Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Tuesday, April 19, 2022

Kisah Para Rasul 9: 1-6 Berubah Oleh Perjumpaan Dengan Yesus

 Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 9: 1-6

Berubah Oleh Perjumpaan Dengan Yesus

Keterangan Teks

Ayat 1-2

        Pertobatan Saulus dikisahkan di 22:4-16 dan 26:12-18. Saulus lahir dan dididik di kota Tarsus di tanah Kilikia yang bukan Yahudi (22:3), dia belajar di Yerusalem pada rabi Gamaliel, salah seorang rabi terkemuka zaman itu (5:43 dst.). Dia dikenal sebagai seorang murid yang cemerlang (Gal. 1:14) dam seorang Farisi yang bersemangat (Flp. 3:5).

        Saulus memainkan peranan sebagai wakil orang Yahudi yang paling gigih di dalam menganiaya gereja. Kekejaman penganiayaannya dilukiskan dalam Kisah Para Rasul 26:10, 11. Hal ini juga yang terlihat dalam nas ini, untuk memudahkan Saulus untuk menangkap orang Kristen dengan meminta surat kuasa dari imam besar yang memiliki wewenang yang besar atas nama Agama, bahwa Saulus sebagai utusan yang akan menangkap orang Kristen (dalam nas ini disebut “yang mengikuti Jalan Tuhan”) yang dianggap telah mengikuti ajaran yang sesat.

        Maka dalam ayat 1-2 ini kita dapat melihat dengan jelas bagaimana latarbelakang Saulus (Paulus) sebelum Tuhan ‘menangkapnya’ sebagai pekabar Injil, bahwa Saulus adalah seorang yang sangat gigih dan dengan penuh semangat untuk melenyapkan ajaran kekristenan ketika itu.

Ayat 3-6

        Setelah Saulus mendapat kuasa dari imam besar, maka dia melakukan perjalanannya ke Damsyik dan sudah hampir mendekati kota itu. Namun dalam perjalanannya terjadi suatu peristiwa yang sangat dahsyat sehingga membuatnya tidak bisa melihat, makan dan minum selama tiga hari. Peristiwa yang terjadi itu adalah:

     1.     Cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Dalam pancaran cahaya itu ada suara Tuhan Yesus yang berbicara kepada Saulus namun tidak dapat melihat Tuhan Yesus

         2.     Ada percakapan antara Saulus dengan Tuhan Yesus.

Dalam percakapan singkat itu ada hal yang sangat menarik untuk kita perhatikan bahwa Yesus memperkenalkan diri sebagai korban atas tindakan penganiayaan Saulus. Walaupun yang hendak dianiaya Saulus adalah orang Kristen, tetapi Tuhan Yesus menyatakan bahwa yang teraniaya adalah Tuhan Yesus. Disini kita dapat melihat betapa dalamnya kasih Tuhan kepada umatNya, bahwa Tuhan turut menderita dalam penderitaan umatNya.

      3.     Tuhan Yesus memberikan perintah supaya Saulus pergi dan melakukan apa yang telah Tuhan rancanakan melalui Saulus. Disini juga kita melihat, sekalipun Saulus telah memiliki tekat yang kuat dari dalam dirinya dan mempersiapkan dengan matang segala rencananya untuk menangkap orang Kristen, namun Tuhan berkuasa untuk memakai/mengubah rencana jahatnya menjadi kebaikan bagi orang Kristen.    

 Penjelasan teks

        Dari teks ini, ada beberapa hal yang hendak dijelaskan kepada kita:

           1.     Bagaimana latar belakang Saulus sebelum pertobatannya, bahwa dahulunya dia adalah seorang penganiaya orang kristen, yang berusaha agar ajaran kekristenan tidak semakin menyebar. Maka Saulus melakukan rencana yang sangat matang untuk mewujudkan kegigihannya menganiaya dan menangkap orang Kristen.

