Yohanes 17: 20-26 (1#)
Tujuan
dari doa Tuhan Yesus pada pasal 17 ini adalah agar setiap orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus “menjadi satu”, dan di dalam kesatuan itulah terdapat
kemuliaan dan kasih Allah. Tujuan dari umat percaya itu perlu bersatu adalah
agar “dunia percaya”:
1.
Engkaulah yang
mengutus Aku
2.
Engkau mengasihi
mereka
Tuhan
menginginkan kesatuan dalam jemaat agar kasih dan kemuliaan Allah itu nyata
dalam hidup orang yang percaya. Sehingga jika konsep hidup keimanan kita
mempunyai semangat kesatuan dan kasih, apakah kita masih mengatakan Tuhan itu
jauh; Tuhan itu tidak mendengar doa kita; Tuhan itu tidak perduli. Tuhan sangat
menginginkan supaya kita itu satu dengan Dia sama seperti Bapa satu dengan
Tuhan Yesus, namun yang sungguh sangat disayangkan adalah kita yang tidak mau
bersatu dengan Allah karena kita menolak kemuliaan Allah masuk dalam hidup
kita.
Tuhan
menginginkan supaya dunia dapat mengenal kasih Allah dan menyadari bahwa mereka
juga sangat dikasihi oleh Allah. Namun bagaimana mungkin mereka dapat mengenal
Yesus adalah benar-benar Tuhan dan juruselamat jika kita tidak
memperlihatkannya dalam kehidupan kita. Bagaimana kita dapat menjadi saksi
Kristus kepada dunia jika di dalam rumah tangga sendiri pun tidak bisa bersatu;
di dalam gereja pun sibuk dalam pertikaian internal yang tidak pernah berujung;
antara gereja yang satu dengan gereja yang lain saling menghina dan
mempertahankan gereja yang paling benar. Mungkin tidak salah jika kita
berrefleksi dan berbanah diri jika kita belajar dari agama lain bagaimana
reaksi mereka di seluruh dunia ketika ada seagamanya di belahan dunia yang lain
mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Mau sampai kapan gereja akan di segel di
bakar dan larangan beribadah terus terjadi jika kita terus hanya diam dan tidak
bertindak apa-apa? Sehingga hanya bisa membenci orang-orang yang melakukannya. Inilah
adalah salah satu refleksi yag harus kita renungkan bersama.
Namun
demikian kita sangat perlu memperhatikan bagaimana doa Tuhan Yesus dengan
harapan kemuliaan dan kasihNya hidup di dalam diri kita. Hal pertama sekali
yang harus kita renungkan apakah kita hidup ditengah-tengah dunia ini (disekitar
kita) sebagai “semak belukar” yang harus dilenyapkan dan dibakar atau sebagai “bunga” yang harum dan indah
dan layak untuk dijaga dan dirawat?
Kiranya
Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan kita, tidak hanya memikirkan diri sendiri
tapi memikirkan kebaikan kita bersama. Memikirkan dan melakukan yang terbaik
bagi Tuhan, diri sendiri, keluarga, gereja, masyarakat luas.
Yohanes 17: 20-26 (1#)
Tujuan
dari doa Tuhan Yesus pada pasal 17 ini adalah agar setiap orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus “menjadi satu”, dan di dalam kesatuan itulah terdapat
kemuliaan dan kasih Allah. Tujuan dari umat percaya itu perlu bersatu adalah
agar “dunia percaya”:
1.
Engkaulah yang
mengutus Aku
2.
Engkau mengasihi
mereka
Tuhan
menginginkan kesatuan dalam jemaat agar kasih dan kemuliaan Allah itu nyata
dalam hidup orang yang percaya. Sehingga jika konsep hidup keimanan kita
mempunyai semangat kesatuan dan kasih, apakah kita masih mengatakan Tuhan itu
jauh; Tuhan itu tidak mendengar doa kita; Tuhan itu tidak perduli. Tuhan sangat
menginginkan supaya kita itu satu dengan Dia sama seperti Bapa satu dengan
Tuhan Yesus, namun yang sungguh sangat disayangkan adalah kita yang tidak mau
bersatu dengan Allah karena kita menolak kemuliaan Allah masuk dalam hidup
kita.
Tuhan
menginginkan supaya dunia dapat mengenal kasih Allah dan menyadari bahwa mereka
juga sangat dikasihi oleh Allah. Namun bagaimana mungkin mereka dapat mengenal
Yesus adalah benar-benar Tuhan dan juruselamat jika kita tidak
memperlihatkannya dalam kehidupan kita. Bagaimana kita dapat menjadi saksi
Kristus kepada dunia jika di dalam rumah tangga sendiri pun tidak bisa bersatu;
di dalam gereja pun sibuk dalam pertikaian internal yang tidak pernah berujung;
antara gereja yang satu dengan gereja yang lain saling menghina dan
mempertahankan gereja yang paling benar. Mungkin tidak salah jika kita
berrefleksi dan berbanah diri jika kita belajar dari agama lain bagaimana
reaksi mereka di seluruh dunia ketika ada seagamanya di belahan dunia yang lain
mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Mau sampai kapan gereja akan di segel di
bakar dan larangan beribadah terus terjadi jika kita terus hanya diam dan tidak
bertindak apa-apa? Sehingga hanya bisa membenci orang-orang yang melakukannya. Inilah
adalah salah satu refleksi yag harus kita renungkan bersama.
Namun
demikian kita sangat perlu memperhatikan bagaimana doa Tuhan Yesus dengan
harapan kemuliaan dan kasihNya hidup di dalam diri kita. Hal pertama sekali
yang harus kita renungkan apakah kita hidup ditengah-tengah dunia ini (disekitar
kita) sebagai “semak belukar” yang harus dilenyapkan dan dibakar atau sebagai “bunga” yang harum dan indah
dan layak untuk dijaga dan dirawat?
Kiranya
Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan kita, tidak hanya memikirkan diri sendiri
tapi memikirkan kebaikan kita bersama. Memikirkan dan melakukan yang terbaik
bagi Tuhan, diri sendiri, keluarga, gereja, masyarakat luas.
No comments :
Post a Comment