Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Thursday, September 14, 2023

1 Korintus 4: 1-5 Jangan Menghakimi

 Bacaan Firman Tuhan: 1 Korintus 4: 1-5

“Jangan Menghakimi”

        Rasul Paulus memberikan teguran-teguran dan sekaligus memberikan pengajaran tentang persoalan-persoalan yang terjadi di jemaat Korintus, dan salah satunya adalah tentang perpecahan yang terjadi di jemaat Korintus. Setelah paulus pergi dari Korintus, datang pengajar-pengajar lain ke Korintus (Apolos dan Petrus) untuk memberitakan Injil. Namun jemaat di Korintus akhirnya terpecah karena mereka mengagung-angungkan pengajar yang mereka sukai, akhirnya memunculkan adanya golongan Paulus, golongan Apolos dan golongan Petrus. Mereka saling menganggap diri mereka lebih baik dari yang lain karena pemimpin rohani yang mereka agungkan lebih baik dari pemimpin rohani yang lain.

        Paulus melihat persoalan ini adalah suatu kesombongan yang saling membanggakan diri lebih baik dari yang lain. Paulus mengingatkan jemaat bahwa semua kita mempunyai kasih karunia yang sama di dalam Kristus, adakah kasih karunia Kristus itu berbeda-beda kepada setiap orang, sehingga dia bisa mengangkat dirinya lebih dari yang lain? Rasul Paulus memberikan contoh tentang dirinya sendiri, dia dipanggil Allah menjadi seorang rasul, namun Paulus tidak pernah mengangkat dirinya merasa lebih tinggi dari yang lainnya, justru yang diperlihatkannya adalah dirinya sebagai hamba yang sangat rendah, dihina, dimaki, difirnah, dipikuli, direndahkan, dipenjarakan, namun Paulus tetap sabar menghadapinya, karena dia tahu siapa dirinya adalah hamba/pelayan Kristus (ay. 6-21). Sehingga perpecahan yang terjadi di jemaat Korintus karena golongan-golongan dari salah satu pemimpin rohani yang mereka ciptakan sendiri adalah kesombongan yang tidak layak ada dalam tubuh Kristus, sebab siapapun pemimpin rohaninya semuanya adalah hamba/pelayan Kristus.

        Maka secara khusus dari teks bacaan kita minggu ini, mengajak kita menggumuli tema “jangan menghakimi”. Kita akan melihat dasar-dasar mengapa kita tidak selayaknya menghakimi, karena menghakimi adalah salah satu tanda dari kesombongan.

      1.      Hamba Kristus yang dapat dipercaya

Paulus menasehatkan supaya jemaat di korintus tidak menyebut mereka sebagai pemimpin golongan, tetapi sebagai hamba/pelayan yang diurapi. Kata “hamba” dalam bahasa Yunani yang dipakai Paulus disini adalah “huperetes” yang berarti bawahan. Kata ini dipakai untuk orang-orang yang duduk dibangku paling bawah dalam sebuah kapal yang bertugas untuk mendayung. Sehingga Paulus hendak mengatakan bahwa dirinya dan pelayan lainnya tidak layak untuk ditinggikan dan dihormati untuk duduk di atas, justru tempat mereka adalah di bawah dan mengerjakan pekerjaannya tanpa perlu untuk diketahui dan dilihat orang (penumpang di perahu itu tahu kalau kapal itu berjalan karena ada orang yang mendayungnya, tetapi mereka tidak tahu siapa orang yang mendayungkannya).

Demikianlah ketulusan hati yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya, apapun yang kita kerjakan, lakukan tidak perlu memperoleh sebuah pengakuan maupun menyombongkan diri dengan apa yang telah kita capai. Tetapi kita melakukan segala sesuatu yang terbaik adalah karena panggilan Tuhan dalam hidup kita dan kita melakukannya sebagai seorang yang dapat dipercaya. Kepercayaan yang telah Tuhan berikan kepada kita harus kita tujukkan kepada Tuhan bahwa kita dapat dipercaya. Artinya kita melakukan segala sesuatu adalah untuk Tuhan (Kolose 3:23). Apa yang ada pada kita bukan untuk disombongkan dengan menganggap seakan itu adalah karena kehebatan dan kemampuan kita, tetapi kita harus katakan bahwa apa yang ada pada kita adalah berasal dari Tuhan yang dipercayakan kepada kita.