      2. Penderitaan yang dialami oleh orang Kristen karena penganiayaan yang adalah penderitaan Tuhan Yesus. Jika jemaat dianiaya, maka yang teraniaya adalah Tuhan, sebab jemaat adalah tubuh Kristus yang hidup.

        3. Tuhan berkuasa mengubah pekerjaan yang jahat menjadi kebaikan, bahkan Tuhan berkuasa untuk mengubah seseorang penganiaya Tuhan berbalik menjadi pelayan Tuhan.

Renungan

      1.     Quasimodogeniti (Seperti bayi yang baru lahir) adalah sikap iman kita setelah menghayati kematian dan kebangkitanNya dari kematian. Kita memperoleh hidup yang baru, yaitu hidup yang telah diselamatkan oleh Tuhan dari kuasa maut. Hidup kita yang lama telah dibenamkan dalam kematian Tuhan Yesus dan sekarang kita dilahirkan dalam hidup yang baru dalam kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian seperti bayi yang baru lahir.

Bayi yang baru lahir seuutuhnya menggantungkan hidupnya kepada yang melahirkannya dan ibu yang melahirkannya dengan penuh kasih merawat, membesarkan dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh anak yang dilahirkannya. Dengan penuh penderitaan Tuhan menanggung akibat dosa kita, dan setelah Dia memenangkan kita dari penderitaan dosa dan dari kuasa maut, Dia melahirkan kita untuk memperoleh hidup yang baru dalam kuasaNya. Demikianlah yang Tuhan perbuat kepada kita, dalam kelemahan dan ketidakberdayaan kita seperti bayi yang baru lahir, Tuhan menyertai dan melindungi kita seperti yang dialami oleh jemaat mula-mula, walaupun Saulus begitu ganas dan gigih menganiaya dan hendak menangkap mereka, namun Tuhan bekerja untuk melindungi jemaat dari keganasan Saulus, bahkan Saulus yang ganas diubahkan Tuhan justru menjadi pelayan Tuhan untuk melindungi jemaat.   

      2.     Dari nas ini kita menyaksikan bagaimana perkataan Tuhan Yesus yang begitu indahnya yang memperlihatkan kepada kita betapa besarnya cinta kasihNya kepada kita dengan mengatakan “mengapakah engkau menganiaya aku?”. Seberat apapun penderitaan yang kita alami dalam hidup kita ini, Tuhan Yesus juga turut merasakan penderitaan kita. Dari sini kita belajar bahwa kita tidak pernah sendiri dalam setiap pergumulan hidup kita, ingatlah selalu ada Tuhan yang selalu ambil bagian dalam perjalanan hidup kita.

    3.     Tuhan berkuasa untuk mengubah/memakai keadaan, dari yang buruk menjadi baik. Seperti kejahatan yang dirancangkan oleh Saulus diubahkan Tuhan menjadi kebaikan bagi jemaat Tuhan. Maka seburuk apapun keadaan yang kita hadapi saat ini, jangan kita berputus asa menganggap “nasi sudah menjadi bubur” sehingga kita putus harapan seakan tidak ada lagi jalan keluar. Firman Tuhan mengajak kita untuk memiliki pandangan yang luas bahwa kita ada bersama dengan Tuhan yang hidup, Tuhan yang menyertai kita, Tuhan yang mengasihi kita. Seperti kesaksian Yusuf menghadapi berbagai pergumulan dalam hidupnya, dia berkata “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” (Kejadian 50:20).

