Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 9: 36-43
Kuasa Tuhan Yang
Menghidupkan
Ayat
36
"Yope" Sekarang kota ini dikenal sebagai Jaffa (Yafo). Itu adalah pelabuhan kuno untuk Yerusalem. Sekarang ini adalah bagian dari kota modern Tel Aviv-Yafo. "Murid" Istilah "murid" digunakan cukup sering di dalam Kisah Para Rasul. Secara harafiah berarti "pelajar" tetapi digunakan dalam pengertian orang percaya.
Tabita
(Yun. Dorkas) yang tinggal di Yope dikenal sebagai seorang perempuan yang
banyak sekali berbuat baik dan bersedekah. Kebaikannya itu disaksikan oleh
janda-janda yang merasakan kebaikan Tabita, sambil menangis mereka membawa
pakaian yang dibuatnya untuk mereka. Sebagai seorang murid yang telah mengimani
Yesus, Tabita menunjukkan imannya dengan kasih yang nyata kepada orang-orang
yang membutuhkan pertolongannya. Dia menggunakan talenta yang dimilikinya
menjadi saluran kasih dan berkat kepada orang yang berkekurangan.
Ayat
37
Memandikan
mayat adalah cara khas Yahudi untuk persiapan penguburan. Di Yerusalem mayat
harus dikubur pada hari yang sama saat ia meninggal, tetapi di luar Yerusalem,
pemakaman bisa tertunda selama tiga hari. Lihat Topik Khusus di Kis 5:6.
Ayat
38-41
Lida,
di mana Petrus berada waktu itu, terletak dekat dengan Yope, dan murid-murid di
Yope sudah mendengar bahwa Petrus ada di sana, dan bahwa ia sudah membangunkan
Eneas dari tempat tidur pesakitannya. Oleh sebab itu, mereka menyuruh dua orang
kepadanya, untuk membuat pesan itu tampak lebih sungguh-sungguh dan lebih
hormat, dengan permintaan: “Segeralah datang ke tempat kami,”
Ketika
Petrus membangkitkan Tabita mengingatkan kita dengan yang dilakukan oleh Yesus
membangkitkan Lazarus maupun anak perempuan Yairus. "Tetapi Petrus menyuruh mereka semua
keluar" Secara harfiah adalah "mengusir mereka". Hal yang sama
yang Yesus lakukan dalam Mrk. 5:40. Bahkan, ada kemiripan besar antara
mujizat-mujizat yang dilakukan Petrus dan mukjizat yang dilakukan dalam hidup
Yesus. Pelayanan Yesus adalah satu-satunya contoh bagi para Rasul itu.
Pertanyaannya
adalah, "Kenapa Petrus ingin semua dari mereka meninggalkan ruangan?"
Yesus melakukan ini karena Dia tidak ingin dikenal sebagai penyembuh saja,
sedang Injil belum sempurna. Tapi kenapa Petrus melakukan hal ini? Tampaknya
mukjizat ini membuka pintu iman, sehingga tampaknya ia ingin sebanyak mungkin
orang melihatnya.
"Berlutut"
Posisi doa yang biasa bagi orang Yahudi adalah berdiri dengan tangan dan mata
diangkat ke surga. Namun, dalam Kitab Kisah Para Rasul, tercatat beberapa kali
bahwa para murid berlutut untuk berdoa. Tujuannya adalah untuk penekanan (lih.
Kis 7:60; 20:36; 21:5), seperti yang dilakukan Yesus di Taman Getsemani (lih.
Luk 22:41).
"Tabita,
bangkitlah" Tampaknya ia berbicara dalam bahasa Aram. Yesus dan
orang-orang Yahudi di Palestina pada abad pertama, semunyaa berbicara dalam
bahasa Aram, bukan Ibrani. Hal ini berlaku pada zaman Ezra-Nehemia (lih. Neh
8:4-8).
Ayat
42-43
Melalui
peristiwa itu banyak orang diinsafkan akan kebenaran Injil, bahwa Injil berasal
dari sorga, dan bukan dari manusia, dan mereka percaya kepada Tuhan (ay. Kis
9:42). Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope. Peristiwa itu cepat menjadi bahan
perbincangan semua orang, dan, karena Yope adalah kota pelabuhan, berita ini
lebih cepat tersiar ke negeri-negeri lain.
Petrus
kemudian terdorong untuk terus tinggal selama beberapa waktu di kota ini.
Karena mendapati bahwa pintu kesempatan terbuka bagi dia di sana, maka ia
tinggal di situ selama beberapa hari.
Ia
tidak tinggal di rumah Tabita, meskipun Tabita orang kaya, tetapi ia menginap
di rumah Simon, seorang penyamak kulit, seorang pedagang biasa, yang merupakan
contoh dari sikap hatinya yang mau merendah.
Renungan
1.
Hidup dan mati kita ada dalam tangan Tuhan.
Dari nas ini kita diingatkan bahwa Tuhan berkuasa atas hidup kita. Jika hingga
saat ini kita masih hidup, maka hidup kita itu adalah kesempatan yang masih
Tuhan berikan kepada. Sebagaimana yang tertulis di Roma 14:8 “Sebab jika kita
hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi
baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”. Demikianlah Tabita dalam nas
ini, menjadi kesaksian bagi kita bahwa hidup dan matinya ada dalam tangan
Tuhan.
2.
Sebagaimana janji Tuhan Yesus yang akan
menyertai murid-muridNya untuk dimampukan memberitakan Injil dengan tanda-tanda
yang menyertainya (Mrk. 16:17-20). Hal ini nyata dalam pekabaran Injil yang
dilakukan oleh Petrus, dengan kerendahan hati Petrus berdoa kepada Tuhan
memohon pengasihanNya dan Tuhan membangkitkan Tabita dari kematian. Dari sini
kita belajar bahwa Tuhan turut bekerja dalam pemberitaan Injil, Tuhan
senantiasa menyertai para hambaNya untuk dapat mewartakan Injil. Jika kita
benar-benar melakukan pekerjaan seturut dengan kehendak Tuhan dan kita mempersembahkan
hidup untuk Tuhan maka kita percaya dan mengimani penyertaan Tuhan dalam
kehidupan kita, ada mujizat Tuhan yang selalu menyertai langkah hidup kita.
3.
Kuasa Tuhan yang besar tidak hanya sebatas
dapat membangkitkan Tabita dari kematian, namun kita memahami bahwa di balik
dari kematiannya ternyata ada yang hendak ditunjukkan oleh Tuhan kepada kita
tentang bagaimana kasih dan kebaikan Tabita selama hidupnya. Kualitas hidup
seseorang tidak ditentukan dari oleh panjangnya umur, tetapi bagaimana
seseorang itu memperlihatkan buah dari imannya yang menjadi kabar baik bagi
banyak orang. Jika seandainya hari ini kita meninggal, cobalah kita
merenungkan, kebaikan apakah yang dapat ditangisi orang lain atas kematian
kita.
4 comments :
Amin 🙏
Amin...
Amin 🙏🙏
Di ayat 41. Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.
Kis. 9:41 TB
Siapakah orang-orang kudus dalam ayat ini?
Post a Comment