Bacaan Firman Tuhan: Filipi 1: 21-30
Dalam
surat ini kita menemukan suasana batin yang mendalam yang dirasakan
oleh Paulus ketika dalam penjara. Paulus melalui suratnya memberikan
penguatan dan nasehat kepada jemaat di Filipi bahwa kondisi yang
mereka alami - Paulus yang dalam penjara dan jemaat yang hidup dalam
penderitaan, bukanlah tanda kebinasaan justru adalah tanda
keselamatan (ay. 28-29).
Sehingga
apapun yang boleh terjadi tidak akan dapat melemahkan iman kepada
Kristus. Menanggapi situasi yang terjadi saat itu, Paulus menyatakan:
"Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan".
Beberapa
hal yang dapat kita renungkan dari nas ini:
1.
Hidup yang menghasilkan buah
Paulus menyatakan prinsip
yang jelas bahwa "Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam
tubuhku, baik oleh hidupku maupun oleh matuku" (ay.20). Bahwa
hidup kita adalah untuk kemuliaan nama Tuhan, maka jika kita hidup
adalah menyatakan buah iman kepada Kristus ditengah-tengah kehidupan
kita. Jika kita tinggal dalam pokok anggur yang benar, maka kita
adalah ranting-ranting yang akan menghasilkan buah yang baik. Pasti
kita akan menghasilkan buah yang baik jika kita hidup dalam iman
kepada Kristus sumber keselamatan dan sukacita kita.
Pengalaman
rohani bersama Firman Tuhan akan nyata dalam sikap dan tindakan
hidup. Apapun yang menjadi rutinitas, rencana-rencana kita semuanya
kita lakukan menjadi buah dari iman kita kepada Kristus, sehingga
melalui hidup kita nama Tuhan termuliakan.
2.
Memuliakan Tuhan dalam penderitaan
Tujuan
hidup orang Kristen bukanlah penderitaan, namun jika penderitaan itu
datang tidak akan memisahkan kita dari kasih Allah. Selama hidup di
dunia ini ada banyak tantangan iman yang harus kita lalui. Paulus
menyatakan jika kita harus menderita karena mempertahankan iman itu
adalah karunia Tuhan (ay.29), sebab kita tidak cukup hanya percaya,
namun juga bagaimana kita mampu untuk mempertahankan kepercayaan kita
kepada Kristus. Jika kita tahu mengucap syukur dalam berkat (jasmani
dan rohani), maka selayaknya kita mampu juga tetap mengucap syukur
dalam penderitaan dan pergumulan hidup. Dalam surat 1 Tesalonika 5:
18 dikatakan “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah
yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.
Sehingga
nasehat Paulus ini mematahkan anggapan orang secara umum bahwa
penderitaan suatu kesialan ataupun beranggapan bahwa Tuhan telah jauh
dari hidupnya. Jika dalam hidup kita menghadapi pergumulan dan
penderitaan dan tetap berpegang teguh pada iman, maka adalah suatu
sukacita bagi kita seperti yang dinyatakan Tuhan Yesus bahwa yang
layak mengikut Dia adalah yang sanggup untuk memikul salibnya (Mat.
16:24). Sehingga walaupun dalam pergumulan dan penderitaan kita tetap
mampu untuk memuliakan Tuhan.
Bacaan Firman Tuhan: Filipi 1: 21-30
Dalam
surat ini kita menemukan suasana batin yang mendalam yang dirasakan
oleh Paulus ketika dalam penjara. Paulus melalui suratnya memberikan
penguatan dan nasehat kepada jemaat di Filipi bahwa kondisi yang
mereka alami - Paulus yang dalam penjara dan jemaat yang hidup dalam
penderitaan, bukanlah tanda kebinasaan justru adalah tanda
keselamatan (ay. 28-29).
Sehingga
apapun yang boleh terjadi tidak akan dapat melemahkan iman kepada
Kristus. Menanggapi situasi yang terjadi saat itu, Paulus menyatakan:
"Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan".
Beberapa
hal yang dapat kita renungkan dari nas ini:
1.
Hidup yang menghasilkan buah
Paulus menyatakan prinsip
yang jelas bahwa "Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam
tubuhku, baik oleh hidupku maupun oleh matuku" (ay.20). Bahwa
hidup kita adalah untuk kemuliaan nama Tuhan, maka jika kita hidup
adalah menyatakan buah iman kepada Kristus ditengah-tengah kehidupan
kita. Jika kita tinggal dalam pokok anggur yang benar, maka kita
adalah ranting-ranting yang akan menghasilkan buah yang baik. Pasti
kita akan menghasilkan buah yang baik jika kita hidup dalam iman
kepada Kristus sumber keselamatan dan sukacita kita.
Pengalaman
rohani bersama Firman Tuhan akan nyata dalam sikap dan tindakan
hidup. Apapun yang menjadi rutinitas, rencana-rencana kita semuanya
kita lakukan menjadi buah dari iman kita kepada Kristus, sehingga
melalui hidup kita nama Tuhan termuliakan.
2.
Memuliakan Tuhan dalam penderitaan
Tujuan
hidup orang Kristen bukanlah penderitaan, namun jika penderitaan itu
datang tidak akan memisahkan kita dari kasih Allah. Selama hidup di
dunia ini ada banyak tantangan iman yang harus kita lalui. Paulus
menyatakan jika kita harus menderita karena mempertahankan iman itu
adalah karunia Tuhan (ay.29), sebab kita tidak cukup hanya percaya,
namun juga bagaimana kita mampu untuk mempertahankan kepercayaan kita
kepada Kristus. Jika kita tahu mengucap syukur dalam berkat (jasmani
dan rohani), maka selayaknya kita mampu juga tetap mengucap syukur
dalam penderitaan dan pergumulan hidup. Dalam surat 1 Tesalonika 5:
18 dikatakan “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah
yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.
Sehingga
nasehat Paulus ini mematahkan anggapan orang secara umum bahwa
penderitaan suatu kesialan ataupun beranggapan bahwa Tuhan telah jauh
dari hidupnya. Jika dalam hidup kita menghadapi pergumulan dan
penderitaan dan tetap berpegang teguh pada iman, maka adalah suatu
sukacita bagi kita seperti yang dinyatakan Tuhan Yesus bahwa yang
layak mengikut Dia adalah yang sanggup untuk memikul salibnya (Mat.
16:24). Sehingga walaupun dalam pergumulan dan penderitaan kita tetap
mampu untuk memuliakan Tuhan.
No comments :
Post a Comment