Bacaan
Firman Tuhan: Mazmur 43: 1-5; 1 Tesalonika 2: 9-13
“Rasanya bodoh jika kita
berpikir bahwa kita tidak rentan” – Max Lucado. Suatu kekeliruan
besar jika kita katakan bahwa “saya
adalah orang yang paling sial, ...bodoh, ...malang, ...menderita, dsb..”.
Setiap orang dalam kehidupan ini pastinya akan sama-sama merasakan badai
kehidupan. Semisal ada yang mampu bertahan secara fisik, namun ‘tak kuat
menahan beban dengan pikiran. Ada yang mampu bertahan secara ekonomi, namun
dalam hubungan keluarga menghadapi pergumulan. Dan demikian juga sebaliknya. Ada
berbagai macam bentuk badai kehidupan yang dirasakan setiap orang.
Ketika badai kehidupan itu
datang menerpa kita, maka apa yang akan kita lakukan? Mazmur 43 akan
memperlihatkan pada kita sikap dari seorang (pemazmur) yang sedang menghadapi
badai kehidupan yang sungguh amat berat. Ketika dia sebagai yang benar harus
menghadapi tekanan dari musuhnya yang tidak saleh, orang penipu dan curang. Sampai
harus mengatakan “Mengapa Engkau membuang aku?”. Dalam pergumulan yang dihadapi
pemazmur ini apakah hendak ingin mengatakan bahwa Tuhan tidak memperdulikan
hidup orang benar?
Tetapi sebaliknya, kita
menemukan bahwa pemazmur ingin menekankan bagi kita, seberat apapun masalah
tetaplah hanya Allah satu-satunya penolong atas masalah yang dihadapinya. Hanya
bersama Tuhan ada sukacita dan kegembiraan (ay.4), betapapun pergumulan yang
besar dihadapinya tidak akan merenggut sukacita dan kegembiraannya. Sebab pemazmur
yakin tidak ada yang dapat mengusik sukacitanya sebab Tuhanlah yang akan tampil
dalam perkaranya. Maka dengan dengan keyakinan yang teguh pemazmur mampu
menyatakan “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di
dalam diriku? Sepertinya kalimat ini adalah wujud kesedihan, tetapi ini
adalah ungkapan keyakinan akan pertolongan Tuhan yang membangkitkan semangat
mengadapi kesulitan bersama Tuhan.
Sehingga tidak ada sikap
lain yang boleh ditunjukkan selain “Bersyukur”.
Mengapa? Sebab seberat apapun masalah yang dihadapi, ternyata masalah itu tidak
lebih dari kebesaran Tuhan yang mengatasi kehidupan ini. Firman Tuhan
mengatakan “Ucapkanlah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Efesus 5:20). Ucapan syukur
kepada Allah telah membuat kita mampu melewati hal-hal yang sukar, yang
mengarahkan pandangan kita kepada Allah yang berkuasa dan menjauh dari
ketakutan. Dengan bersyukur, kita telah membalikkan keadaan menjadi lebih baik.
Kita tidak lagi terbawa derasnya arus kesulitan, namun telah mampu untuk
menguasai diri untuk bertahan sebari menanti pertolongan Tuhan.
Yang selalu berpengharapan
pada Tuhan akan selalu menerima kuasa Allah yang luar biasa. Tuhan yang
mengendalikan segala sesuatu pasti akan mendatangkan kebaikan bagi setiap orang
yang mengasihi Allah (Roma 8: 28). Tuhan tidak merancangkan kecelakaan maupun
penderitaan dalam hidup kita, namun Tuhan dengan kuasaNya yang besar akan
sanggup membalikkan keadaan justu menjadi kebaikan bagi kita. Dalam setiap
krisis dan masalah yang terjadi Tuhan ada dan bahkan sedang bekerja
mendatangkan kebaikan yang justru lebih jauh dari yang kita harapkan dan
pikirkan.
Tuhan tidak diam, Tuhan
tidak tidur ketika kita menghadapi pergumulan. Dia berkuasa menguatkan dan
menyelamatkan hidup kita. Tuhan sedang menantikan seruan kita memohon kuasaNya,
maka Tuhan akan menguatkan dan menuntun kita kejalan kebaikan yang
dirancangkanNya.
Ketika menghadapi badai
kehidupan biarlah Firman Tuhan Yesus selalu mengingatkan kita untuk tetap
menyerahkan hidup hanya pada Tuhan “Dimanakah kepercayaanmu?” Sehingga kita
tidak biarkan bisikan iblis menguasai hati dan pikiran kita untuk menjauh dari
kuasa Tuhan.
No comments :
Post a Comment