      4.     Sebagai wujud nyata bahwa kita telah menghayati penderitaan dan kematian Tuhan Yesus dan menyaksikan kebangkitan Tuhan, sepatutnyalah kita mengalami pembaharuan dalam hidup kita. Penghayatan kita akan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus adalah perjumpaan kita dengan Tuhan Yesus, supaya kita diubahkan dari hidup kita yang lama menuju kepada hidup yang baru.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Kisah Para Rasul 9: 1-6 Berubah Oleh Perjumpaan Dengan Yesus

 Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 9: 1-6

Berubah Oleh Perjumpaan Dengan Yesus

Keterangan Teks

Ayat 1-2

        Pertobatan Saulus dikisahkan di 22:4-16 dan 26:12-18. Saulus lahir dan dididik di kota Tarsus di tanah Kilikia yang bukan Yahudi (22:3), dia belajar di Yerusalem pada rabi Gamaliel, salah seorang rabi terkemuka zaman itu (5:43 dst.). Dia dikenal sebagai seorang murid yang cemerlang (Gal. 1:14) dam seorang Farisi yang bersemangat (Flp. 3:5).

        Saulus memainkan peranan sebagai wakil orang Yahudi yang paling gigih di dalam menganiaya gereja. Kekejaman penganiayaannya dilukiskan dalam Kisah Para Rasul 26:10, 11. Hal ini juga yang terlihat dalam nas ini, untuk memudahkan Saulus untuk menangkap orang Kristen dengan meminta surat kuasa dari imam besar yang memiliki wewenang yang besar atas nama Agama, bahwa Saulus sebagai utusan yang akan menangkap orang Kristen (dalam nas ini disebut “yang mengikuti Jalan Tuhan”) yang dianggap telah mengikuti ajaran yang sesat.

        Maka dalam ayat 1-2 ini kita dapat melihat dengan jelas bagaimana latarbelakang Saulus (Paulus) sebelum Tuhan ‘menangkapnya’ sebagai pekabar Injil, bahwa Saulus adalah seorang yang sangat gigih dan dengan penuh semangat untuk melenyapkan ajaran kekristenan ketika itu.

Ayat 3-6

        Setelah Saulus mendapat kuasa dari imam besar, maka dia melakukan perjalanannya ke Damsyik dan sudah hampir mendekati kota itu. Namun dalam perjalanannya terjadi suatu peristiwa yang sangat dahsyat sehingga membuatnya tidak bisa melihat, makan dan minum selama tiga hari. Peristiwa yang terjadi itu adalah:

     1.     Cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Dalam pancaran cahaya itu ada suara Tuhan Yesus yang berbicara kepada Saulus namun tidak dapat melihat Tuhan Yesus

         2.     Ada percakapan antara Saulus dengan Tuhan Yesus.

Dalam percakapan singkat itu ada hal yang sangat menarik untuk kita perhatikan bahwa Yesus memperkenalkan diri sebagai korban atas tindakan penganiayaan Saulus. Walaupun yang hendak dianiaya Saulus adalah orang Kristen, tetapi Tuhan Yesus menyatakan bahwa yang teraniaya adalah Tuhan Yesus. Disini kita dapat melihat betapa dalamnya kasih Tuhan kepada umatNya, bahwa Tuhan turut menderita dalam penderitaan umatNya.

      3.     Tuhan Yesus memberikan perintah supaya Saulus pergi dan melakukan apa yang telah Tuhan rancanakan melalui Saulus. Disini juga kita melihat, sekalipun Saulus telah memiliki tekat yang kuat dari dalam dirinya dan mempersiapkan dengan matang segala rencananya untuk menangkap orang Kristen, namun Tuhan berkuasa untuk memakai/mengubah rencana jahatnya menjadi kebaikan bagi orang Kristen.    

 Penjelasan teks

        Dari teks ini, ada beberapa hal yang hendak dijelaskan kepada kita:

           1.     Bagaimana latar belakang Saulus sebelum pertobatannya, bahwa dahulunya dia adalah seorang penganiaya orang kristen, yang berusaha agar ajaran kekristenan tidak semakin menyebar. Maka Saulus melakukan rencana yang sangat matang untuk mewujudkan kegigihannya menganiaya dan menangkap orang Kristen.

      2. Penderitaan yang dialami oleh orang Kristen karena penganiayaan yang adalah penderitaan Tuhan Yesus. Jika jemaat dianiaya, maka yang teraniaya adalah Tuhan, sebab jemaat adalah tubuh Kristus yang hidup.

