Penelitian Bible Society
yang diberitakan oleh christiantoday.com menyatakan bahwa anak-anak di Inggris telah
gagal mengidentifikasi antara cerita-cerita Alkitab, dongeng, mitos Yunani.
Hal ini disampaikan melalui Survey yang dilakukan di Inggris bahwa 54%
anak-anak menyatakan bahwa mereka tidak pernah atau kurang dari sekali setahun
membaca cerita Alkitab di Rumah ataupun di Sekolah. Demikian pula kepada
orangtua yang memiliki anak yang berusia 3-8 tahun bahwa 45%
menyatakan tidak pernah membaca cerita-cerita Alkitab untuk anak mereka.
Survey yang dilakukan setelah beberapa minggu setelah Natal menyebutkan bahwa hampir
satu dari tiga anak (29%) tidak dapat mengidentifikasikan peristiwa Kelahiran
adalah cerita dari Alkitab dan 35% untuk yang berumur 15 tahun. Begitu juga
halnya dengan kisah tentang Orang Samaria yang baik hati (36%); Simson dan
Delila (41%); Kisah Daud dan Goliat dan Kisah Yunus (59%). Sebaliknya 1 dari 10
(9%) percaya bahwa kisah Raja Midas dan Icarus (Mitos Yunani) muncul dalam
Alkitab
Sementara yang tidak pernah membaca, mendengar ataupun mengetahui kisah-kisah
Alkitab: Bahtera Nuh (25%); Adam dan Hawa (38%); Peristiwa penyaliban
(43%); Musa membelah Laut Merah (56%); Kisah Penciptaan dan Daniel di Gua Singa
(72%); Yesus memberi 5000 orang makan (63%); Daud dan Goliat (57%); Kisah
Salomo (85%). Dari survey ini ingin menyatakan bahwa kehidupan anak-anak yang
telah jauh dari Alkitab dan orangtua yang tidak lagi memberikan pengenalan akan
Alkitab kepada anak-anaknya.
Walaupun kita akan mengatakan
bahwa itu di Inggris namun tidak tertutup kemungkinan bahwa itu juga suatu saat
terjadi di Indonesia tergantung bagaimana peran orangtua akan pengenalan Firman
Tuhan kepada anak-anaknya.
Musa sebelum kematiannya telah
memberikan peringatan kepada umat Israel untuk mengajarkan segala perbuatan
Tuhan kepada anak-anak mereka secara berulang-ulang dan membuatnya menjadi
sebuah tanda di tangan, dahi dan menuliskannya pada tiang rumah dan pintu
gerbang (Ulangan 6: 7-9). Kitab Ulangan dituliskan untuk mengingatkan kembali
segala perbuatan Tuhan kepada umat Israel yang dipadu dengan wejangan dan
peringatannya mengenai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai
ketidaktaatan kepada Tuhan.
Kitab Ulangan akan selalu
mengingatkan kita untuk tidak pernah melupakan perbuatan Tuhan. Kita tidak akan
pernah dapat mencapai tujuan kehidupan yang bahagia tanpa penyertaan Tuhan. Hal
ini boleh kita lihat juga pada nas renungan bagi kita minggu ini, bagaimana
Musa mengingatkan kembali umat Israel bahwa perintah, ketetapan dan peraturan
Tuhan adalah mutlak menjadi bahagian dari kehidupan umatNya jika ingin
mengalami kebahagian melalui berkat Tuhan.
Jika kita kembali melihat survey
yang diatas tadi, bagaimana generasi yang baru di Inggris yang sudah mulai tidak
lagi mengetahui ataupun tidak mengenal akan Firman Tuhan dan orangtua yang
tidak lagi mengajarkan akan Alkitab kepada anak-anaknya mengingatkan kita
bagaimana Musa memaparkan wejangannya yang sebenarnya menitikberatkan pada
generasi baru yang sudah tidak lagi mengalami bagaimana Allah menyelamatkan
mereka dari tanah Mesir.
