Bacaan Firman Tuhan: Markus 7: 1-23
Bacaan Firman Tuhan: Markus 7: 1-23"Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia" - Markus 7: 8
Ketika orang Farisi dan ahli
Taurat memberikan pertanyaan kepada Yesus dengan menanyakan “Mengapa
murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi
makan dengan tangan najis?” Sebab mereka telah melihat beberapa dari
murid-murid Tuhan Yesus makan tanpa cuci tangan.
Atas pertanyaan tersebut
Yesus menyatakan mereka sebagai orang-orang yang munafik dan mengutip nas yang
tertulis dalam Yesaya 29:13 “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan
ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia”.
Bahkan tidak hanya itu,
Tuhan Yesus mencontohkan lagi kemunafikan mereka dengan contoh yang lain, yakni
“Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya
harus mati”. Namun ajaran yang ada pada mereka justru melpakan
tanggungjawab kepada orangtua dengan beralasan apa yang seharusnya diberikan
kepada orangtuanya telah diberikan kepada Allah sebagai korban atau
persembahan.
Dalam situasi ini, Yesus
dengan tegas menyatakan bahwa dari luar mereka seakan-akan adalah seorang yang
taat kepada Tuhan, namun kenyataannya mereka lebih berpegang kepada adat
istiadat manusia ketimbang memathi perintah Tuhan (ay. 8-9). Jika kita memahami
nas ini, bahwa memang kemarahan Yesus atas sikap orang Farisi dan ahli taurat
yang mencoba mendakwa dan mempersalahkan Yesus dan murid-muridNya karena tidak
tunduk kepada adat istiadat manusia, tetapi Yesus justru mengecam mereka yang
lebih mengutamakan adat istiadat dan mengesampingkan perintah Allah. Bahwa
dalam menjalan hukum taurat, orang Yahudi banyak menggunakan aturan-aturan rabi
yang mengaburkan perintah Tuhan yang sesungguhnya.
Hal ini menjadi peringatan
dan pengajaran bagi kita. Dalam kehidupan kita selaku orang Kristen yang
percaya kepada Tuhan Yesus, bahwa kita juga pasti bersinggungan dengan orang
yang ada di sekitar kita, karena memang kita adalah mahluk sosial. Selain dari
perintah Tuhan yang mengatur kehidupan kita, pasti akan ada aturan-aturan
sosial yang lain yang akan mengatur interaksi kita, baik adat istiadat, aturan
organisasi, aturan negara, dan masih banyak yang lainnya.
Melalui nas ini patut untuk
kita renungkan, bahwa Tuhan tidak ingin mempertentangkannya, namun nas ini
ingin memperjelas perbedaannya. Bahwa tidak ada yang utama dan yang terutama
selain dari mentaati perintah Tuhan. Supaya kita mengesampingkan Firman Tuhan
hanya untuk melakukan aturan-aturan yang dibuat manusia. Maka jika ada
aturan-aturan manusia yang berhubungan dengan kita yang tidak sesuai dengan
Firman Tuhan, maka kita harus kristis untuk memperbaikinya. Tuhan lebih tidak menghendaki seseorang yang kelihatannya melakukan perintah Tuhan, namun dalam kenyataannya aturan manusialah yang dijalankannya.
"Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia" - Markus 7: 8
Ketika orang Farisi dan ahli
Taurat memberikan pertanyaan kepada Yesus dengan menanyakan “Mengapa
murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi
makan dengan tangan najis?” Sebab mereka telah melihat beberapa dari
murid-murid Tuhan Yesus makan tanpa cuci tangan.
Atas pertanyaan tersebut
Yesus menyatakan mereka sebagai orang-orang yang munafik dan mengutip nas yang
tertulis dalam Yesaya 29:13 “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan
ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia”.
Bahkan tidak hanya itu,
Tuhan Yesus mencontohkan lagi kemunafikan mereka dengan contoh yang lain, yakni
“Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya
harus mati”. Namun ajaran yang ada pada mereka justru melpakan
tanggungjawab kepada orangtua dengan beralasan apa yang seharusnya diberikan
kepada orangtuanya telah diberikan kepada Allah sebagai korban atau
persembahan.
Dalam situasi ini, Yesus
dengan tegas menyatakan bahwa dari luar mereka seakan-akan adalah seorang yang
taat kepada Tuhan, namun kenyataannya mereka lebih berpegang kepada adat
istiadat manusia ketimbang memathi perintah Tuhan (ay. 8-9). Jika kita memahami
nas ini, bahwa memang kemarahan Yesus atas sikap orang Farisi dan ahli taurat
yang mencoba mendakwa dan mempersalahkan Yesus dan murid-muridNya karena tidak
tunduk kepada adat istiadat manusia, tetapi Yesus justru mengecam mereka yang
lebih mengutamakan adat istiadat dan mengesampingkan perintah Allah. Bahwa
dalam menjalan hukum taurat, orang Yahudi banyak menggunakan aturan-aturan rabi
yang mengaburkan perintah Tuhan yang sesungguhnya.
Hal ini menjadi peringatan
dan pengajaran bagi kita. Dalam kehidupan kita selaku orang Kristen yang
percaya kepada Tuhan Yesus, bahwa kita juga pasti bersinggungan dengan orang
yang ada di sekitar kita, karena memang kita adalah mahluk sosial. Selain dari
perintah Tuhan yang mengatur kehidupan kita, pasti akan ada aturan-aturan
sosial yang lain yang akan mengatur interaksi kita, baik adat istiadat, aturan
organisasi, aturan negara, dan masih banyak yang lainnya.
Melalui nas ini patut untuk
kita renungkan, bahwa Tuhan tidak ingin mempertentangkannya, namun nas ini
ingin memperjelas perbedaannya. Bahwa tidak ada yang utama dan yang terutama
selain dari mentaati perintah Tuhan. Supaya kita mengesampingkan Firman Tuhan
hanya untuk melakukan aturan-aturan yang dibuat manusia. Maka jika ada
aturan-aturan manusia yang berhubungan dengan kita yang tidak sesuai dengan
Firman Tuhan, maka kita harus kristis untuk memperbaikinya. Tuhan lebih tidak menghendaki seseorang yang kelihatannya melakukan perintah Tuhan, namun dalam kenyataannya aturan manusialah yang dijalankannya.
No comments :
Post a Comment