Bacaan
Firman Tuhan: Yohanes 6:24-35
“Akulah
roti hidup” – demikianlah Tuhan
Yesus menyatakan diriNya kepada orang banyak yang mencariNya. Yesus menyatakan
pikiran mereka untuk mengikutNya semata-mata hanyalah karena mereka telah keyang
dari roti yang diberikanNya melalui mujizat (Yoh.6:26). Kedatangan mereka bukan
untuk mengenal Yesus lebih jauh, namun hanya supaya dapat melihat dan menikmati
lagi roti dari mujizat Tuhan Yesus.
Dari
sikap orang-orang yang mencariNya, Yesus memberikan solusi atas pikiran mereka yang
sesat itu, yaitu supaya mencari roti kehidupan, yang terkandung di dalamnya
kekekalan, tidak lapar dan haus lagi. Roti hidup itu datangnya dari sorga,
sebagaimana Tuhan memberikan Manna kepada bangsa Israel di Padang gurun, dan
Roti Hidup itu sekarang telah datang ke dunia memberikan kepuasan dan kelegaan
kepada setiap orang yang mau mengikuti dan percaya kepadaNya.
Pangan
merupakan kebutuhan pokok kita. Setiap hari kita memerlukan makanan. Sehingga kita
harus menyadari bahwa sesungguhnya roti adalah tanda ketergantungan manusia
kepada Allah. Sebab segala sesuatunya adalah berasal dari Tuhan. Namun Tuhan
Yesus menyatakan pada kita bahwa ada yang lebih penting untuk kita miliki
selain dari roti yang mengenyangkan itu, yakni roti hidup. Makanan yang kita
konsumsi sehari-hari tentunya membuat kita kenyang, namun tidaklah bertahan
lama, sebab setelahnya kita akan kembali lapar. Tidak demikian dengan roti
hidup, yang dapat mengenyangkan dan melegakan kita sampai selama-lamanya.
Yang
mau kita cari bukanlah rotinya, tetapi sumber dari roti itu berasal. Permasalahannya
adalah siapa yang menjadi sumber hidup kita. Sehingga orang yang percaya kepada
Yesus sebagai roti kehidupan tidak asal hidup, asal makan. Tetapi memiliki visi
yang jauh kedepan, bahwa kita akan bersama-sama dengan Sumber Kehidupan itu
selamanya.
Maka
motivasi hidup kita harus jelas, kita bekerja bukan hanya untuk sekedar
memenuhi kebutuhan sejengkal perut, namun Tuhan Yesus mengatakan: “Bekerjalah,
bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang
bertahan sampai kepada hidup yang kekal..” (Yoh. 6:27). Konsep kerja
orang Kristen jauh lebih sekedar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi Tuhan mau
kita bekerja atas dasar iman kepada Tuhan yang memberikan kebutuhan kehidupan
kita. Tujuan kehidupan yang sesungguhnya bukan mencari hidup yang akan binasa,
tetapi hidup yang kekal.
Hidup manusia tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan
fisik saja, sebagaimana yang kita ketahui bersama tidak ada yang dapat
mempertahankan kekekalan kehidupan secara daging, namun Yesus menyadarkan kita
untuk memperhatikan kehidupan jauh ke depan bahwa ada hidup yang abadi dan itu
hanya dapat dimiliki oleh orang yang percaya kepada Kristus.
Gambaran
akan hal ini sangat jelas terlihat dari pikiran dai umat Israel ketika Tuhan
menurunkan Manna dan burung puyuh kepada mereka. Pikiran mereka yang duniawi
condong pada sungut-sungut dengan tidak memandang masa depan. Sebab bagaimana mungkin
mereka masih berpikiran tentang “kuali yang berisi daging dan makan roti sampai
kenyang”, bahwa di Mesir mereka dapat merasakan hal demikian. Mereka sedang
menyatakan tentang makanan yang sesungguhnya tidak berguna bagi hidup mereka.
Sebab mereka bisa saja kenyang dengan makanan enak di tanah Mesir, tetapi sama
sekali tidak akan berguna untuk masa depan mereka, sebab mereka akan tetap
menjadi budak. Tetapi Tuhan menuntun mereka keluar dari Mesir supaya mereka
dapat menjadi orang-orang yang merdeka dan berdaulat.
Demikianlah
halnya dengan Roti Hidup yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus, bahwa orang-orang
yang mencariNya itu menyadari bahwa ada yang lebih utama dari sekedar mencari
makanan untuk kebutuhan fisik, yakni makanan rohani. Roti Hidup hanya diperoleh
dengan percaya kepada Yesus yang turun dari sorga, yang memberikan jalan
kehidupan yang kekal kepada manusia.
