Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 31:8-16
Mazmur 31 ini memperlihatkan bagaimana berat penderitaan yang dihadapi oleh pemazmur yang sampai membuat tubuh dan jiwanya merana. Tubuhnya semakin melemah karena tangisan dan duka yang berkepanjangan. Penderitaannya juga diperparah lagi ketika sikap teman-teman dan kenalannya seakan tidak pernah mengenalnya dan orang yang memusuhinya yang sudah siap untuk mencabut nyawanya. Maka pemazmur menggambarkan dirinya seperti barang yang pecah, yang hendak menggambarkan betapa hancurnya kehidupannya oleh karena tekanan penderitaan yang dihadapinya.
Apa
yang bisa dilakukannya? Tubuh dan jiwanya yang sudah merana tidak akan mungkin
dapat berbuat bagi dirinya sendiri. Dia juga tidak bisa mengandalkan orang
lain, sebab teman dan kenalannya sendiri pun sudah tidak mau mendekat dan sudah
menganggap dia tidak ada. Artinya jika mengandalkan kemampuannya maupun
mengandalkan orang lain mustahil dia akan sanggup mengatasi pergumulannya yang
berat itu.
Seandainya
pemazmur ini adalah orang yang tidak beriman mungkin sudah sakit jiwa atau
mungkin bunuh diri, tetapi karena dia adalah seorang yang beriman kepada Tuhan,
andalan hidupnya hanyalah Tuhan. Pemazmur mengungkapkan dalam doanya bahwa
hidupnya ada di tangan Tuhan bukan ditangan musuh-musuhnya.
Pemazmur
memiliki keteguhan iman bahwa dia memiliki Allah yang penuh dengan kasih setia.
Pemazmur percaya bahwa kasih setia Tuhan itu nyata, yaitu bahwa Tuhan menilik,
memperhatikan dan menegakkannya dalam pergumulan yang sedang dihadapinya.
Sehingga sekalipun pergumulannya itu terasa sangat berat, namun dia dapat
bersorak sorai dan bersukacita karena imannya kepada Tuhan.
Saat
kita hendak memasuki peringatan masa sengsara dan kematian Tuhan Yesus, Mazmur
31 ini menjadi perenungan yang sangat mendalam bagi kita. Apa yang dialami oleh
pemazmur ini menggambarkan kesengsaraan kita yang dihancurkan oleh kuasa dosa.
Tidak ada yang dapat kita perbuat untuk keselamatan diri kita, tidak ada yang
dapat diperbuat oleh orang lain untuk menyelamatkan kita, sementara musuh kita
si iblis sudah siap untuk menyerang kita. Dosa telah membuat tubuh dan jiwa
kita merana, dosa yang mendatangkan duka, tangisan, kesakitan, kelemahan.
Tetapi,
sama seperti pemazmur yang bersorak sorai dan bersukacita karena mengimani ada
Tuhan yang penuh dengan kasih setia, demikian juga dengan kita diajak untuk
bersorak sorai menyambut kasih setia Tuhan. Memasuki minggu palmarum, kita
mengingat Yesus yang memasuki Yerusalem yang disambut dengan sorak-sorai.
Ketika Yesus memasuki Yerusalem ini artinya bahwa waktunya sudah dekat bahwa
Yesus akan menghadapi penderitaanNya dan mati di kayu salib, namun walaupun
demikian, sukacita dan sorak-sorai orang-orang yang menyambutnya tidak dapat
terbendung seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus “Jika mereka ini diam, maka
batu ini akan berteriak” (Luk.19:40).
Merenungkan
Mazmur 31 ini di minggu Palmarum, kita diarahkan untuk merenungkan sikap yang
iman yang diperlihatkan oleh pemazmur, bahwa dalam kesengsaraannya, pemazmur
percaya bahwa Tuhan tidak akan diam, tetapi Tuhan menilik, memperhatikan dan Tuhan
menegakkannya adalah karena kasih setia Tuhan. Dan inilah yang kita lihat di
peristiwa saat Yesus akan memasuki Yerusalem, ini adalah bukti dari kasih setia
Tuhan kepada kita, bahwa dalam kesengsaraan kita karena dosa Tuhan datang
menghampiri kita yang ada dalam penderitaan bahkan Dia yang datang untuk
menanggung penderitaan kita dengan mengorbankan diriNya mati di kayu salib. Sehingga
di dalam iman kita selayaknya bersorak sorai dan bersukacita menyambut
keselamatan yang Tuhan bawa dalam hidup kita.
Maka
firman Tuhan yang kita renungkan saat ini mengingatkan kita untuk selalu
menyerahkan diri kepada Tuhan, sebab tidak ada yang bisa kita andalkan di dunia
ini. Ketika kita sedang menghadapi beban hidup yang berat, tubuh dan jiwa kita
dapat melemah, orang-orang dekat bisa menjauhi kita, namun Tuhan penuh dengan
kasih setia, Dia menilik, memperhatikan apa yang sedang terjadi dalam hidup
kita dan Tuhan akan bertindak untuk keselamatan kita, dan inilah yang telah
dilakukan oleh Tuhan Yesus dalam hidup kita, bahwa kasih Tuhan itu nyata dan
bekerja dalam hidup kita.
Mungkin kita perah punya pengalaman hidup saat menghadapi pengumulan yang membuat tubuh dan pikiran kita tidak terkendali, tubuh kita lemah bukan karena mengerjakan pekerjaan yang berat, hati dan pikiran kita yang lelah yang selalu memikir-mikirkan masalah yang sedang terjadi. Tetapi Firman Tuhan hendak mengingatkan kita, siapa yang dapat kita andalkan? bukan pikiran kita, bukan kekuatan kita bukan juga orang lain, tetapi hanya Tuhan saja, sebab hidup kita ada ditanganNya, Dia yang berkuasa melepaskan kita dari beban hidup kita yang berat.
5 comments :
Jesus bless u...
Yes you can
Haleluya
Puji TUHAN
Hanya Tuhan Yesus saja yang bisa diandalkan dalam hidup ini ..
Amiien..
Post a Comment