Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Tuesday, November 23, 2021

1 Tesalonika 3:9-13 Menyambut Kedatangan Tuhan Dengan Kekudusan

 Bacaan Firman Tuhan: 1 Tesalonika 3: 9-13

Ayat 9-11. Jemaat Tesalonika yang ketika itu masih jemaat yang muda harus ditinggalkan oleh Paulus karena adanya kekacauan yang ditimbulkan di Tesalonika oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan dari orang-orang setempat.

Orang-orang yang baru percaya di Tesalonika masih sangat membutuhkan pendampingan untuk menguatkan iman mereka ditengah-tengah kesusahan yang mereka alami, tetapi Paulus tidak dapat untuk mengunjungi mereka. Maka Paulus mengutus Timotius untuk melayani jemaat itu. Laporan dari Timotius tentang jemaat itu sangat menyenangkan hati Paulus dan sangat bersyukur kepada Allah, karena ternyata walaupun jemaat di Tesalonika menghadapi banyak kesusahan namun tidak menggoyangkan iman dan kasih mereka. Hal ini membuat Paulus terus berdoa agar Tuhan membukakan jalan untuk dapat berjumpa secara langsung dengan mereka, dengan harapan bahwa jika Paulus dapat berjumpa dengan mereka, maka Paulus akan semakin menyempurnakan apa yang kurang dari iman mereka.

Ayat 12. Paulus selalu mendoakan jemaat di Tesalonika bahwa tidak hanya iman mereka yang semakin kuat, tetapi juga agar kasih mereka semakin berkelimpahan diantara mereka dan juga terhadap semua orang. Iman dan kasih akan berjalan beriringan, kasih yang berkelimpahan adalah tanda yang kelihatan dari jemaat yang sungguh-sungguh mengimani kasih Tuhan yang telah diterimanya. Walaupun jemaat di Tesalonika sedang berhadapan dengan kesusahan yang ditimbulkan oleh kebencian orang-orang yang tidak percaya, namun kebencian itu tidak membuat mereka kehilangan kasih tetapi justru kebencian itu menjadikan mereka semakin membuat mereka berkelimpahan dalam kasih.

Ayat 13. Kedatangan Kristus ke dunia dengan membawa jalan keselamatan supaya setiap orang yang mau bertobat dan percaya pada Injil Kristus menjadikan bagiNya umat yang “tak bercacat dan kudus” dihadapan Allah. Walaupun jalan keselamatan itu adalah anugerah dari Tuhan tetapi manusia harus juga merespon dan menjawab panggilan Tuhan itu dengan mempersembahkan dirinya untuk dibentuk Tuhan menjadi umat yang “tak bercacat dan kudus”, sehingga saat Kristus datang kembali ke dunia ini akan didapatiNya orang yang beriman yang layak dalam keselamatan Tuhan sesuai dengan maksud dan rencana Tuhan.

Kudus (hagios) yang berarti berbeda ataupun pemisahan, sebuah kuil disebut kudus karena berbeda dengan gedung-gedung yang lain, binatang korban disebut korban yang kudus karena berbeda dengan binatang yang lain. Maka demikian juga dengan orang yang beriman kepada Tuhan di dalam Yesus Kristus, bahwa orang-orang yang berada pada jalan keselamatan dari Tuhan akan memperlihatkan perbedaannya dengan orang-orang yang tidak percaya. Injil Kristus akan membentuk dan menjadikan orang beriman itu menjadi orang-orang yang layak dan yang berkenan dihadapan Allah. Sebagaimana yang dituliskan oleh Paulus di Roma 12: 2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Tidak bercacat (amomos), kata ini sering dihubungkan dengan korban persembahan, bahwa perlunya ada sebuah penelitian terhadap suatu binatang untuk dijadikan korban. Untuk persembahan yang layak kepada Allah diperlukan suatu korban yang tidak bercacat, sehingga suatu korban perlu diteliti sebelum dipersembahkan. Seperti korban persembahan itu adalah korban yang layak dan yang sempurna dihadapan Allah, demikian juga dengan orang yang beriman juga memberikan hidupnya sepenuhnya menjadi persembahan yang sempurna dihadapan Allah.

Maka disinilah Paulus menekankan pentingnya memohon kepada Tuhan agar Dia menguatkan hati jemaat, supaya jemaat tetap mengarahkan pandangan kedepan bahwa ketika Kristus datang kembali jemaat benar-benar dilayakkan dihadapan Tuhan untuk memperoleh janji keselamatan. Iman dan kasih yang telah ada pada mereka itu tidak tergoyahkan tetapi justru semakin bertambah-tambah.

