Bacaan Firman Tuhan: 1 Raja-raja 3: 4-14; 1 Korintus 2: 6-16
Dalam
hal ini Salomo yang adalah raja yang dipilih untuk memimpin bangsa Israel
sepertinya persis mengetahui apa sebenarnya yang dia butuhkan sebagai raja
ketika Tuhan bertanya dalam mimpinya “Mintalah apa yang hendak Kuberikan
kepadamu” dan sangatlah tepat jika dia meminta hikmat dan kebijaksanaan untuk
menimbang suatu perkara untuk dapat menimbang antara yang baik dan yang jahat.
Sebab Salomo sebagai raja harus mampu untuk memutuskan berbagai perkara yang
dia hadapi untuk memimpin bangsa Israel yang begitu besar. Adalah sangat baik
jika pertanyaan Tuhan tersebut kita refleksikan dalam hidup kita jika Tuhan
juga bertanya kepada kita “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu” maka
apakah yang akan kita jawab?
Namun hal menarik yang dapat kita ambil dari
jawaban Salomo adalah bahwa hikmat yang dia minta itu adalah berasal dari
Tuhan, sebab jika kita kita menimbang suatu keputusan dengan himat manusia
mungkin akan lain lagi jawabannya. Sehingga permintaan Salomo itu tidak lain
adalah permohonan penyertaan Tuhan dalam kehidupannya agar kehendak Tuhanlah
yang nyata dalam kehidupannya dan bukan kehendaknya, untuk menimbang suatu
perkara tidak mengandalkan pikiran manusia namun mengandalkan hikmat Allah.
Itulah sebabnya jika kita melihat bagaimana Salomo memberikan nasehat-nasehat
dalam kehidupan sehari-hari melalui kitab Amsal sangat jelas menegaskan kepada
kita bahwa hikmat “takut akan Tuhan
adalah permulaan pengetahuan”.
Dalam
menjalani kehidupan ini kita tidak akan terlepas dari keputusan-keputusan yang
akan kita ambil dalam menyikapi ataupun melakukan sesuatu yang sangat
mempengaruhi kehidupan yang kita jalani sehingga bagaimana kita dalam mengambil
keputusan, apakah keputusan yang kita ambil adalah berdasarkan hikmat Allah
atau hikmat manusia?
Sebagai pengikut Kristus di dunia ini kita harus sadar bahwa tujuan hidup kita itu adalah mengikut Yesus, sehingga segala keputusan hidup ini hanya akan diarahkan pada hikmat Allah, apapun yang akan direncanakan, dipikirkan dan akan dilakukan itu adalah sesuai dengan kehendak Allah, dalam 1 Korintus 1: 30 dikatakan bahwa “Kristus Yesus telah menjadi hikmat bagi kita”. Hikmat manusia, salib adalah suatu kebodohan, tetapi salib adalah kekuatan Allah. Rasul Paulus begitu jelas menyatakan mengenai hikmat Allah dan hikmat manusia dalam 1 Koristus 1-2. Sehingga di dalam mengambil segala tindakan itu adalah melalui hikmat kebijaksanaan Allah dan bukan hikmat manusia.
Sebagai pengikut Kristus di dunia ini kita harus sadar bahwa tujuan hidup kita itu adalah mengikut Yesus, sehingga segala keputusan hidup ini hanya akan diarahkan pada hikmat Allah, apapun yang akan direncanakan, dipikirkan dan akan dilakukan itu adalah sesuai dengan kehendak Allah, dalam 1 Korintus 1: 30 dikatakan bahwa “Kristus Yesus telah menjadi hikmat bagi kita”. Hikmat manusia, salib adalah suatu kebodohan, tetapi salib adalah kekuatan Allah. Rasul Paulus begitu jelas menyatakan mengenai hikmat Allah dan hikmat manusia dalam 1 Koristus 1-2. Sehingga di dalam mengambil segala tindakan itu adalah melalui hikmat kebijaksanaan Allah dan bukan hikmat manusia.
