Bacaan Firman
Tuhan: Amos 5: 18-24
Celakalah
mereka yang menginginkan hari TUHAN! Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu? Hari
itu kegelapan, bukan terang! Seperti seseorang yang lari terhadap singa, seekor
beruang mendatangi dia, dan ketika ia sampai ke rumah, bertopang dengan
tangannya ke dinding, seekor ular memagut dia! Bukankah hari TUHAN itu
kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya?
"Aku
membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan
rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran
dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa
ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu,
lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung
seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."
Apa
yang dilakukan oleh bangsa Israel tidak ubahnya dengan praktek penyembahan yang
dilakukan oleh para penyembah berhala. Bangsa Israel datang kepada Tuhan untuk
datangnya Hari Tuhan adalah supaya musuh-musuh mereka di taklukkan, mereka
mengadakan hari raya, nyanyian pujian dan juga korban bakaran. Bahwa dengan itu
semua mereka menganggap sudah dapat menyenangkan hati Tuhan, dan permintaan
mereka pun di kabulkan.
Para
penyembah berhala, perbuatan yang benar itu tidak penting, yang penting adalah
bagaimana bagus, baik dan banyaknya persembahan yang mereka sampaikan. Hal ini tentu
mendatangkan murka yang besar dari Tuhan, sebab ini namanya adalah penghinaan
bagi Tuhan karena telah menyamakan Tuhan dengan berhala-berhala yang di sembah
oleh orang kafir.
Mereka
menganggap bahwa kedatangan Hari Tuhan itu adalah suatu kebahagiaan, ternyata firman
Tuhan berkata lain bahwa kedatangan Hari Tuhan itu adalah kebinasaan bagi
mereka. Sebab Hari Tuhan akan membawa kebinasaan bagi orang yang tidak hidup
dalam kebenaran Tuhan, tetapi Hari Tuhan itu akan menjadi kebahagiaan bagi
mereka yang hidup dalam kebenaran Tuhan.
Tidak
ada yang mengetahui kapan Hari Tuhan itu akan datang, seperti pencuri di malam
hari. Kapan Hari Tuhan itu datang dalam dunia ini dan bagi setiap pribadi,
namun Tuhan Yesus dalam perumpamaanNya tentang gadis-gadis yang bijaksana dan
gadis-gadis yang bodoh mengingatkan kita supaya tetap berjaga-jaga. Berbahagialah
kita seperti gadis-gadis yang bijaksana itu yang menyediakan perbekalan minyak
pelitanya menanti mempelai laki-laki yang tidak tahu kapan waktu datangnya
(Matius 25: 1-13).
Mungkin
kita sering mendengar kata (kurang lebih seperti ini) “saudara kita ini sudah tenang kembali kepada Tuhan”, ketika ada
acara perkabungan orang yang meninggal. Kata itu memberikan dua arti: pertama:
memberikan penghiburan kepada keluarga yang berduka, Kedua: bisa timbul
pemikiran dari orang yang mendengar, ternyata kalau sudah mati maka kita sudah
tenang dan senang, asal sudah menjadi orang Kristen.
Satu
sisi, kematian memang adalah suatu kebahagiaan karena kita akan bersama-sama
Tuhan, namun di sisi lain kematian adalah suatu kengerian sebagaimana yang
dikatakan di ayat 19 “Seperti seseorang yang lari terhadap singa,
seekor beruang mendatangi dia, dan ketika ia sampai ke rumah, bertopang dengan
tanggannya ke dinding, seekor ular memagut dia”.
Apakah
memang benar kematian itu adalah ketenangan dan kebahagiaan? Tergantung apakah
dia hidup dalam kebenaran Tuhan.
- Bukan karena banyakya persembahan yang kita berikan, namun bagaimana ketulusan kita mengakui segala berkat Tuhan
- Bukan karena seringnya kita ibadah, tetapi bagaimana kesungguhan kita yang selalu rindu ingin bersekutu dengan Tuhan
- Bukan karena keindahan nyanyian kita, tetapi bagaimana kerinduan kita untuk selalu memuji Tuhan
- Bukan masalah kita aktif atau tidak dalam pelayanan di gereja, tetapi bagaimanakah kerinduan kita ingin berperan serta memajukan gereja Tuhan.
Dan
yang sangat penting dari semua itu adalah bagaimana supaya penyembahan kita
kepada Tuhan, persembahan kita pada Tuhan itu mengikut juga pada perilaku dan
perbuatan kita di segala situasi dan tempat, tidak hanya di gereja. Sebagaimana
Paulus menuliskan “Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi
aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan
memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal
budiku” (1 Korintus 14:15).
Dan
sebagaimana juga yang dikatakan di ayat 24 “Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung
seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir”. Bahwa air
itu tidak diam di satu tempat, namun akan tetap mengalir ke semua tempat, hidup
menyembah Tuhan, hidup yang benar itu tidak hanya di gereja tetapi juga terus
mengalir ke semua tempat.
Jika
demikian, maka itulah orang yang berjaga-jaga kapanpun datangnya Hari Tuhan,
kita adalah orang yang sudah siap menerima Hari Tuhan menjadi hari yang terang
penuh dengan sukacita abadi.
No comments :
Post a Comment