Bacaan
Firman Tuhan: Yohanes 1: 14-18
Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi
kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang
telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Siapakah
Yesus? melalui nas ini diterangkan bahwa Yohanes Pembaptis
sebagai nabi terakhir yang mengemban tugas penting mempersiapkan jalan bagi
Tuhan. Pekerjaan Yohanes Pembaptis menjadi puncak dari segala apa yang telah
dilakukan oleh nabi-nabi pendahulunya dalam Perjanjian Lama.
Melalui
kesaksian Yohanes Pembaptis menerangkan bahwa walaupun Yesus datang setelah
nabi-nabi, tetapi Yesus telah ada sebelum nabi-nabi (ay. 15). Sebab
para nabi diutus oleh Allah adalah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan
Tuhan Yesus, hal ini sudah terlihat dari nubuatan-nuabuatan para nabi dalam
perjalanan hidup umat Israel bahkan sebelum Musa menerima taurat dari Tuhan.
Seberapa
istimewanya Yesus sampai begitu panjang penantian untuk mempersiapkan jalan
bagiNya?
Disepanjang
perjalanan umat Tuhan, Dia tetap menyatakan diri, keilahianNya dinyatakan melalui
para utusanNya dan nabi-nabiNya, namun kedatangan Mesias yang adalah Yesus
sungguh berbeda dari penyataan ilahi yang pernah dinyatakanNya kepada para
nabi. Melalui Yesus kristus, Dia menyatakan keilahianNya dengan menjadi manusia,
Tuhan yang menyatakan diri dalam daging. Dia Allah yang menyatakan diri dengan turut
ambil bagian di keadaan yang dialami oleh umatNya (Ibrani 2:14) dan
Dia juga adalah Allah yang mau tinggal diantara manusia, yang walaupun manusia
itu hidup dalam dosa, tetapi Dia mau datang untuk melawat umatNya yang berdosa,
Dia mau datang berkemah diantara manusia, untuk menggenapi nubuatan “hendaklah
ia tinggal dalam kemah Sem” (Kejadian 9:27; Zakharia 2:10).
Apakah hanya
sebatas itu Yesus menjadi istimewa untuk disambut? Dimanakah istimewanya Yesus jika hanya alasan
itu, sebab ada kepercayaan lain juga dengan versi yang berbeda bercerita
tentang dewa-dewanya yang menjadi manusia.
Disinilah keistimewaan
Yesus, bukan hanya karena Allah yang menjadi manusia tetapi kebenaran yang
dibawaNya, bahwa Dia adalah benar-benar Tuhan semesta alam. KedatanganNya
membawa pemberian yang paling berharga yang tidak akan bisa didapat selain dari
Tuhan Yesus yang datang dari sorga. Dia datang membawa “kasih karunia demi kasih karunia”,
kasih yang tidak berkesudahan, kasih tanpa syarat. Kasih karunia hanya dapat
diberi oleh Allah yang benar, disinilah kemuliaan Allah Tuhan kita Yesus
Kristus, yang tidak mungkin diberikan oleh manusia maupun allah lain.
Kasih karunia
adalah penggenapan firmanNya. Kebenaran firmanNya sejak pada mulanya telah
digenapi di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Melalui Tuhan kita Yesus Kristus
firman itu telah menjadi firman yang hidup, kasih karunia Tuhan telah menghidupkan
firmanNya dalam diri setiap orang yang percaya kepada Yesus.
Melalui Yesus
Kristus, firman Tuhan bukanlah perintah yang datang dari luar diri manusia,
hukum yang memaksa, tetapi firman yang bekerja dan yang dituliskan dalam hati
setiap orang yang percaya.
Mengenal
Yesus dengan benar dan sungguh-sungguh menjadi pengantar bagi kita dalam
menanti masa Natal dan juga penantian janji Tuhan Yesus tentang kedatanganNya
kembali. Siapa orang yang sedang kita
sambut akan terlihat dari cara kita menyambutnya. Demikian halnya penantian
kita kepada Tuhan Yesus, siapa Yesus dalam hidup kita akan terlihat juga dari
cara dan sikap kita menantiNya.
Kita bersukacita menyambut
Natal dan juga penantian kita akan kedatangan Yesus kembali ke dunia ini
memiliki dasar yang kokoh, bahwa:
Yang kita imani adalah Tuhan yang benar
Yang kita lakukan adalah firman yang benar (hidup)
Yang kita harapkan adalah janji Tuhan yang
benar (pasti)
Inilah dasar
sukacita kita merayakan iman kita dalam kehidupan sehari-hari. Kita hidup dalam
kasih karunia dan kebenaran dari Tuhan Yesus.
Kita bukanlah
umat yang bersungut-sungut, umat yang cengeng di tengah penderitaan, kita
bukanlah orang yang mudah diombang-ambingkan oleh ragam nafsu dunia yang segera
akan berlalu seperti rumput yang segera mengering. Tetapi kita adalah anak-anak
Tuhan yang selalu percaya akan kasih dan kebenaran Tuhan.
Jika saat ini
kita menderita bukan artinya Tuhan tidak mengasihi kita, sebab kita percaya
pada janji Tuhan. jika saat ini kita sedang bahagia, kita percaya ini bukan karena
kekuatan kita, tetapi itu adalah kasih Tuhan. sebab kasih, firman dan janji
Tuhan akan selalu bekerja dalam perjalanan kehidupan kita. itulah Tuhan Yesus
Allah yang kita imani dan percayai, Allah yang selalu beserta kita.
No comments :
Post a Comment