan sehingga ia hidup untuk selama-lamanya (Kej. 322-23). Penderitaan,
kekusahan dan kesakitan adalah konsekuensi dari dosa, hal ini adalah
konsekuensi yang akan diterima manusia yang mengabaikan Perintah Tuhan.
Memasuki minggu-minggu peringatan
penderitaan Tuhan Yesus, kita senantiasa diingatkan dan diteguhkan bagaimana
kasih Allah terhadap manusia. Karena manusia tidak akan mungkin dapat lepas dan
selamat dari kuasa dosa jika hanya dengan usahanya sendiri, maka keselamatan
manusia hanya mungkin terjadi oleh anugerah Allah, dan anugerah itu hanya akan
terjadi melalui penebusan Yesus Kristus (Yoh. 3:16; Roma 3:25). Anugerah Allah
dalam Yesus Kristus adalah untuk menyelamatkan, sebab karena kasihNya Ia tidak
berkenan akan kematian orang fasik, melainkan pertobatan orang fasik agar ia
hidup (Yeh. 33:11).
Jalan keselamatan melalui
pengampunan dosa itu telah diperlihatkan melalui Yesus Kristus, sekali lagi dan
untuk terakhir kalinya Allah menuntut kepercayaan kita, apakah kita juga akan
mengabaikan salib Kristus? Kita adalah orang-orang yang telah dimenangkan oleh
Kristus “Hai maut, dimanakah
kemenanganmu? Hai maut dimanakah sengatmu?” ( 2 Kor. 15: 54-57).
Sabda Kristus adalah keselamatan
kita dari kutuk kematian dan sabda Kristus-lah yang menjadi senjata kita
melawan kuasa iblis. Melalui nas ini kita diingatkan bahwa ada godaan iblis
yang membuat kita terjerumus ke dalam maut, tetapi ada sabda Kristus yang akan
membawa kita pada kehidupan. Yang kita perlukan adalah keyakinan iman, “Siapakah
yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?” ketika keyakinan iman kita teguh
di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka apapun kondisi dalam hidup ini yang mungkin
akan dipakai oleh iblis baik itu penindasan, kesesakan, penganiyayaan,
kelaparan, bahaya sekali-kali tidak akan memisahkan kita dari kasih Kristus
(Roma 8: 35-39).
No comments :
Post a Comment