      2.      Jangan menghakimi karena Tuhanlah yang berhak menghakimi

       Dari sini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:

-          Paulus menasehatkan supaya kita tidak mendahului keputusan Tuhan dengan menghakimi orang lain. Dengan menghakimi sesama kita manusia itu artinya kita telah mendahului keputusan Tuhan sebagai hakim tertinggi. Itulah sebabnya Paulus katakan dalam nas ini  “janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang”. Artinya, sebelum Tuhan datang sebagai hakim untuk mengadili kita, kita masih diberi kesempatan untuk berubah dari perbuatan kita yang salah. Sehingga kita tidak bisa memvonis seseorang dengan penghakiman kita, padahal Tuhan masih memberi kesempatan untuk bertobat. Itulah sebabnya sering kita menjumpai perkataan demikian, “dulu dia adalah seorang yang jahat, tetapi sekarang dia tidak seperti dulu lagi, sekarang dia sangat baik”. Betapa cerobohnya kita menghakimi seseorang, jika dikemudian hari dia tidak seperti yang kita tuduhkan itu.

-          Paulus tidak takut dan tidak malu sekalipun ada orang yang menghakiminya dan memfitnahnya, karena penghakiman tertinggi adalah penghakiman Tuhan. Yang menyatakan kita benar atau salah bukanlah manusia, tetapi Tuhan. Sehingga kita harus dapat bijak menyikapi penghakiman maupun fitnahan yang dituduhkan kepada kita, jika memang penghakiman manusia itu tidaklah benar, jangan justru kita gusar dan tidak tenang dalam hidup, sehingga kita hanya menyusahkan diri sendiri. Tetapi serahkan semuanya kepada Tuhan Sang Hakim Agung.

-          Paulus juga tidak mau menghakimi diri sendiri (3b). Jangankan menghakimi orang lain, menghakimi diri sendiri pun Paulus tidak mau. Ada banyak orang yang jatuh dalam pergumulan yang berat karena menghakimi diri sendiri. Memvonis diri sebagai orang bodoh, tidak bisa apa-apa, tidak berbakat, akhirnya dia hanya meratapi diri sendiri, hidup dengan penyesalan.  

-          Yang berhak untuk menghakimi adalah Tuhan dan penghakimannya adalah adil. Kita bukanlah manusia yang sempurna yang persis mengetahui tentang seseorang, kita tidak memiliki cukup alat bukti yang meyakinkan untuk menghakimi seseorang, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang tersembunyi, Dia mengetahui semua apa yang ada di dalam hati setiap orang, dan melihat setiap perbuatan kita. dihadapan penghakimannya kita tidak bisa berdalih. Mungkin dihadapan manusia kita bisa menutup-nutupi kesalahan dan dosa kita, tetapi dihadapan Tuhan semuanya terang benderang.

 

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

1 Korintus 4: 1-5 Jangan Menghakimi

 Bacaan Firman Tuhan: 1 Korintus 4: 1-5

“Jangan Menghakimi”

        Rasul Paulus memberikan teguran-teguran dan sekaligus memberikan pengajaran tentang persoalan-persoalan yang terjadi di jemaat Korintus, dan salah satunya adalah tentang perpecahan yang terjadi di jemaat Korintus. Setelah paulus pergi dari Korintus, datang pengajar-pengajar lain ke Korintus (Apolos dan Petrus) untuk memberitakan Injil. Namun jemaat di Korintus akhirnya terpecah karena mereka mengagung-angungkan pengajar yang mereka sukai, akhirnya memunculkan adanya golongan Paulus, golongan Apolos dan golongan Petrus. Mereka saling menganggap diri mereka lebih baik dari yang lain karena pemimpin rohani yang mereka agungkan lebih baik dari pemimpin rohani yang lain.

        Paulus melihat persoalan ini adalah suatu kesombongan yang saling membanggakan diri lebih baik dari yang lain. Paulus mengingatkan jemaat bahwa semua kita mempunyai kasih karunia yang sama di dalam Kristus, adakah kasih karunia Kristus itu berbeda-beda kepada setiap orang, sehingga dia bisa mengangkat dirinya lebih dari yang lain? Rasul Paulus memberikan contoh tentang dirinya sendiri, dia dipanggil Allah menjadi seorang rasul, namun Paulus tidak pernah mengangkat dirinya merasa lebih tinggi dari yang lainnya, justru yang diperlihatkannya adalah dirinya sebagai hamba yang sangat rendah, dihina, dimaki, difirnah, dipikuli, direndahkan, dipenjarakan, namun Paulus tetap sabar menghadapinya, karena dia tahu siapa dirinya adalah hamba/pelayan Kristus (ay. 6-21). Sehingga perpecahan yang terjadi di jemaat Korintus karena golongan-golongan dari salah satu pemimpin rohani yang mereka ciptakan sendiri adalah kesombongan yang tidak layak ada dalam tubuh Kristus, sebab siapapun pemimpin rohaninya semuanya adalah hamba/pelayan Kristus.

        Maka secara khusus dari teks bacaan kita minggu ini, mengajak kita menggumuli tema “jangan menghakimi”. Kita akan melihat dasar-dasar mengapa kita tidak selayaknya menghakimi, karena menghakimi adalah salah satu tanda dari kesombongan.

