Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Wednesday, May 10, 2017

1 Petrus 2: 4-10 | Dipilih untuk berkarya



Bacaan Firman Tuhan: 1 Petrus 2: 4-10
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.


Apakah anda sebagai seorang Kristen yang pernah mendapatkan perlakuan diskriminatif? Atau Anda pernah mendapatkan ejekan dan makian karena anda seorang Kristen?. Firman Tuhan saat ini ingin menguatkan kita, dikatakan “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri”

Sama seperti Yesus Kristus yang di tolak dan di buang, tetapi justru Dia-lah yang dipilih di hadirat Allah. Yesus adalah batu yang hidup, yaitu Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru untuk mendirikan kerajaan Allah di dunia ini.

Di atas batu yang hidup itu kita di susun mendirikan kerajaan Allah yaitu pembangunan suatu rumah rohani (ay.5). Bahwa kita adalah umat Allah yang telah dipanggil dari kegelapan menuju terang Tuhan yang ajaib.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam Perjanjian Lama kita telah membaca bagaimana Israel di sebut sebagai umat Allah, yang dipilih diantara bangsa-bangsa. Israel yang dipilih menjadi terang bagi bangsa-bangsa dan melalui Israel Allah akan memberkati bangsa-bangsa lain. Justru mereka menolak untuk taat kepada firman Allah bahwa janji keselamatan itu telah di genapi di dalam Yesus Kristus. Sehingga Dia seperti batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, namun justru menjadi batu yang hidup dimana Tuhan berkarya dalam dunia ini. Sehingga jelaslah kita memahami tentang diri kita sebagaimana dikatakan dalam ayat 10 “kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”

Betapa berharganya kita ditempatkan menjadi batu yang di susun di atas dasar yang teguh untuk mendirikan rumah rohani, dimana Allah menjadi arsitek Agung. Kita semua yang percaya adalah batu yang di susun oleh Tuhan sesuai dengan rencanaNya.

Maka untuk hidup di dalam rencana Tuhan, kita perlu untuk menyangkal diri. Memberikan kepercayaan penuh kepada Dia sebagai arsitek Agung yang akan menata kita sesuai dengan maksud dan rencanaNya. Hal ini dapat kita bandingkan sebagaimana Tuhan menggambarkan diriNya seperti tukang periuk yang akan membentuk tanah liat susuai dengan rencanaNya (Yeremia 18: 1-6).

Maka, berilah dirimu dijamah sentuhan tangan Tuhan yang kreatif, penuh kuasa untuk menyatakan rencanaNya yang mulia. Kita adalah “batu pilihan Tuhan”, menjadi umat yang kudus yang akan dipakai Tuhan menyatakan rencanaNya.
Sebagai bangunan rohani, kita disadarkan akan peran besar kita sebagai umat pilihan Tuhan. Sekalipun kita ditolak, dihina dan dibenci namun kita harus mengingat, bahwa dalam rencana besar Tuhan mereka membutuhkan kita. 

Sehingga saatnya kita keluar dari “zona nyaman” untuk keluar dari iman yang pasif. Saatnya kita keluar dari sikap hanya berharap bahwa Tuhan akan senantiasa berbuat sesuatu untuk kita. walaupun sebenarnya Tuhan memang berbuat demikian, namun kita seharusnya memiliki respon dan tanggungjawab sebagai seorang yang mempercayai kebesaran Tuhan dalam kehidupan kita.
Sebagaimana Daud dalam Mazmur 22 yang mengungkapkan responnya yang aktif atas perbuatan Allah yang luar biasa dalam hidupnya. Perbuatan Tuhan yang sungguh hebat itu harus diketahui oleh semua orang dan dan akan terus diceritakan kepada genarasi yang akan datang. 

Walaupun kita berada pada himpitan kesusahan dan pergumulan bukan artinya kita hanya pasif menanti dengan berdiam diri. Biarpun kondisi yang kita hadapi sedang tidak kondusif, namun respon kita pada Tuhan yang kita imani tetap harus terlihat. Doa dan nyanyian itu tidak hanya di bibir tetapi harus juga dalam perbuatan. Kita memberikan diri kita untuk dipergunakan menjadi batu hidup, yang memberikan hidup kita ini menjadi persembahan rohani di hadapan Tuhan.

Bagaimana saya sebagai “batu yang hidup” yang akan dipakai oleh Tuhan dalam rencana indahNya. Tanggugjawabku sebagai seorang yang telah diselamatkan oleh Tuhan akan ku jalankan, pergumulan dan peneritaan yang sedang ku hadapi, ku percaya bahwa Tuhan akan mengaturnya untuk kebaikanku. 

Jangan berdiam diri hanya melihat-lihat apa yang akan diperbuat oleh Tuhan dalam hidupmu, tetapi lihatlah ke depan apa yang dapat engkau perbuat sebagai respon imanmu kepada Tuhan. – jangan tanyakan apa yang akan Tuhan perbuat untukmu, tetapi tanyakanlah apa respon imanmu kepada Tuhan.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

1 Petrus 2: 4-10 | Dipilih untuk berkarya



Bacaan Firman Tuhan: 1 Petrus 2: 4-10
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.