Bagaimana dengan keturunan kita? Apakah
kita akan membiarkan keturunan kita nantinya hanya akan menerima kutuk atau
akan mempersiapkan mereka agar mendapatkan berkat Tuhan. Apakah kita akan
membiarkan keturunan kita tidak akan ambil bagian dalam keselamatan yang telah
dilakukan Tuhan Yesus? Di jaman Iptek saat ini banyak perubahan dan hal-hal
yang membawa anak-anak kita kepada jalan yang salah yang akan membawa kutuk
bagi dirinya.
Hanya ada dua pilihan yaitu hidup
atau binasa. Berkat dan kutuk yang dinyatakan kepada kita tidak harus kita
pahami secara harafiah. Kutuk akan menggerogoti kehidupan kita sedikit demi
sedikit ketika kita tidak lagi hidup berdasarkan Firman Tuhan, sehingga
hari-hari yang kita lalui hanya akan diwarnai oleh keputusasaan, sakit hati,
dendam, amarah, kebencian, stress. Namun tidak demikian halnya dengan hidup orang
yang selalu mengikuti petunjuk Firman Tuhan, dia akan merasakan setiap saat
berkat Tuhan yang melimpah, seberat apapun hidup yang dijalani damai sejahtera
Tuhan senantiasa akan menyertainya bahwa tidak ada yang melebihi sukacita yang
diberikan oleh Tuhan.
Nehemia 8: 11
Jangan kamu bersusah
hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!
Mazmur 32: 11
Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-soraklah, hai
orang-orang benar;
bersorak-sorailah,
hai orang-orang jujur!
Yohanes 15: 11
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku
ada di
dalam kamudan sukacitamu
menjadi penuh.
Baiklah kita serhkan kehidupan
kita dalam kuasa Firman Tuhan agar kita semakin dibentuk menjadi manusia rohani
yang tangguh. Rasul Paulus menyatakan manusia rohani yang telah sanggup memakan
“makanan keras”, sehingga bagaimanapun situasi dan kondisi yang kita lalui
dalam perjalanan hidup ini tidak akan menyurutkan kasih dan sukacita kita. Biarlah
Tuhan yang memberikan pertumbuhan dalam hidup kita.
Penelitian Bible Society
yang diberitakan oleh christiantoday.com menyatakan bahwa anak-anak di Inggris telah
gagal mengidentifikasi antara cerita-cerita Alkitab, dongeng, mitos Yunani.
Hal ini disampaikan melalui Survey yang dilakukan di Inggris bahwa 54%
anak-anak menyatakan bahwa mereka tidak pernah atau kurang dari sekali setahun
membaca cerita Alkitab di Rumah ataupun di Sekolah. Demikian pula kepada
orangtua yang memiliki anak yang berusia 3-8 tahun bahwa 45%
menyatakan tidak pernah membaca cerita-cerita Alkitab untuk anak mereka.
Survey yang dilakukan setelah beberapa minggu setelah Natal menyebutkan bahwa hampir
satu dari tiga anak (29%) tidak dapat mengidentifikasikan peristiwa Kelahiran
adalah cerita dari Alkitab dan 35% untuk yang berumur 15 tahun. Begitu juga
halnya dengan kisah tentang Orang Samaria yang baik hati (36%); Simson dan
Delila (41%); Kisah Daud dan Goliat dan Kisah Yunus (59%). Sebaliknya 1 dari 10
(9%) percaya bahwa kisah Raja Midas dan Icarus (Mitos Yunani) muncul dalam
Alkitab
Sementara yang tidak pernah membaca, mendengar ataupun mengetahui kisah-kisah
Alkitab: Bahtera Nuh (25%); Adam dan Hawa (38%); Peristiwa penyaliban
(43%); Musa membelah Laut Merah (56%); Kisah Penciptaan dan Daniel di Gua Singa
(72%); Yesus memberi 5000 orang makan (63%); Daud dan Goliat (57%); Kisah
Salomo (85%). Dari survey ini ingin menyatakan bahwa kehidupan anak-anak yang
telah jauh dari Alkitab dan orangtua yang tidak lagi memberikan pengenalan akan
Alkitab kepada anak-anaknya.
