Bacaan Firman Tuhan: Ayub 23: 10-17
Ayub memberikan tanggapan atas pernyataan Elifas di pasal 22 bahwa Tuhan itu adil, penderitaan Ayub adalah karena dosanya, dan dia perlu melakukan pertobatan. Dan Elifas mencoba menyebutkan dosa-dosa yang sekiranya dilakukan oleh Ayub. Kemudian di pasal 23 ini, Ayub menjawab pernyataan Elifas ini dengan ingin bertemu dengan Tuhan untuk memperoleh pengadilan yang adil, namun Ayub tidak dapat menemui Tuhan (23:1-9). Artinya Ayub siap berjumpa dengan Tuhan dan berdiri di peradilan Tuhan untuk membuktikan bahwa dosa-dosa yang disebutkan oleh Elifas itu tidaklah benar. Maka selanjutnya dalam nas pembahasan kita saat ini, Ayub menyatakan bahwa dirinya siap diuji dan diselidiki oleh Tuhan.
23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya
Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
Ayub mengungkapkan imannya
bahwa Tuhan adalah maha tahu, maka pastinya Tuhan mengetahui dengan persis
bagaimana jalan hidupnya. Sehingga dosa-dosa yang dituduhkan oleh Elifas itu
tidak mempunyai dasar bahwa Ayub menderita karena dosa-dosa itu. Bahkan ditambahkannya
lagi, jika Tuhan menguji Ayub seperti dalam perapian maka yang didapati dalam
diri Ayub adalah emas yang murni. Artinya Ayub siap untuk di uji oleh Tuhan,
dan hasil pengujian itu pasti akan di dapati Ayub yang memiliki pribadi yang
baik.
23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku
menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang. 23:12 Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar,
dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.
Kemudian dilanjutkannya,
bahwa disepanjang hidupnya, tetap mengikuti Tuhan. Apa yang Tuhan perintahkan
itulah yang ditaatinya. Dia tidak pernah menyimpang ke kiri atau ke kanan,
tetapi dia tetap fokus kepada Tuhan dalam hidupnya. Ayub sangat menghargai
firman yang diucapkan oleh Tuhan sehingga selalu tersimpan dalam dirinya. Ayub selalu
memperhatikan langkah-langkah hidupnya untuk terus mengikut Tuhan dengan tidak
melanggar apapun perintah dan hukumNya.
23:13
Tetapi Ia tidak pernah berubah -- siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang
dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. 23:14 Karena Ia akan menyelesaikan apa
yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.
Disini Ayub hendak memberi
jawab bahwa penderitaannya bukanlah karena dosa-dosanya, tetapi kita harus
tunduk pada kuasa Tuhan. Dikatakannya bahwa Tuhan tidak pernah berubah, bahwa
Tuhan tidak ada dari manusia yang dapat mengintervensi rencana Tuhan. Sekalipun
Ayub menganggap bahwa penderitaannya bukanlah karena dosanya, tetapi Ayub
tunduk pada hikmat Tuhan, bahwa Tuhan pasti akan menggenapi segala jalan-jalan
dan kehendakNya atas hidupnya. Sekalipun Ayub merasa dirinya menderita bukanlah
karena dosa-dosanya, tetapi Ayub menyadari bahwa semua yang terjadi dalam
hidupnya ada maksud dan rencana Tuhan yang tersembunyi yang tidak dapat
dipahami dan dimengerti oleh manusia.
23:15
Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan,
maka aku ketakutan terhadap Dia. 23:16 Allah telah membuat aku putus asa, Yang
Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar; 23:17 sebab bukan karena kegelapan aku
binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."
Maka semakin gemetarlah
Ayub karena semua yang terjadi ini, sebab sungguh Tuhan itu tidak bisa
dijangkau dengan akal dan pikiran manusia. Jika bukan karena perbuatan dosa
yang mengakibatkannya berdosa, maka semua yang terjadi dalam hidupnya adalah
dalam rancangan Tuhan yang sulit dipahami oleh manusia. Maka yang sedang
ditakutkan oleh Ayub bukanlah karena penderitaan yang sedang terjadi dalam
hidupnya, tetapi karena begitu lemahnya dia untuk manjangkau kebesaran Tuhan
yang sedang terjadi dalam hidupnya. Sungguh tidak terselami pikiran manusia jalan-jalan
Tuhan.
Renungan:
1. Dari
permulaan kitab Ayub ini, Tuhan sudah menyatakan bahwa Ayub adalah seorang yang
saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (1: 8). Demikian juga
dalam nas ini bahwa Ayub bersaksi tentang dirinya, bahwa dia tidak pernah
menyimpang dari jalan Tuhan, bahkan dia selalu menyimpan firman Tuhan dalam
sabunarinya. Maka kita menerima suatu teladan hidup yang baik dari Ayub untuk
menjadi seorang yang mampu mempertanggungjawabkan imannya kepada Tuhan,
sekalipun Ayub diperhadapkan pada pengadilan Tuhan. Maka demikianlah juga
dengan kita, mari kita memperhatikan jalan-jalan hidup kita, apakah kita sudah
benar-benar mengikuti jalan Tuhan dan selalu memegang erat firman Tuhan sebagai
sumber kehidupan kita? Dan sekiranya saat ini kita diperhadapkan pada
pengadilan Tuhan, apakah kita dengan yakin dapat memberi jawab untuk
mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan Tuhan?
Terlepas
dari dinamika yang terjadi sepanjang kitab Ayub ini, kita dapat melihat bahwa
ternyata hidup Ayub yang selama ini yang takut akan Tuhan dan menjauhi
kejahatan sungguh sangat berguna baginya saat dia menghadapi pergumulan. Yang membuat
Ayub dapat bertahan dalam pergumulannya adalah justru karena ketaatannya selama
ini kepada Tuhan. Siapapun bisa saja menghadapi berbagai ragam pergumulan,
namun iman yang dirawat dan bertumbuh dengan baik selama ini akan menguatkan
akan menguatkan seseorang ketika berhadapan dengan badai kehidupan.
2. Sebagaimana
firman Tuhan di Yeremia 29: 11 yang mengatakan “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan.” Bahwa kasih setia Tuhan itu adalah kekal selamanya. Jika saat ini
kita menghadapi pergumulan, bukan artinya Tuhan itu berubah menjadi tidak mengasihi
kita, tetapi kita yakin bahwa Allah tetap mengasihi kita sekalipun kita berada
dalam pergumulan.
3. Sama
seperti jawaban Ayub dalam nas ini, maka demikianlah juga dengan kita, bahwa
yang kita takuti itu bukan masalahnya, tetapi Tuhan yang berkuasa atas hidup
kita dan masalah kita. Jika kita menghadapi masalah maka jangan melihat dan
menghitung-hitung besarnya masalah tetapi lihatlah kepada Tuhan yang sanggup
dan dapat menolong kita keluar dari masalah. Bisa saja kita menganggap mustahil
untuk lepas dari masalah itu, tetapi jika kita memandang Tuhan dan datang
kepadaNya dengan kerendahan, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
No comments :
Post a Comment