Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Tuesday, October 5, 2021

Ayub 23: 10-17 Allah Yang Tidak Pernah Berubah

 Bacaan Firman Tuhan: Ayub 23: 10-17

Ayub memberikan tanggapan atas pernyataan Elifas di pasal 22 bahwa Tuhan itu adil, penderitaan Ayub adalah karena dosanya, dan dia perlu melakukan pertobatan. Dan Elifas mencoba menyebutkan dosa-dosa yang sekiranya dilakukan oleh Ayub. Kemudian di pasal 23 ini, Ayub menjawab pernyataan Elifas ini dengan ingin bertemu dengan Tuhan untuk memperoleh pengadilan yang adil, namun Ayub tidak dapat menemui Tuhan (23:1-9). Artinya Ayub siap berjumpa dengan Tuhan dan berdiri di peradilan Tuhan untuk membuktikan bahwa dosa-dosa yang disebutkan oleh Elifas itu tidaklah benar. Maka selanjutnya dalam nas pembahasan kita saat ini, Ayub menyatakan bahwa dirinya siap diuji dan diselidiki oleh Tuhan.

 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

Ayub mengungkapkan imannya bahwa Tuhan adalah maha tahu, maka pastinya Tuhan mengetahui dengan persis bagaimana jalan hidupnya. Sehingga dosa-dosa yang dituduhkan oleh Elifas itu tidak mempunyai dasar bahwa Ayub menderita karena dosa-dosa itu. Bahkan ditambahkannya lagi, jika Tuhan menguji Ayub seperti dalam perapian maka yang didapati dalam diri Ayub adalah emas yang murni. Artinya Ayub siap untuk di uji oleh Tuhan, dan hasil pengujian itu pasti akan di dapati Ayub yang memiliki pribadi yang baik.

 23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.  23:12 Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.

Kemudian dilanjutkannya, bahwa disepanjang hidupnya, tetap mengikuti Tuhan. Apa yang Tuhan perintahkan itulah yang ditaatinya. Dia tidak pernah menyimpang ke kiri atau ke kanan, tetapi dia tetap fokus kepada Tuhan dalam hidupnya. Ayub sangat menghargai firman yang diucapkan oleh Tuhan sehingga selalu tersimpan dalam dirinya. Ayub selalu memperhatikan langkah-langkah hidupnya untuk terus mengikut Tuhan dengan tidak melanggar apapun perintah dan hukumNya.

23:13 Tetapi Ia tidak pernah berubah -- siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. 23:14 Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.

Disini Ayub hendak memberi jawab bahwa penderitaannya bukanlah karena dosa-dosanya, tetapi kita harus tunduk pada kuasa Tuhan. Dikatakannya bahwa Tuhan tidak pernah berubah, bahwa Tuhan tidak ada dari manusia yang dapat mengintervensi rencana Tuhan. Sekalipun Ayub menganggap bahwa penderitaannya bukanlah karena dosanya, tetapi Ayub tunduk pada hikmat Tuhan, bahwa Tuhan pasti akan menggenapi segala jalan-jalan dan kehendakNya atas hidupnya. Sekalipun Ayub merasa dirinya menderita bukanlah karena dosa-dosanya, tetapi Ayub menyadari bahwa semua yang terjadi dalam hidupnya ada maksud dan rencana Tuhan yang tersembunyi yang tidak dapat dipahami dan dimengerti oleh manusia.

23:15 Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia. 23:16 Allah telah membuat aku putus asa, Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar; 23:17 sebab bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."

Maka semakin gemetarlah Ayub karena semua yang terjadi ini, sebab sungguh Tuhan itu tidak bisa dijangkau dengan akal dan pikiran manusia. Jika bukan karena perbuatan dosa yang mengakibatkannya berdosa, maka semua yang terjadi dalam hidupnya adalah dalam rancangan Tuhan yang sulit dipahami oleh manusia. Maka yang sedang ditakutkan oleh Ayub bukanlah karena penderitaan yang sedang terjadi dalam hidupnya, tetapi karena begitu lemahnya dia untuk manjangkau kebesaran Tuhan yang sedang terjadi dalam hidupnya. Sungguh tidak terselami pikiran manusia jalan-jalan Tuhan.