Bacaan
Firman Tuhan: Yohanes 6:24-35
“Akulah
roti hidup” – demikianlah Tuhan
Yesus menyatakan diriNya kepada orang banyak yang mencariNya. Yesus menyatakan
pikiran mereka untuk mengikutNya semata-mata hanyalah karena mereka telah keyang
dari roti yang diberikanNya melalui mujizat (Yoh.6:26). Kedatangan mereka bukan
untuk mengenal Yesus lebih jauh, namun hanya supaya dapat melihat dan menikmati
lagi roti dari mujizat Tuhan Yesus.
Dari
sikap orang-orang yang mencariNya, Yesus memberikan solusi atas pikiran mereka yang
sesat itu, yaitu supaya mencari roti kehidupan, yang terkandung di dalamnya
kekekalan, tidak lapar dan haus lagi. Roti hidup itu datangnya dari sorga,
sebagaimana Tuhan memberikan Manna kepada bangsa Israel di Padang gurun, dan
Roti Hidup itu sekarang telah datang ke dunia memberikan kepuasan dan kelegaan
kepada setiap orang yang mau mengikuti dan percaya kepadaNya.
Pangan
merupakan kebutuhan pokok kita. Setiap hari kita memerlukan makanan. Sehingga kita
harus menyadari bahwa sesungguhnya roti adalah tanda ketergantungan manusia
kepada Allah. Sebab segala sesuatunya adalah berasal dari Tuhan. Namun Tuhan
Yesus menyatakan pada kita bahwa ada yang lebih penting untuk kita miliki
selain dari roti yang mengenyangkan itu, yakni roti hidup. Makanan yang kita
konsumsi sehari-hari tentunya membuat kita kenyang, namun tidaklah bertahan
lama, sebab setelahnya kita akan kembali lapar. Tidak demikian dengan roti
hidup, yang dapat mengenyangkan dan melegakan kita sampai selama-lamanya.
Yang
mau kita cari bukanlah rotinya, tetapi sumber dari roti itu berasal. Permasalahannya
adalah siapa yang menjadi sumber hidup kita. Sehingga orang yang percaya kepada
Yesus sebagai roti kehidupan tidak asal hidup, asal makan. Tetapi memiliki visi
yang jauh kedepan, bahwa kita akan bersama-sama dengan Sumber Kehidupan itu
selamanya.
Maka
motivasi hidup kita harus jelas, kita bekerja bukan hanya untuk sekedar
memenuhi kebutuhan sejengkal perut, namun Tuhan Yesus mengatakan: “Bekerjalah,
bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang
bertahan sampai kepada hidup yang kekal..” (Yoh. 6:27). Konsep kerja
orang Kristen jauh lebih sekedar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi Tuhan mau
kita bekerja atas dasar iman kepada Tuhan yang memberikan kebutuhan kehidupan
kita. Tujuan kehidupan yang sesungguhnya bukan mencari hidup yang akan binasa,
tetapi hidup yang kekal.
Hidup manusia tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan
fisik saja, sebagaimana yang kita ketahui bersama tidak ada yang dapat
mempertahankan kekekalan kehidupan secara daging, namun Yesus menyadarkan kita
untuk memperhatikan kehidupan jauh ke depan bahwa ada hidup yang abadi dan itu
hanya dapat dimiliki oleh orang yang percaya kepada Kristus.
Gambaran
akan hal ini sangat jelas terlihat dari pikiran dai umat Israel ketika Tuhan
menurunkan Manna dan burung puyuh kepada mereka. Pikiran mereka yang duniawi
condong pada sungut-sungut dengan tidak memandang masa depan. Sebab bagaimana mungkin
mereka masih berpikiran tentang “kuali yang berisi daging dan makan roti sampai
kenyang”, bahwa di Mesir mereka dapat merasakan hal demikian. Mereka sedang
menyatakan tentang makanan yang sesungguhnya tidak berguna bagi hidup mereka.
Sebab mereka bisa saja kenyang dengan makanan enak di tanah Mesir, tetapi sama
sekali tidak akan berguna untuk masa depan mereka, sebab mereka akan tetap
menjadi budak. Tetapi Tuhan menuntun mereka keluar dari Mesir supaya mereka
dapat menjadi orang-orang yang merdeka dan berdaulat.
Demikianlah
halnya dengan Roti Hidup yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus, bahwa orang-orang
yang mencariNya itu menyadari bahwa ada yang lebih utama dari sekedar mencari
makanan untuk kebutuhan fisik, yakni makanan rohani. Roti Hidup hanya diperoleh
dengan percaya kepada Yesus yang turun dari sorga, yang memberikan jalan
kehidupan yang kekal kepada manusia.
No comments :
Post a Comment