Renungan:

     1.     Kekawatiran Paulus bahwa iman jemaat di Tesalonika yang masih tergolong muda bisa digoyangkan bahkan bisa hilang karena situasi yang tidak mendukung membuat Paulus harus mengusahakan agar benih Injil yang telah ditaburkan di Tesalonika itu tidak hilang. Maka yang dapat dilakukan Paulus adalah mengutus Timotius untuk menguatkan jemaat, kemudian dia selalu berdoa untuk jemaat di Tesalonika dan dia juga berdoa agar Tuhan memberikan jalan untuk bisa lagi berjumpa langsung dengan mereka supaya pengenalan mereka tentang iman kepada Yesus itu semakin dalam.

Apa yang bisa kita pelajari dari sini bahwa memang jika iman itu tidak dijaga dan dirawat maka iman itu bisa hilang. Maka sama seperti yang dilakukan oleh Paulus yang mendoakan jemaat dan juga mengutus Timotius untuk menguatkan iman jemaat, demikian juga dengan kita saat ini, jika kita tidak memelihara dan menjaga iman kita dengan baik, maka iman kita juga bisa hilang ditengah-tengah tantangan zaman yang kita hadapi. Yang kita lakukan adalah tetap berdoa kepada Tuhan, sebagaimana Tuhan pernah berkata “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41). Ada banyak tantangan dalam kehidupan ini yang harus kita hadapi yang bisa saja melemahkan iman kita, seperti yang Tuhan Yesus katakan bahwa daging kita ini lemah maka tetap perlu kekuatan doa untuk tetap mampu bertahan.

Kemudian selain dari topangan doa, iman juga perlu dibekali dengan kebenaran firman Tuhan, seperti Paulus yang mengutus Timotius untuk menguatkan iman jemaat maka demikian juga iman kita perlu perawatan dengan siraman dan pupuk rohani. Kita akan selalu membutuhkan pengajaran dan pengenalan akan firman Tuhan sepanjang kita hidup, seperti firman Tuhan yang mengatakan bahwa “manusia hidup bukan hanya dari roti saja, tetapi juga dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”. Firman Tuhan akan selalu memperbaharui iman kita untuk tetap kuat menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

     2.     Iman adalah suatu proses menuju pada kesempurnaan. Keselamatan itu memang adalah anugerah Tuhan melalui Yesus Kristus, namun kita tidak bisa katakan bahwa kalau kita sudah mengaku percaya kepada Yesus dan kita dibaptis sudah menjadi jaminan kita masuk sorga. Memang benar Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan dan kita dibenarkan hanya oleh karena iman, tetapi kita harus ingat bahwa kita masih ada di dunia ini, selama hidup kita di dunia ini keselamatan yang telah kita pegang itu bisa saja hilang dan mati oleh berbagai macam situasi (perumpamaan tentang penabur). Maka dalam nas ini Paulus sangat menekankan agar iman dan kasih mereka itu perlu untuk terus ditambahkan dan berkelimpahan. Maka tidak cukup hanya sekedar dibaptis, tetapi ada proses panjang yang harus kita jalani akan ketika tiba saatnya Kristus datang kembali, kita dapati “tak bercacat dan kudus”. Sebelum kita memperoleh kehidupan yang kekal yang Tuhan janjikan kepada kita, maka di dunia sekarang ini kita membenahi diri dengan segala kekurangan kita, selalu memperbaharui diri untuk semakin baik dan layak dihadapan Tuhan. Mari kita renungkan bersama, seandainya saat ini Tuhan datang maka dengan keadaan diri kita sekarang ini apakah kita ini sudah layak mendapatkan janji keselamatan dari Tuhan?

Advent I, 28 November 2021

1 Tesalonika 3: 9-13

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

1 Tesalonika 3:9-13 Menyambut Kedatangan Tuhan Dengan Kekudusan

 Bacaan Firman Tuhan: 1 Tesalonika 3: 9-13

Ayat 9-11. Jemaat Tesalonika yang ketika itu masih jemaat yang muda harus ditinggalkan oleh Paulus karena adanya kekacauan yang ditimbulkan di Tesalonika oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan dari orang-orang setempat.

