1 Korintus 15:58
"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh,
jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih payahmu tidak sia-sia".
Dalam pengalaman kehidupan kita sehari-hari mungkin pernah
menjumpai sikap orang disekitar kita yang maunya hanya menerima namun tidak mau
memberi, maunya dia selalu dimengerti orang lain namun dia tidak pernah mau
mengerti orang lain atau ada juga yang maunya dia saja yang perlu diperhatikan
namun tidak pernah perhatian kepada kita.
Padahal Tuhan Yesus datang ke dunia
bukanlah untuk dilayani tetapi adalah untuk melayani. Demikianlah nasehat yang
disampaikan kepada kita melalui surat Paulus ini agar kita giat dan semangat
dalam pekerjaan Tuhan seperti Tuhan Yesus yang sampai memberi nyawaNya untuk
melaksanakan semua pekerjaan penyelamatan kepada manusia seperti kehendak
BapaNya yang di sorga.
Nasehat Rasul Paulus ini disampaikan untuk mengakhiri
pengajarannya mengenai kebangkitan Kristus dan kebangkitan orang-orang percaya
bahwa sengat maut itu telah dikalahkan oleh Tuhan Yesus melalui kebangkitanNya
dari antara orang mati. Sehingga dosa yang diangkat dari hidup kita melalui
pengorbanan Kristus akan menyelamatkan kita dari kuasa kematian namun kita akan
diangkat kedalam hidup yang kekal bersama-sama Allah.
Itulah sebabnya kemenangan Kristus melalui kebangkitanNya
menjadi kekuatan dan semangat kita dalam menjalani kehidupan kita, sebab kita
hidup dan bekerja bukan lagi untuk tubuh yang akan binasa namun kita hidup dan
bekerja adalah untuk Tuhan, sebab apapun yang kita perbuat untuk Tuhan tidak
akan pernah sia-sia. Di Efesus 2:10
dikatakan: “Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup didalamnya”. Sehingga
kita yang diciptakan didalam Kristus bukanlah orang-orang yang mengharapkan
orang lain berbuat sesuatu bagi kita, namun baiklah kita selalu berfikir untuk
dapat memberikan yang terbaik orang lain. Dengan demikian apapun yang dapat
kita lakukan dan berikan kepada orang lain tidak akan membawa sungut-sungut
namun justru sebaliknya yang kita lakukan akan semakin membuat kita
bersukacita. Dapat kita bayangkan betapa bahagianya kehidupan kita jika semua
kita berlomba-lomba memiliki sikap untuk memberi!.
Sejak dari bayi manusia telah belajar untuk menerima dan
memberi dan hal ini menjadi sesuatu yang terjadi dalam keseharian hidup kita. Namun
terkadang banyak manusia yang menjadi enggan dalam hal memberi sebab memberi
orang akan berfikir ada sesuatu yang akan berkurang dari dirinya dan begitu
halnya dengan menerima bahwa akan ada sesuatu yang bertambah dalam dirinya. Kalaupun
ada yang mau memberi adalah karena orang yang dia beri itu juga adalah bahagian
dari dirinya misalnya orangtua, anak atau kerabat dekat dan ada juga yang mau
memberi karena menganggap akan ada sesuatu yang lebih besar lagi yang akan dia
terima sebagai imbal hasil pemberiannya. Sangat disayangkan bahwa ternyata
semua yang dilakukan itu adalah hanya dalam hal menyelamatkan daging yang akan
binasa. Namun melalui nas ini jelas di ingatkan kepada kita bahwa kita memberi
dan berbuat kepada orang lain adalah karena kita telah terlebih dahulu diberi
anugerah Allah yang terbesar yaitu kehidupan yang kekal.
Tuhan Yesus menegaskan kepada kita dalam Matius 6: 19-20 “Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat akan
memakannya...tetapi kumpulkanlah hartamu disorga”. Dan dalam Matius 19:29 Tuhan Yesus lebih tegas
lagi menyatakan bahwa setiap orang yang memberi dan melakukan segala sesuatu
untuk Tuhan maka dikatakan “Akan menerimanya kembali seratus kali lipat
dan akan memperoleh hidup yang kekal”. AMIN
1 Korintus 15:58
"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh,
jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih payahmu tidak sia-sia".
