Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 118: 19-29 Diberkatilah Dia Yang Datang Dalam Nama Tuhan
Mazmur
118 dalam liturgi Palma ini merupakan nyanyian pujipujian. Mazmur ini
dinyanyikan dalam arak-arakan kemenangan yang mengiringi raja, yang memuncak
pada upacara kurban, dalam perjalanan menuju rumah Tuhan. Nyanyian Pujian ini
pula yang dipakai oleh orang banyak ketika Tuhan Yesus memasuki Yérusalém.
Optimisme mereka diungkapkan melalui pujian Mazmur ini.
Dalam
Mazmur ini kita akan melihat ada kesaksian-kesaksian dalam tentang
perbuatan-perbuatan Tuhan yang menyelamatkan orang yang berseru dan meminta
tolong kepada Tuhan, sehingga melalui kesaksian ini umat semakin dikuatkan
imannya, bahwaanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya.
Ayat
19-21 di pintu gerbang sebelum masuk dalam pelataran bait suci, setiap orang
yang hendak masuk akan mengungkapkan kesungguhannya dengan alasan untuk masuk ke
bait suci. Yaitu orang-orang benar akan datang kepada Tuhan dengan ucapan
syukur
Ayat
22-23 seperti batu yang dibuang oleh tukang bangunan karena dianggap sudah
tidak berguna lagi, namun oleh Tuhan dipakai menjadi batu penjuru yang utama. Maka
demikianlah keajaiban Tuhan dalam kehidupan umatNya. Hal ini mau menjelaskan
bahwa umat yang menghadapi tekanan dan masalah yang berat bagaikan batu yang
dibuang tukang bangunan, namun Tuhan membuatnya menjadi batu yang paling
penting dan kuat. Sehingga umat Tuhan tidak memiliki alasan untuk berputus asa
dalam pergumulannya, namun kita harus senantiasa bersyukur sebab Tuhan itu
baik, sebab kasih setia Tuhan adalah untuk selama-lamanya. Hidup kita ada di
tangan Tuhan yang kreatif yang menuntun kita dengan kasih setiaNya.
Ayat
24-25 di hari perayaan yang telah ditetapkan umat akan mengungkapkan sukacita
menyambut keselamatan dari Tuhan, patutlah setiap orang yang percaya
bersukacita atas segala kebaikan Tuhan.
Ayat
26-27 para imam menyambut umat yang datang ke bait suci untuk menyerahkan
korban syukurnya kepada Tuhan
Ayat
28-29 penyerahan korban syukur itu disertai dengan ungkapan syukur umat, bahwa
pemberian korban syukur itu adalah untuk meninggikan Tuhan sebab kasih setiaNya
adalah untuk selama-lamanya.
Renungan:
1. Kebaikan dan keselamatan Tuhan itu semakin nyata lagi manakala kita mengetahui bahwa Mazmur ini adalah nubuatan tentang keselamatan yang Tuhan nyatakan di dalam Tuhan Yesus. Mazmur ini akan mengarahkan kita semakin memahami kasih dan keberadaan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Sebagaimana Tuhan Yesus menyatakan diriNya melalui perumpamaan tentang penggarap-penggarap di kebun anggur (Markus 12: 1-12), Tuhan Yesus berkata: “Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."
Tuhan menyatakan keselamatanNya bagi umatNya Israel, namun mereka menolak Tuhan Yesus seperti batu yang dibuang oleh tukang bangunan, mereka telah membuang batu yang paling berharga dalam hidupnya yaitu Yesus Kristus, batu yang yang dibuang itu telah menjadi batu penjuru.
Sebuah bangunan dapat kokoh berdiri tentu karena memiliki penopang yang kuat yaitu pondasi dan tiang. Demikian halnya di dalam kehidupan ini Tuhan Yesus adalah batu penjurunya. Hidup ini tidak akan sempurna tanpa Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan diriNya: Akulah gembala yang baik, Akulah pokok anggur yang benar, Akulah roti hidup, Akulah jalan kebenaran dan hidup.
Jika kita hendak mendirikan suatu bangunan, tentu kita tidak asal membangunnya, perlu ada perencanaan bagaimana bangunan itu kokoh berdiri, indah dan setiap orang yang ada dalam bangunan itu aman dan nyaman. Demikian halnya dalam kehidupan ini, menjalani kehidupan ini tentu kita tidak asal hidup, tetapi kita perlu tahu cara hidup yang baik dan benar. Disinilah kehadiran Tuhan Yesus dalam kehidupan kita, bahwa Dia adalah Batu Penjuru yang teguh. Kita membutuhkan Tuhan Yesus untuk menjalani hidup yang dipenuhi kedamaian, sukacita dan juga tujuan hidup yang jelas yaitu kehidupan yang kekal. Kita mengimani Tuhan Yesus adalah Batu Penjuru yang akan selalu menopang kita membangun kehidupan di dunia ini.
2. Ketika Yesus memasuki Yerusalem, orang-orang banyak menyanyikan Mazmur ini (ayat 25-26) untuk menyambut Yesus (Matius 21: 9). Walaupun optimisme orang-orang yang menyambut Yesus dengan nyanyian Mazmur ini berbeda dengan apa yang akan direncanakan oleh Tuhan, namun mau belajar dari Tuhan Yesus bahwa ketika kita menghadapi berbagai pergumulan dalam hidup ini dalam nama Tuhan, maka kita percaya sekalipun kita berhadapan dengan pergumulan, tetapi kita percaya bahwa itu semua kita jalani untuk suatu proses menuju kebaikan yang akan Tuhan berikan kepada kita. Maka kita takut menghadapi pergumulan apapun jika kita tahu bahwa kita menghadapinya bersama dengan Tuhan.
No comments :
Post a Comment