Walaupun kita akan mengatakan
bahwa itu di Inggris namun tidak tertutup kemungkinan bahwa itu juga suatu saat
terjadi di Indonesia tergantung bagaimana peran orangtua akan pengenalan Firman
Tuhan kepada anak-anaknya.
Musa sebelum kematiannya telah
memberikan peringatan kepada umat Israel untuk mengajarkan segala perbuatan
Tuhan kepada anak-anak mereka secara berulang-ulang dan membuatnya menjadi
sebuah tanda di tangan, dahi dan menuliskannya pada tiang rumah dan pintu
gerbang (Ulangan 6: 7-9). Kitab Ulangan dituliskan untuk mengingatkan kembali
segala perbuatan Tuhan kepada umat Israel yang dipadu dengan wejangan dan
peringatannya mengenai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai
ketidaktaatan kepada Tuhan.
Kitab Ulangan akan selalu
mengingatkan kita untuk tidak pernah melupakan perbuatan Tuhan. Kita tidak akan
pernah dapat mencapai tujuan kehidupan yang bahagia tanpa penyertaan Tuhan. Hal
ini boleh kita lihat juga pada nas renungan bagi kita minggu ini, bagaimana
Musa mengingatkan kembali umat Israel bahwa perintah, ketetapan dan peraturan
Tuhan adalah mutlak menjadi bahagian dari kehidupan umatNya jika ingin
mengalami kebahagian melalui berkat Tuhan.
Jika kita kembali melihat survey
yang diatas tadi, bagaimana generasi yang baru di Inggris yang sudah mulai tidak
lagi mengetahui ataupun tidak mengenal akan Firman Tuhan dan orangtua yang
tidak lagi mengajarkan akan Alkitab kepada anak-anaknya mengingatkan kita
bagaimana Musa memaparkan wejangannya yang sebenarnya menitikberatkan pada
generasi baru yang sudah tidak lagi mengalami bagaimana Allah menyelamatkan
mereka dari tanah Mesir.
Bagaimana dengan keturunan kita? Apakah
kita akan membiarkan keturunan kita nantinya hanya akan menerima kutuk atau
akan mempersiapkan mereka agar mendapatkan berkat Tuhan. Apakah kita akan
membiarkan keturunan kita tidak akan ambil bagian dalam keselamatan yang telah
dilakukan Tuhan Yesus? Di jaman Iptek saat ini banyak perubahan dan hal-hal
yang membawa anak-anak kita kepada jalan yang salah yang akan membawa kutuk
bagi dirinya.
Hanya ada dua pilihan yaitu hidup
atau binasa. Berkat dan kutuk yang dinyatakan kepada kita tidak harus kita
pahami secara harafiah. Kutuk akan menggerogoti kehidupan kita sedikit demi
sedikit ketika kita tidak lagi hidup berdasarkan Firman Tuhan, sehingga
hari-hari yang kita lalui hanya akan diwarnai oleh keputusasaan, sakit hati,
dendam, amarah, kebencian, stress. Namun tidak demikian halnya dengan hidup orang
yang selalu mengikuti petunjuk Firman Tuhan, dia akan merasakan setiap saat
berkat Tuhan yang melimpah, seberat apapun hidup yang dijalani damai sejahtera
Tuhan senantiasa akan menyertainya bahwa tidak ada yang melebihi sukacita yang
diberikan oleh Tuhan.
Nehemia 8: 11
Jangan kamu bersusah
hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!
Mazmur 32: 11
Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-soraklah, hai
orang-orang benar;
bersorak-sorailah,
hai orang-orang jujur!
Yohanes 15: 11
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku
ada di
dalam kamudan sukacitamu
menjadi penuh.
Baiklah kita serhkan kehidupan
kita dalam kuasa Firman Tuhan agar kita semakin dibentuk menjadi manusia rohani
yang tangguh. Rasul Paulus menyatakan manusia rohani yang telah sanggup memakan
“makanan keras”, sehingga bagaimanapun situasi dan kondisi yang kita lalui
dalam perjalanan hidup ini tidak akan menyurutkan kasih dan sukacita kita. Biarlah
Tuhan yang memberikan pertumbuhan dalam hidup kita.
No comments :
Post a Comment