Bacaan: Mazmur 126:1-8; Yakobus 5:7-11
Kita pasti sudah mengetahui perumpamaan Tuhan Yesus mengenai anak yang hilang (Lukas 15:11-32) yang mengingatkan kepada kita begitu
besarnya kasih setia Allah kepada umatNya, bahwa kasih Allah seperti kerinduan seorang bapa akan kepulangan anak yang dikasihinya, walaupun anaknya tersebut telah banyak berbuat kesalahan dan dosa, namun sang bapa menerima kembali anak yang hilang tersebut. Dalam pembahasan Mazmur 126:1-6 ini,
tidak terlepas dari kisah tentang anak yang hilang tersebut, lebih tepatnya kelanjutan dari segi pengajarannya, bahwa setelah Allah mengangkat kita
kembali dari kuasa dosa, maka Tuhan akan melakukan pemulihan dalam hidup kita,
mungkin kata yang cocok menurut saya adalah bahwa Allah melakukan “rekonstruksi
pasca bencana”.
Kita ingat bagaimana ketika Tsunami melanda Aceh, bahwa setelah bencana menghancurkan segala sesuatunya maka lekas dilakukan rekonstruksi kembali di segala bidang kehidupan.
Kita ingat bagaimana ketika Tsunami melanda Aceh, bahwa setelah bencana menghancurkan segala sesuatunya maka lekas dilakukan rekonstruksi kembali di segala bidang kehidupan.
Sungguh Tuhan memperingatkan kita bahwa dosa itu sungguh
menghancurkan kehidupan disegala bidang kehidupan. Kita bisa baca bagaimana
bangsa Israel yang telah hancur karena dosa yang mereka perbuat, namun
kasih
setia Allah masih tetap menyertai mereka dan akhirnya memberikan pemulihan
kepada mereka dengan memulangkan mereka ke tanah mereka. Disatu pihak mereka
bersorak-sorai atas pemulihan yang telah Tuhan lakukan, namun di sisi yang lain
mereka akan menangis menghadapi masa depan mereka, sebab mereka harus kembali
memulai dari dasar.
Di dalam Kristus, Allah menata ulang umatNya yang telah
dirusak oleh dosa, pemulihan telah dilakukan oleh Allah melalui Yesus Tuhan dan
Juruselamat kita. Hidup yang kita terima adalah anugerah dari kasihNya yang
besar. Tuhan memberikan kita hidup yang baru dan Tuhan jugalah yang memberikan
kita kehidupan. Sehingga apakah yang harus kita takutkan jika Tuhan yang
memberikan kehidupan kepada kita?
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari Mazmur 126: 1-6 ini:
1.
Masa lalu adalah pelajaran
Bagi
bangsa Israel pengalaman pahit hidup dalam pembuangan adalah pelajaran berharga
bagi mereka, bahwa begitu pahitnya hidup didalam dosa. Hal ini juga menjadi
pelajaran bagi kita, seperti peringatan yang disampaikan Paulus “semuanya itu telah menimpa mereka sebagai
contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup....” (1
Korintus 10:11). Dosa akan membawa kita kepada kematian.
2.
Masa sekarang adalah pengharapan
Yesus
Kristus menjadi dasar pengharapan dan hanya di dalam Dialah kita
berpengharapan. Yesus telah memperlihatkan karya penyelamatanNya dan yang akan
terus bekerja dalam kehidupan manusia. Pengharapan kepada Tuhan Yesus membuka
jalan agar Tuhan bekerja dan berkarya dalam hidup kita. Di dalam pengharapan
itu ada iman kepercayaan yang walaupun itu mustahil bagi kita, namun pekerjaan
Allah tidak akan dapat diselami oleh manusia. Bagaimana mungkin batang air
kering di tanah Negeb bisa dipulihkan? Adalah sesuatu yang mustahil, namun
itulah pengharapan. Pengharapan akan memberikan kita kekuatan dan optimis
menghadapi segala sesuatu dalam kehidupan kita ini.
3.
Masa depan adalah kepastian
Kita dapat
melihat di ayat 5 dan 6 kata “akan” dan
“pasti”. Walaupun menabur benih
harus mencucurkan air mata, namun ada kepastian. Kita juga mungkin banyak
mendengar ada banyak kisah-kisah sukses bahkan mungkin cerita dari orangtua walaupun
pada awalnya mereka banyak pergumulan dan tantangan, namun semuanya dapat di
hadapi dan akan meraih kesuksesan. Kepastian hidup hanya kita terima dari Yesus
Kristus Tuhan dan Juruselamat kita.
