Bacaan Firman Tuhan Matius 22:15-22; Yesaya 45:1-7
Orang
farisi melihat bahwa Yesus telah menjadi suatu masalah yang dapat mengganggu
posisi mereka sebagai pemimpin umat. Maka segala cara mereka lakukan agar dapat
menyingkirkan Yesus. Maka orang-orang Farisi mengajak orang Herodian (pendukung
Herodes) untuk mengajukan suatu pertanyaan, dengan harapan bahwa pertanyaan
tersebut dapat menjatuhkan Yesus, yakni “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada
Kaisar atau tidak?” Pertanyaan ini merupakan isu yang sangat penting
bagi orang Yahudi yang sedang dijajah oleh bangsa Romawi.
Bagi orang Yahudi
menjadi suatu keterpaksaan untuk memberikan pajak kepada Kaisar, sebab ada
ketegangan antara dasar-dasar keagamaan dengan kewajiban mereka sebagai orang
jajahan. Bahwa harta milik orang Israel adalah milik Allah, sehingga dengan
membayar pajak berarti memberikan milik Allah kepada penjajah.
Melalui
pertanyaan tersebut, mereka berharap bahwa Yesus akan terjebak. Bilamana Yesus
mengatakan untuk tidak membayar pajak, maka Yesus akan dituduhkan menghasut
rakyat untuk melakukan perlawanan kepada penjajah Romawi, dan bilamana Yesus
mengatakan harus membayar pajak, maka Yesus akan dianggap tidak memiliki
keberpihakan kepada bangsaNya.
Yesus
mengetahui kejahatan hati mereka untuk mencobaiNya. Namun jawaban Yesus membuat
mereka heran dan pergi meninggalkan Yesus. Dengan memperlihatkan uang koin yang
digunakan untuk membayar pajak yang bertuliskan nama dan gambar kaisar, Yesus
mengatakan "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada
Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Disini
Yesus telah membuat perbedaan untuk meluruskan pemahaman tentang ketaatan,
bahwa kita tidak bisa samakan ketaatan kepada kaisar dengan ketaatan kepada Tuhan,
sebab segala sesuatunya berada di bawah kuasa Allah yang dapat membinasakan
tubuh maupun jiwa (Mat. 10:28; Kis.5:29; Mazmur 24).
Tuhan Yesus tidak
memberikan suatu pertentangan tetapi memberikan perbedaan. Dalam hal membayar
pajak, maka ada batasan ketaatan yang diperlihatkan, yakni sekeping uang koin
sudah cukup. Namun apakah ketaatan kepada Tuhan dapat dibatasi oleh sekeping
uang koin? Untuk taat kepada Tuhan tidak dapat dibatasi dengan apapun juga yang
ada di dunia, seperti yang Tuhan Yesus katakan “KerajaanKu bukan dari dunia ini”
(Yoh. 18:36). Yang mau disampaikan Yesus bahwa kaisar memiliki batasan kuasa,
namun kuasa Tuhan tidak dapat dibatasi oleh apapun yang ada.
Ketaatan
kepada pemerintah justru adalah karena ketaatan kepada Tuhan. Maka ketika suatu
pemerintahan tidak berjalan dengan prinsip keselamatan yang dikerjakan Allah di
dalam Yesus Kristus, otomatis akan ada suatu pertentangan. Jika negara
melakukan larangan terhadap perintah Allah, maka negara telah menjadi penentang
Allah. Pengakuan dan ketaatan kita kepada pemerintah adalah wujud iman kita
kepada Tuhan, bahwa negara tempat kita hidup ini adalah rahmat Allah untuk
menyatakan keselamatanNya. Kita mentaati negara sebab negara atau pemerintah
adalah perpanjangan tangan Tuhan bagi keselamatanNya. Maka ketaatan dan
keberadaan kita adalah sebagai warga negara yang tunduk dan yang melakukan
rencana keselamatan Allah bagi dunia ini.
Tetapi
bagaimana kepada Tuhan? Apa yang dari Tuhan dan apa yang diberikan kepada
Tuhan? Sudahkah yang patut kita berikan kepada Tuhan? Dalam kehidupan ini kita
mungkin memiliki batas-batas tertentu untuk suatu kewajiban, tetapi kepada Tuhan
kita tidak dapat membatasi kewajiban dan tanggungjawab. Sebab kehidupan beserta
segala sesuatu yang ada dalam hidup ini adalah berasal dari Tuhan, maka kita
juga harus memberikannya kepada Tuhan.
Sehingga
apa yang layak kita berikan kepada Tuhan adalah mempersembahkan seluruh
kehidupan kita ini untuk taat kepada Tuhan saja. Baik itu waktu, pekerjaan,
keluarga, harta milik, semuanya tanpa terkecuali dalam hidup ini diberikan
kepada Tuhan hanya untuk kemuliaan namaNya saja.
Jika
Tuhan yang memberikan kehidupan bagi kita, maka kita menyerahkan semua dalam
kedaulatan Tuhan. Bukan seenak atau sesuka kita memakai dan menikmati kehidupan
yang diberikan oleh Tuhan. Rasul Paulus menuliskan “Dan serahkanlah
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran” (Roma 6:13). Apapun yang boleh kita perbuat
dan lakukan dalam hidup ini harus diawali dan dimulai untuk kemuliaan Tuhan,
dan bukan menjadi sebaliknya seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus “Perintah
Tuhan kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia” (Mrk.
7:8).
No comments :
Post a Comment