Bacaan Firman Tuhan: Amsal 4: 18-27
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang
fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung. Hai anakku, perhatikanlahperkataanku,
arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu
di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.
Menjaga
dan memelihara kehidupan yang Tuhan berikan kepada kita adalah menjadi bagian
tugas dan panggilan kita sebagai orang yang beriman. Kita mensyukuri
kemahakuasaan Tuhan yang mencipta dan menjadikan kita dengan menjaga dan
memelihara hidup pemberian Tuhan. Dengan cara bagaimana kita menjaganya? Tuhan
Yesus mengatakan “Manusia hidup tidak hanya dari roti saja tetapi dari setiap firman
yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4: 4).
Dalam
bacaan kita dari kitab Amsal ini, kita dingatkan untuk tidak hidup seperti orang
fasik, jalan orang fasik itu seperti berjalan dalam kegelapan, tidak tahu
kemana pergi dan tidak melihat jalan yang di laluinya, dia tersandung tetapi
tidak tahu apa yang menyebabkannya tersandung.
Namun
tidak demikian dengan hidup orang benar, yang berjalan seperti menelusuri jalan
dipagi hari dan menyongsong siang hari, semakin dia berjalan ke depan jalan
yang dilaluinya semakin terang. Demikianlah jalan hidup orang benar, sebab
Yesus adalah terang dunia (Yohanes 8: 12) yang menyinari jalan yang kita tempuh.
Menjalani
kehidupan ini, kita membutuhkan Yesus untuk menerangi jalan hidup yang akan
kita tempuh. Tanpa tuntunan terang
firman Tuhan Yesus kita seperti orang yang tidak dapat melihat, mendengar,
berbicara, berjalan dan juga hati yang tidak bisa menimbang akan tindakan yang
kita perbuat.
Sebagaimana
di katakan di ayat 23 “Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi
mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka”.
Firman Tuhan adalah sumber kehidupan kita dan firman Tuhan yang menguasai
seluruh tubuh kita, bahwa hidup kita sepenuhnya berada pada penguasaan firman
Tuhan.
Kita
mengetahui bagaimana tantangan hidup yang dihadapi oleh rasul Paulus dalam
memberitakan Injil. Berbagai tantangan mulai di penjara, mendapatkan penganiayaan,
menghadapi berbagai bahaya di perjalanan, penyakit yang ada dalam tubuhnya
belum lagi fitnah yang dialamatkan kepadanya. Namun hal itu tidak menyurutkan
semangatnya memberitakan Injil. Dia tetap semangat menjalani hidup sebagai
pemberita Injil sebab dia berkata “Namun aku hidup, tetapi bukan
lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah
mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia
2: 20).
Sepanjang
jalan kehidupan yang sudah dan yang akan kita jalani, kita akan berhadapan pada
berbagai tantangan kehidupan yang dapat membuat kita tersandung. Kita bisa
jatuh tersandung, manakala:
Kita mempertajam telinga kita
mendengar suara godaan yang menggiurkan,
Kita membuka mulut untuk menjawab
ucapan yang sia-sia,
Ketika mata kita menoleh pandangan ke
arah kenikmatan sesaat,
Ketika memberikan kesempatan bagi kaki
kita menyimpang ke jalan yang salah,
Ketika kita mau untuk membuka hati
diisi oleh hal yang kotor.
Sebesar
apapun tantangan dan godaan kehidupan ini, tetaplah focus pada tujuan, setia
kepada hikmat dari Tuhan dan biarlah hidup kita senantiasa diterangi firman
Tuhan. Bahwa tidak ada jalan, pertolongan, sukacita, kenikmatan yang benar
selain dari Tuhan kita Yesus Kristus. Menjalani kehidupan ini, biarlah kita
menikmati kehadiran Tuhan dalam diri kita, bahwa yang menggerakkan kita
menjalani kehidupan ini adalah kuasa Allah yang telah dinyatakan dalam diri
setiap orang yang percaya.
No comments :
Post a Comment