Renungan:

     1.     Dari permulaan kitab Ayub ini, Tuhan sudah menyatakan bahwa Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (1: 8). Demikian juga dalam nas ini bahwa Ayub bersaksi tentang dirinya, bahwa dia tidak pernah menyimpang dari jalan Tuhan, bahkan dia selalu menyimpan firman Tuhan dalam sabunarinya. Maka kita menerima suatu teladan hidup yang baik dari Ayub untuk menjadi seorang yang mampu mempertanggungjawabkan imannya kepada Tuhan, sekalipun Ayub diperhadapkan pada pengadilan Tuhan. Maka demikianlah juga dengan kita, mari kita memperhatikan jalan-jalan hidup kita, apakah kita sudah benar-benar mengikuti jalan Tuhan dan selalu memegang erat firman Tuhan sebagai sumber kehidupan kita? Dan sekiranya saat ini kita diperhadapkan pada pengadilan Tuhan, apakah kita dengan yakin dapat memberi jawab untuk mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan Tuhan?

 

Terlepas dari dinamika yang terjadi sepanjang kitab Ayub ini, kita dapat melihat bahwa ternyata hidup Ayub yang selama ini yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan sungguh sangat berguna baginya saat dia menghadapi pergumulan. Yang membuat Ayub dapat bertahan dalam pergumulannya adalah justru karena ketaatannya selama ini kepada Tuhan. Siapapun bisa saja menghadapi berbagai ragam pergumulan, namun iman yang dirawat dan bertumbuh dengan baik selama ini akan menguatkan akan menguatkan seseorang ketika berhadapan dengan badai kehidupan.

     2.     Sebagaimana firman Tuhan di Yeremia 29: 11 yang mengatakan “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Bahwa kasih setia Tuhan itu adalah kekal selamanya. Jika saat ini kita menghadapi pergumulan, bukan artinya Tuhan itu berubah menjadi tidak mengasihi kita, tetapi kita yakin bahwa Allah tetap mengasihi kita sekalipun kita berada dalam pergumulan.

     3.     Sama seperti jawaban Ayub dalam nas ini, maka demikianlah juga dengan kita, bahwa yang kita takuti itu bukan masalahnya, tetapi Tuhan yang berkuasa atas hidup kita dan masalah kita. Jika kita menghadapi masalah maka jangan melihat dan menghitung-hitung besarnya masalah tetapi lihatlah kepada Tuhan yang sanggup dan dapat menolong kita keluar dari masalah. Bisa saja kita menganggap mustahil untuk lepas dari masalah itu, tetapi jika kita memandang Tuhan dan datang kepadaNya dengan kerendahan, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Ayub 23: 10-17 Allah Yang Tidak Pernah Berubah

 Bacaan Firman Tuhan: Ayub 23: 10-17

Ayub memberikan tanggapan atas pernyataan Elifas di pasal 22 bahwa Tuhan itu adil, penderitaan Ayub adalah karena dosanya, dan dia perlu melakukan pertobatan. Dan Elifas mencoba menyebutkan dosa-dosa yang sekiranya dilakukan oleh Ayub. Kemudian di pasal 23 ini, Ayub menjawab pernyataan Elifas ini dengan ingin bertemu dengan Tuhan untuk memperoleh pengadilan yang adil, namun Ayub tidak dapat menemui Tuhan (23:1-9). Artinya Ayub siap berjumpa dengan Tuhan dan berdiri di peradilan Tuhan untuk membuktikan bahwa dosa-dosa yang disebutkan oleh Elifas itu tidaklah benar. Maka selanjutnya dalam nas pembahasan kita saat ini, Ayub menyatakan bahwa dirinya siap diuji dan diselidiki oleh Tuhan.

 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

Ayub mengungkapkan imannya bahwa Tuhan adalah maha tahu, maka pastinya Tuhan mengetahui dengan persis bagaimana jalan hidupnya. Sehingga dosa-dosa yang dituduhkan oleh Elifas itu tidak mempunyai dasar bahwa Ayub menderita karena dosa-dosa itu. Bahkan ditambahkannya lagi, jika Tuhan menguji Ayub seperti dalam perapian maka yang didapati dalam diri Ayub adalah emas yang murni. Artinya Ayub siap untuk di uji oleh Tuhan, dan hasil pengujian itu pasti akan di dapati Ayub yang memiliki pribadi yang baik.

 23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.  23:12 Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.

Kemudian dilanjutkannya, bahwa disepanjang hidupnya, tetap mengikuti Tuhan. Apa yang Tuhan perintahkan itulah yang ditaatinya. Dia tidak pernah menyimpang ke kiri atau ke kanan, tetapi dia tetap fokus kepada Tuhan dalam hidupnya. Ayub sangat menghargai firman yang diucapkan oleh Tuhan sehingga selalu tersimpan dalam dirinya. Ayub selalu memperhatikan langkah-langkah hidupnya untuk terus mengikut Tuhan dengan tidak melanggar apapun perintah dan hukumNya.

23:13 Tetapi Ia tidak pernah berubah -- siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. 23:14 Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.