Apakah anda sebagai seorang Kristen yang pernah mendapatkan perlakuan diskriminatif? Atau Anda pernah mendapatkan ejekan dan makian karena anda seorang Kristen?. Firman Tuhan saat ini ingin menguatkan kita, dikatakan “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri”

Sama seperti Yesus Kristus yang di tolak dan di buang, tetapi justru Dia-lah yang dipilih di hadirat Allah. Yesus adalah batu yang hidup, yaitu Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru untuk mendirikan kerajaan Allah di dunia ini.

Di atas batu yang hidup itu kita di susun mendirikan kerajaan Allah yaitu pembangunan suatu rumah rohani (ay.5). Bahwa kita adalah umat Allah yang telah dipanggil dari kegelapan menuju terang Tuhan yang ajaib.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam Perjanjian Lama kita telah membaca bagaimana Israel di sebut sebagai umat Allah, yang dipilih diantara bangsa-bangsa. Israel yang dipilih menjadi terang bagi bangsa-bangsa dan melalui Israel Allah akan memberkati bangsa-bangsa lain. Justru mereka menolak untuk taat kepada firman Allah bahwa janji keselamatan itu telah di genapi di dalam Yesus Kristus. Sehingga Dia seperti batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, namun justru menjadi batu yang hidup dimana Tuhan berkarya dalam dunia ini. Sehingga jelaslah kita memahami tentang diri kita sebagaimana dikatakan dalam ayat 10 “kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”

Betapa berharganya kita ditempatkan menjadi batu yang di susun di atas dasar yang teguh untuk mendirikan rumah rohani, dimana Allah menjadi arsitek Agung. Kita semua yang percaya adalah batu yang di susun oleh Tuhan sesuai dengan rencanaNya.

Maka untuk hidup di dalam rencana Tuhan, kita perlu untuk menyangkal diri. Memberikan kepercayaan penuh kepada Dia sebagai arsitek Agung yang akan menata kita sesuai dengan maksud dan rencanaNya. Hal ini dapat kita bandingkan sebagaimana Tuhan menggambarkan diriNya seperti tukang periuk yang akan membentuk tanah liat susuai dengan rencanaNya (Yeremia 18: 1-6).

Maka, berilah dirimu dijamah sentuhan tangan Tuhan yang kreatif, penuh kuasa untuk menyatakan rencanaNya yang mulia. Kita adalah “batu pilihan Tuhan”, menjadi umat yang kudus yang akan dipakai Tuhan menyatakan rencanaNya.
Sebagai bangunan rohani, kita disadarkan akan peran besar kita sebagai umat pilihan Tuhan. Sekalipun kita ditolak, dihina dan dibenci namun kita harus mengingat, bahwa dalam rencana besar Tuhan mereka membutuhkan kita. 

Sehingga saatnya kita keluar dari “zona nyaman” untuk keluar dari iman yang pasif. Saatnya kita keluar dari sikap hanya berharap bahwa Tuhan akan senantiasa berbuat sesuatu untuk kita. walaupun sebenarnya Tuhan memang berbuat demikian, namun kita seharusnya memiliki respon dan tanggungjawab sebagai seorang yang mempercayai kebesaran Tuhan dalam kehidupan kita.
Sebagaimana Daud dalam Mazmur 22 yang mengungkapkan responnya yang aktif atas perbuatan Allah yang luar biasa dalam hidupnya. Perbuatan Tuhan yang sungguh hebat itu harus diketahui oleh semua orang dan dan akan terus diceritakan kepada genarasi yang akan datang. 

Walaupun kita berada pada himpitan kesusahan dan pergumulan bukan artinya kita hanya pasif menanti dengan berdiam diri. Biarpun kondisi yang kita hadapi sedang tidak kondusif, namun respon kita pada Tuhan yang kita imani tetap harus terlihat. Doa dan nyanyian itu tidak hanya di bibir tetapi harus juga dalam perbuatan. Kita memberikan diri kita untuk dipergunakan menjadi batu hidup, yang memberikan hidup kita ini menjadi persembahan rohani di hadapan Tuhan.

Bagaimana saya sebagai “batu yang hidup” yang akan dipakai oleh Tuhan dalam rencana indahNya. Tanggugjawabku sebagai seorang yang telah diselamatkan oleh Tuhan akan ku jalankan, pergumulan dan peneritaan yang sedang ku hadapi, ku percaya bahwa Tuhan akan mengaturnya untuk kebaikanku. 

Jangan berdiam diri hanya melihat-lihat apa yang akan diperbuat oleh Tuhan dalam hidupmu, tetapi lihatlah ke depan apa yang dapat engkau perbuat sebagai respon imanmu kepada Tuhan. – jangan tanyakan apa yang akan Tuhan perbuat untukmu, tetapi tanyakanlah apa respon imanmu kepada Tuhan.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Iman / Keselamatan / Khotbah Minggu / Mengikut Yesus / Persekutuan dengan judul 1 Petrus 2: 4-10 | Dipilih untuk berkarya . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2017/05/1-petrus-2-4-10-dipilih-untuk-berkarya.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " 1 Petrus 2: 4-10 | Dipilih untuk berkarya "