Bacaan: Mazmur 126:1-8; Yakobus 5:7-11
Kita pasti sudah mengetahui perumpamaan Tuhan Yesus mengenai anak yang hilang (Lukas 15:11-32) yang mengingatkan kepada kita begitu
besarnya kasih setia Allah kepada umatNya, bahwa kasih Allah seperti kerinduan seorang bapa akan kepulangan anak yang dikasihinya, walaupun anaknya tersebut telah banyak berbuat kesalahan dan dosa, namun sang bapa menerima kembali anak yang hilang tersebut. Dalam pembahasan Mazmur 126:1-6 ini,
tidak terlepas dari kisah tentang anak yang hilang tersebut, lebih tepatnya kelanjutan dari segi pengajarannya, bahwa setelah Allah mengangkat kita
kembali dari kuasa dosa, maka Tuhan akan melakukan pemulihan dalam hidup kita,
mungkin kata yang cocok menurut saya adalah bahwa Allah melakukan “rekonstruksi
pasca bencana”.
Kita ingat bagaimana ketika Tsunami melanda Aceh, bahwa setelah bencana menghancurkan segala sesuatunya maka lekas dilakukan rekonstruksi kembali di segala bidang kehidupan.
Kita ingat bagaimana ketika Tsunami melanda Aceh, bahwa setelah bencana menghancurkan segala sesuatunya maka lekas dilakukan rekonstruksi kembali di segala bidang kehidupan.
Sungguh Tuhan memperingatkan kita bahwa dosa itu sungguh
menghancurkan kehidupan disegala bidang kehidupan. Kita bisa baca bagaimana
bangsa Israel yang telah hancur karena dosa yang mereka perbuat, namun
kasih
setia Allah masih tetap menyertai mereka dan akhirnya memberikan pemulihan
kepada mereka dengan memulangkan mereka ke tanah mereka. Disatu pihak mereka
bersorak-sorai atas pemulihan yang telah Tuhan lakukan, namun di sisi yang lain
mereka akan menangis menghadapi masa depan mereka, sebab mereka harus kembali
memulai dari dasar.
Di dalam Kristus, Allah menata ulang umatNya yang telah
dirusak oleh dosa, pemulihan telah dilakukan oleh Allah melalui Yesus Tuhan dan
Juruselamat kita. Hidup yang kita terima adalah anugerah dari kasihNya yang
besar. Tuhan memberikan kita hidup yang baru dan Tuhan jugalah yang memberikan
kita kehidupan. Sehingga apakah yang harus kita takutkan jika Tuhan yang
memberikan kehidupan kepada kita?
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari Mazmur 126: 1-6 ini:
1.
Masa lalu adalah pelajaran
Bagi
bangsa Israel pengalaman pahit hidup dalam pembuangan adalah pelajaran berharga
bagi mereka, bahwa begitu pahitnya hidup didalam dosa. Hal ini juga menjadi
pelajaran bagi kita, seperti peringatan yang disampaikan Paulus “semuanya itu telah menimpa mereka sebagai
contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup....” (1
Korintus 10:11). Dosa akan membawa kita kepada kematian.
2.
Masa sekarang adalah pengharapan
Yesus
Kristus menjadi dasar pengharapan dan hanya di dalam Dialah kita
berpengharapan. Yesus telah memperlihatkan karya penyelamatanNya dan yang akan
terus bekerja dalam kehidupan manusia. Pengharapan kepada Tuhan Yesus membuka
jalan agar Tuhan bekerja dan berkarya dalam hidup kita. Di dalam pengharapan
itu ada iman kepercayaan yang walaupun itu mustahil bagi kita, namun pekerjaan
Allah tidak akan dapat diselami oleh manusia. Bagaimana mungkin batang air
kering di tanah Negeb bisa dipulihkan? Adalah sesuatu yang mustahil, namun
itulah pengharapan. Pengharapan akan memberikan kita kekuatan dan optimis
menghadapi segala sesuatu dalam kehidupan kita ini.
3.
Masa depan adalah kepastian
Kita dapat
melihat di ayat 5 dan 6 kata “akan” dan
“pasti”. Walaupun menabur benih
harus mencucurkan air mata, namun ada kepastian. Kita juga mungkin banyak
mendengar ada banyak kisah-kisah sukses bahkan mungkin cerita dari orangtua walaupun
pada awalnya mereka banyak pergumulan dan tantangan, namun semuanya dapat di
hadapi dan akan meraih kesuksesan. Kepastian hidup hanya kita terima dari Yesus
Kristus Tuhan dan Juruselamat kita.
No comments :
Post a Comment