Disini Ayub hendak memberi jawab bahwa penderitaannya bukanlah karena dosa-dosanya, tetapi kita harus tunduk pada kuasa Tuhan. Dikatakannya bahwa Tuhan tidak pernah berubah, bahwa Tuhan tidak ada dari manusia yang dapat mengintervensi rencana Tuhan. Sekalipun Ayub menganggap bahwa penderitaannya bukanlah karena dosanya, tetapi Ayub tunduk pada hikmat Tuhan, bahwa Tuhan pasti akan menggenapi segala jalan-jalan dan kehendakNya atas hidupnya. Sekalipun Ayub merasa dirinya menderita bukanlah karena dosa-dosanya, tetapi Ayub menyadari bahwa semua yang terjadi dalam hidupnya ada maksud dan rencana Tuhan yang tersembunyi yang tidak dapat dipahami dan dimengerti oleh manusia.

23:15 Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia. 23:16 Allah telah membuat aku putus asa, Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar; 23:17 sebab bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."

Maka semakin gemetarlah Ayub karena semua yang terjadi ini, sebab sungguh Tuhan itu tidak bisa dijangkau dengan akal dan pikiran manusia. Jika bukan karena perbuatan dosa yang mengakibatkannya berdosa, maka semua yang terjadi dalam hidupnya adalah dalam rancangan Tuhan yang sulit dipahami oleh manusia. Maka yang sedang ditakutkan oleh Ayub bukanlah karena penderitaan yang sedang terjadi dalam hidupnya, tetapi karena begitu lemahnya dia untuk manjangkau kebesaran Tuhan yang sedang terjadi dalam hidupnya. Sungguh tidak terselami pikiran manusia jalan-jalan Tuhan.

Renungan:

     1.     Dari permulaan kitab Ayub ini, Tuhan sudah menyatakan bahwa Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (1: 8). Demikian juga dalam nas ini bahwa Ayub bersaksi tentang dirinya, bahwa dia tidak pernah menyimpang dari jalan Tuhan, bahkan dia selalu menyimpan firman Tuhan dalam sabunarinya. Maka kita menerima suatu teladan hidup yang baik dari Ayub untuk menjadi seorang yang mampu mempertanggungjawabkan imannya kepada Tuhan, sekalipun Ayub diperhadapkan pada pengadilan Tuhan. Maka demikianlah juga dengan kita, mari kita memperhatikan jalan-jalan hidup kita, apakah kita sudah benar-benar mengikuti jalan Tuhan dan selalu memegang erat firman Tuhan sebagai sumber kehidupan kita? Dan sekiranya saat ini kita diperhadapkan pada pengadilan Tuhan, apakah kita dengan yakin dapat memberi jawab untuk mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan Tuhan?

 

Terlepas dari dinamika yang terjadi sepanjang kitab Ayub ini, kita dapat melihat bahwa ternyata hidup Ayub yang selama ini yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan sungguh sangat berguna baginya saat dia menghadapi pergumulan. Yang membuat Ayub dapat bertahan dalam pergumulannya adalah justru karena ketaatannya selama ini kepada Tuhan. Siapapun bisa saja menghadapi berbagai ragam pergumulan, namun iman yang dirawat dan bertumbuh dengan baik selama ini akan menguatkan akan menguatkan seseorang ketika berhadapan dengan badai kehidupan.

     2.     Sebagaimana firman Tuhan di Yeremia 29: 11 yang mengatakan “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Bahwa kasih setia Tuhan itu adalah kekal selamanya. Jika saat ini kita menghadapi pergumulan, bukan artinya Tuhan itu berubah menjadi tidak mengasihi kita, tetapi kita yakin bahwa Allah tetap mengasihi kita sekalipun kita berada dalam pergumulan.

     3.     Sama seperti jawaban Ayub dalam nas ini, maka demikianlah juga dengan kita, bahwa yang kita takuti itu bukan masalahnya, tetapi Tuhan yang berkuasa atas hidup kita dan masalah kita. Jika kita menghadapi masalah maka jangan melihat dan menghitung-hitung besarnya masalah tetapi lihatlah kepada Tuhan yang sanggup dan dapat menolong kita keluar dari masalah. Bisa saja kita menganggap mustahil untuk lepas dari masalah itu, tetapi jika kita memandang Tuhan dan datang kepadaNya dengan kerendahan, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Khotbah Minggu / Pergumulan Hidup dengan judul Ayub 23: 10-17 Allah Yang Tidak Pernah Berubah . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2021/10/ayub-23-10-17-allah-yang-tidak-pernah.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Ayub 23: 10-17 Allah Yang Tidak Pernah Berubah "