        3. Tuhan berkuasa mengubah pekerjaan yang jahat menjadi kebaikan, bahkan Tuhan berkuasa untuk mengubah seseorang penganiaya Tuhan berbalik menjadi pelayan Tuhan.

Renungan

      1.     Quasimodogeniti (Seperti bayi yang baru lahir) adalah sikap iman kita setelah menghayati kematian dan kebangkitanNya dari kematian. Kita memperoleh hidup yang baru, yaitu hidup yang telah diselamatkan oleh Tuhan dari kuasa maut. Hidup kita yang lama telah dibenamkan dalam kematian Tuhan Yesus dan sekarang kita dilahirkan dalam hidup yang baru dalam kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian seperti bayi yang baru lahir.

Bayi yang baru lahir seuutuhnya menggantungkan hidupnya kepada yang melahirkannya dan ibu yang melahirkannya dengan penuh kasih merawat, membesarkan dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh anak yang dilahirkannya. Dengan penuh penderitaan Tuhan menanggung akibat dosa kita, dan setelah Dia memenangkan kita dari penderitaan dosa dan dari kuasa maut, Dia melahirkan kita untuk memperoleh hidup yang baru dalam kuasaNya. Demikianlah yang Tuhan perbuat kepada kita, dalam kelemahan dan ketidakberdayaan kita seperti bayi yang baru lahir, Tuhan menyertai dan melindungi kita seperti yang dialami oleh jemaat mula-mula, walaupun Saulus begitu ganas dan gigih menganiaya dan hendak menangkap mereka, namun Tuhan bekerja untuk melindungi jemaat dari keganasan Saulus, bahkan Saulus yang ganas diubahkan Tuhan justru menjadi pelayan Tuhan untuk melindungi jemaat.   

      2.     Dari nas ini kita menyaksikan bagaimana perkataan Tuhan Yesus yang begitu indahnya yang memperlihatkan kepada kita betapa besarnya cinta kasihNya kepada kita dengan mengatakan “mengapakah engkau menganiaya aku?”. Seberat apapun penderitaan yang kita alami dalam hidup kita ini, Tuhan Yesus juga turut merasakan penderitaan kita. Dari sini kita belajar bahwa kita tidak pernah sendiri dalam setiap pergumulan hidup kita, ingatlah selalu ada Tuhan yang selalu ambil bagian dalam perjalanan hidup kita.

    3.     Tuhan berkuasa untuk mengubah/memakai keadaan, dari yang buruk menjadi baik. Seperti kejahatan yang dirancangkan oleh Saulus diubahkan Tuhan menjadi kebaikan bagi jemaat Tuhan. Maka seburuk apapun keadaan yang kita hadapi saat ini, jangan kita berputus asa menganggap “nasi sudah menjadi bubur” sehingga kita putus harapan seakan tidak ada lagi jalan keluar. Firman Tuhan mengajak kita untuk memiliki pandangan yang luas bahwa kita ada bersama dengan Tuhan yang hidup, Tuhan yang menyertai kita, Tuhan yang mengasihi kita. Seperti kesaksian Yusuf menghadapi berbagai pergumulan dalam hidupnya, dia berkata “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” (Kejadian 50:20).

      4.     Sebagai wujud nyata bahwa kita telah menghayati penderitaan dan kematian Tuhan Yesus dan menyaksikan kebangkitan Tuhan, sepatutnyalah kita mengalami pembaharuan dalam hidup kita. Penghayatan kita akan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus adalah perjumpaan kita dengan Tuhan Yesus, supaya kita diubahkan dari hidup kita yang lama menuju kepada hidup yang baru.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Khotbah Minggu dengan judul Kisah Para Rasul 9: 1-6 Berubah Oleh Perjumpaan Dengan Yesus . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2022/04/kisah-para-rasul-9-1-6-berubah-oleh.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Kisah Para Rasul 9: 1-6 Berubah Oleh Perjumpaan Dengan Yesus "