Dalam pengalaman kehidupan kita sehari-hari mungkin pernah
menjumpai sikap orang disekitar kita yang maunya hanya menerima namun tidak mau
memberi, maunya dia selalu dimengerti orang lain namun dia tidak pernah mau
mengerti orang lain atau ada juga yang maunya dia saja yang perlu diperhatikan
namun tidak pernah perhatian kepada kita.
Padahal Tuhan Yesus datang ke dunia
bukanlah untuk dilayani tetapi adalah untuk melayani. Demikianlah nasehat yang
disampaikan kepada kita melalui surat Paulus ini agar kita giat dan semangat
dalam pekerjaan Tuhan seperti Tuhan Yesus yang sampai memberi nyawaNya untuk
melaksanakan semua pekerjaan penyelamatan kepada manusia seperti kehendak
BapaNya yang di sorga.
Nasehat Rasul Paulus ini disampaikan untuk mengakhiri
pengajarannya mengenai kebangkitan Kristus dan kebangkitan orang-orang percaya
bahwa sengat maut itu telah dikalahkan oleh Tuhan Yesus melalui kebangkitanNya
dari antara orang mati. Sehingga dosa yang diangkat dari hidup kita melalui
pengorbanan Kristus akan menyelamatkan kita dari kuasa kematian namun kita akan
diangkat kedalam hidup yang kekal bersama-sama Allah.
Itulah sebabnya kemenangan Kristus melalui kebangkitanNya
menjadi kekuatan dan semangat kita dalam menjalani kehidupan kita, sebab kita
hidup dan bekerja bukan lagi untuk tubuh yang akan binasa namun kita hidup dan
bekerja adalah untuk Tuhan, sebab apapun yang kita perbuat untuk Tuhan tidak
akan pernah sia-sia. Di Efesus 2:10
dikatakan: “Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup didalamnya”. Sehingga
kita yang diciptakan didalam Kristus bukanlah orang-orang yang mengharapkan
orang lain berbuat sesuatu bagi kita, namun baiklah kita selalu berfikir untuk
dapat memberikan yang terbaik orang lain. Dengan demikian apapun yang dapat
kita lakukan dan berikan kepada orang lain tidak akan membawa sungut-sungut
namun justru sebaliknya yang kita lakukan akan semakin membuat kita
bersukacita. Dapat kita bayangkan betapa bahagianya kehidupan kita jika semua
kita berlomba-lomba memiliki sikap untuk memberi!.
Sejak dari bayi manusia telah belajar untuk menerima dan
memberi dan hal ini menjadi sesuatu yang terjadi dalam keseharian hidup kita. Namun
terkadang banyak manusia yang menjadi enggan dalam hal memberi sebab memberi
orang akan berfikir ada sesuatu yang akan berkurang dari dirinya dan begitu
halnya dengan menerima bahwa akan ada sesuatu yang bertambah dalam dirinya. Kalaupun
ada yang mau memberi adalah karena orang yang dia beri itu juga adalah bahagian
dari dirinya misalnya orangtua, anak atau kerabat dekat dan ada juga yang mau
memberi karena menganggap akan ada sesuatu yang lebih besar lagi yang akan dia
terima sebagai imbal hasil pemberiannya. Sangat disayangkan bahwa ternyata
semua yang dilakukan itu adalah hanya dalam hal menyelamatkan daging yang akan
binasa. Namun melalui nas ini jelas di ingatkan kepada kita bahwa kita memberi
dan berbuat kepada orang lain adalah karena kita telah terlebih dahulu diberi
anugerah Allah yang terbesar yaitu kehidupan yang kekal.
Tuhan Yesus menegaskan kepada kita dalam Matius 6: 19-20 “Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat akan
memakannya...tetapi kumpulkanlah hartamu disorga”. Dan dalam Matius 19:29 Tuhan Yesus lebih tegas
lagi menyatakan bahwa setiap orang yang memberi dan melakukan segala sesuatu
untuk Tuhan maka dikatakan “Akan menerimanya kembali seratus kali lipat
dan akan memperoleh hidup yang kekal”. AMIN
No comments :
Post a Comment