      1.      Hamba Kristus yang dapat dipercaya

Paulus menasehatkan supaya jemaat di korintus tidak menyebut mereka sebagai pemimpin golongan, tetapi sebagai hamba/pelayan yang diurapi. Kata “hamba” dalam bahasa Yunani yang dipakai Paulus disini adalah “huperetes” yang berarti bawahan. Kata ini dipakai untuk orang-orang yang duduk dibangku paling bawah dalam sebuah kapal yang bertugas untuk mendayung. Sehingga Paulus hendak mengatakan bahwa dirinya dan pelayan lainnya tidak layak untuk ditinggikan dan dihormati untuk duduk di atas, justru tempat mereka adalah di bawah dan mengerjakan pekerjaannya tanpa perlu untuk diketahui dan dilihat orang (penumpang di perahu itu tahu kalau kapal itu berjalan karena ada orang yang mendayungnya, tetapi mereka tidak tahu siapa orang yang mendayungkannya).

Demikianlah ketulusan hati yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya, apapun yang kita kerjakan, lakukan tidak perlu memperoleh sebuah pengakuan maupun menyombongkan diri dengan apa yang telah kita capai. Tetapi kita melakukan segala sesuatu yang terbaik adalah karena panggilan Tuhan dalam hidup kita dan kita melakukannya sebagai seorang yang dapat dipercaya. Kepercayaan yang telah Tuhan berikan kepada kita harus kita tujukkan kepada Tuhan bahwa kita dapat dipercaya. Artinya kita melakukan segala sesuatu adalah untuk Tuhan (Kolose 3:23). Apa yang ada pada kita bukan untuk disombongkan dengan menganggap seakan itu adalah karena kehebatan dan kemampuan kita, tetapi kita harus katakan bahwa apa yang ada pada kita adalah berasal dari Tuhan yang dipercayakan kepada kita.

      2.      Jangan menghakimi karena Tuhanlah yang berhak menghakimi

       Dari sini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:

-          Paulus menasehatkan supaya kita tidak mendahului keputusan Tuhan dengan menghakimi orang lain. Dengan menghakimi sesama kita manusia itu artinya kita telah mendahului keputusan Tuhan sebagai hakim tertinggi. Itulah sebabnya Paulus katakan dalam nas ini  “janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang”. Artinya, sebelum Tuhan datang sebagai hakim untuk mengadili kita, kita masih diberi kesempatan untuk berubah dari perbuatan kita yang salah. Sehingga kita tidak bisa memvonis seseorang dengan penghakiman kita, padahal Tuhan masih memberi kesempatan untuk bertobat. Itulah sebabnya sering kita menjumpai perkataan demikian, “dulu dia adalah seorang yang jahat, tetapi sekarang dia tidak seperti dulu lagi, sekarang dia sangat baik”. Betapa cerobohnya kita menghakimi seseorang, jika dikemudian hari dia tidak seperti yang kita tuduhkan itu.

-          Paulus tidak takut dan tidak malu sekalipun ada orang yang menghakiminya dan memfitnahnya, karena penghakiman tertinggi adalah penghakiman Tuhan. Yang menyatakan kita benar atau salah bukanlah manusia, tetapi Tuhan. Sehingga kita harus dapat bijak menyikapi penghakiman maupun fitnahan yang dituduhkan kepada kita, jika memang penghakiman manusia itu tidaklah benar, jangan justru kita gusar dan tidak tenang dalam hidup, sehingga kita hanya menyusahkan diri sendiri. Tetapi serahkan semuanya kepada Tuhan Sang Hakim Agung.

-          Paulus juga tidak mau menghakimi diri sendiri (3b). Jangankan menghakimi orang lain, menghakimi diri sendiri pun Paulus tidak mau. Ada banyak orang yang jatuh dalam pergumulan yang berat karena menghakimi diri sendiri. Memvonis diri sebagai orang bodoh, tidak bisa apa-apa, tidak berbakat, akhirnya dia hanya meratapi diri sendiri, hidup dengan penyesalan.  

-          Yang berhak untuk menghakimi adalah Tuhan dan penghakimannya adalah adil. Kita bukanlah manusia yang sempurna yang persis mengetahui tentang seseorang, kita tidak memiliki cukup alat bukti yang meyakinkan untuk menghakimi seseorang, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang tersembunyi, Dia mengetahui semua apa yang ada di dalam hati setiap orang, dan melihat setiap perbuatan kita. dihadapan penghakimannya kita tidak bisa berdalih. Mungkin dihadapan manusia kita bisa menutup-nutupi kesalahan dan dosa kita, tetapi dihadapan Tuhan semuanya terang benderang.

 

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori 1 Korintus / Khotbah Minggu dengan judul 1 Korintus 4: 1-5 Jangan Menghakimi . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2023/09/1-korintus-4-1-5-jangan-menghakimi.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " 1 Korintus 4: 1-5 Jangan Menghakimi "