Bacaan Firman Tuhan: 1 Raja-raja 3: 4-14; 1 Korintus 2: 6-16
Dalam
hal ini Salomo yang adalah raja yang dipilih untuk memimpin bangsa Israel
sepertinya persis mengetahui apa sebenarnya yang dia butuhkan sebagai raja
ketika Tuhan bertanya dalam mimpinya “Mintalah apa yang hendak Kuberikan
kepadamu” dan sangatlah tepat jika dia meminta hikmat dan kebijaksanaan untuk
menimbang suatu perkara untuk dapat menimbang antara yang baik dan yang jahat.
Sebab Salomo sebagai raja harus mampu untuk memutuskan berbagai perkara yang
dia hadapi untuk memimpin bangsa Israel yang begitu besar. Adalah sangat baik
jika pertanyaan Tuhan tersebut kita refleksikan dalam hidup kita jika Tuhan
juga bertanya kepada kita “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu” maka
apakah yang akan kita jawab?
Namun hal menarik yang dapat kita ambil dari
jawaban Salomo adalah bahwa hikmat yang dia minta itu adalah berasal dari
Tuhan, sebab jika kita kita menimbang suatu keputusan dengan himat manusia
mungkin akan lain lagi jawabannya. Sehingga permintaan Salomo itu tidak lain
adalah permohonan penyertaan Tuhan dalam kehidupannya agar kehendak Tuhanlah
yang nyata dalam kehidupannya dan bukan kehendaknya, untuk menimbang suatu
perkara tidak mengandalkan pikiran manusia namun mengandalkan hikmat Allah.
Itulah sebabnya jika kita melihat bagaimana Salomo memberikan nasehat-nasehat
dalam kehidupan sehari-hari melalui kitab Amsal sangat jelas menegaskan kepada
kita bahwa hikmat “takut akan Tuhan
adalah permulaan pengetahuan”.
Dalam
menjalani kehidupan ini kita tidak akan terlepas dari keputusan-keputusan yang
akan kita ambil dalam menyikapi ataupun melakukan sesuatu yang sangat
mempengaruhi kehidupan yang kita jalani sehingga bagaimana kita dalam mengambil
keputusan, apakah keputusan yang kita ambil adalah berdasarkan hikmat Allah
atau hikmat manusia?
Sebagai pengikut Kristus di dunia ini kita harus sadar bahwa tujuan hidup kita itu adalah mengikut Yesus, sehingga segala keputusan hidup ini hanya akan diarahkan pada hikmat Allah, apapun yang akan direncanakan, dipikirkan dan akan dilakukan itu adalah sesuai dengan kehendak Allah, dalam 1 Korintus 1: 30 dikatakan bahwa “Kristus Yesus telah menjadi hikmat bagi kita”. Hikmat manusia, salib adalah suatu kebodohan, tetapi salib adalah kekuatan Allah. Rasul Paulus begitu jelas menyatakan mengenai hikmat Allah dan hikmat manusia dalam 1 Koristus 1-2. Sehingga di dalam mengambil segala tindakan itu adalah melalui hikmat kebijaksanaan Allah dan bukan hikmat manusia.
Sebagai pengikut Kristus di dunia ini kita harus sadar bahwa tujuan hidup kita itu adalah mengikut Yesus, sehingga segala keputusan hidup ini hanya akan diarahkan pada hikmat Allah, apapun yang akan direncanakan, dipikirkan dan akan dilakukan itu adalah sesuai dengan kehendak Allah, dalam 1 Korintus 1: 30 dikatakan bahwa “Kristus Yesus telah menjadi hikmat bagi kita”. Hikmat manusia, salib adalah suatu kebodohan, tetapi salib adalah kekuatan Allah. Rasul Paulus begitu jelas menyatakan mengenai hikmat Allah dan hikmat manusia dalam 1 Koristus 1-2. Sehingga di dalam mengambil segala tindakan itu adalah melalui hikmat kebijaksanaan Allah dan bukan hikmat manusia.
No comments :
Post a Comment