Orang-orang yang baru percaya di Tesalonika masih sangat membutuhkan pendampingan untuk menguatkan iman mereka ditengah-tengah kesusahan yang mereka alami, tetapi Paulus tidak dapat untuk mengunjungi mereka. Maka Paulus mengutus Timotius untuk melayani jemaat itu. Laporan dari Timotius tentang jemaat itu sangat menyenangkan hati Paulus dan sangat bersyukur kepada Allah, karena ternyata walaupun jemaat di Tesalonika menghadapi banyak kesusahan namun tidak menggoyangkan iman dan kasih mereka. Hal ini membuat Paulus terus berdoa agar Tuhan membukakan jalan untuk dapat berjumpa secara langsung dengan mereka, dengan harapan bahwa jika Paulus dapat berjumpa dengan mereka, maka Paulus akan semakin menyempurnakan apa yang kurang dari iman mereka.

Ayat 12. Paulus selalu mendoakan jemaat di Tesalonika bahwa tidak hanya iman mereka yang semakin kuat, tetapi juga agar kasih mereka semakin berkelimpahan diantara mereka dan juga terhadap semua orang. Iman dan kasih akan berjalan beriringan, kasih yang berkelimpahan adalah tanda yang kelihatan dari jemaat yang sungguh-sungguh mengimani kasih Tuhan yang telah diterimanya. Walaupun jemaat di Tesalonika sedang berhadapan dengan kesusahan yang ditimbulkan oleh kebencian orang-orang yang tidak percaya, namun kebencian itu tidak membuat mereka kehilangan kasih tetapi justru kebencian itu menjadikan mereka semakin membuat mereka berkelimpahan dalam kasih.

Ayat 13. Kedatangan Kristus ke dunia dengan membawa jalan keselamatan supaya setiap orang yang mau bertobat dan percaya pada Injil Kristus menjadikan bagiNya umat yang “tak bercacat dan kudus” dihadapan Allah. Walaupun jalan keselamatan itu adalah anugerah dari Tuhan tetapi manusia harus juga merespon dan menjawab panggilan Tuhan itu dengan mempersembahkan dirinya untuk dibentuk Tuhan menjadi umat yang “tak bercacat dan kudus”, sehingga saat Kristus datang kembali ke dunia ini akan didapatiNya orang yang beriman yang layak dalam keselamatan Tuhan sesuai dengan maksud dan rencana Tuhan.

Kudus (hagios) yang berarti berbeda ataupun pemisahan, sebuah kuil disebut kudus karena berbeda dengan gedung-gedung yang lain, binatang korban disebut korban yang kudus karena berbeda dengan binatang yang lain. Maka demikian juga dengan orang yang beriman kepada Tuhan di dalam Yesus Kristus, bahwa orang-orang yang berada pada jalan keselamatan dari Tuhan akan memperlihatkan perbedaannya dengan orang-orang yang tidak percaya. Injil Kristus akan membentuk dan menjadikan orang beriman itu menjadi orang-orang yang layak dan yang berkenan dihadapan Allah. Sebagaimana yang dituliskan oleh Paulus di Roma 12: 2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Tidak bercacat (amomos), kata ini sering dihubungkan dengan korban persembahan, bahwa perlunya ada sebuah penelitian terhadap suatu binatang untuk dijadikan korban. Untuk persembahan yang layak kepada Allah diperlukan suatu korban yang tidak bercacat, sehingga suatu korban perlu diteliti sebelum dipersembahkan. Seperti korban persembahan itu adalah korban yang layak dan yang sempurna dihadapan Allah, demikian juga dengan orang yang beriman juga memberikan hidupnya sepenuhnya menjadi persembahan yang sempurna dihadapan Allah.

Maka disinilah Paulus menekankan pentingnya memohon kepada Tuhan agar Dia menguatkan hati jemaat, supaya jemaat tetap mengarahkan pandangan kedepan bahwa ketika Kristus datang kembali jemaat benar-benar dilayakkan dihadapan Tuhan untuk memperoleh janji keselamatan. Iman dan kasih yang telah ada pada mereka itu tidak tergoyahkan tetapi justru semakin bertambah-tambah.

Renungan:

     1.     Kekawatiran Paulus bahwa iman jemaat di Tesalonika yang masih tergolong muda bisa digoyangkan bahkan bisa hilang karena situasi yang tidak mendukung membuat Paulus harus mengusahakan agar benih Injil yang telah ditaburkan di Tesalonika itu tidak hilang. Maka yang dapat dilakukan Paulus adalah mengutus Timotius untuk menguatkan jemaat, kemudian dia selalu berdoa untuk jemaat di Tesalonika dan dia juga berdoa agar Tuhan memberikan jalan untuk bisa lagi berjumpa langsung dengan mereka supaya pengenalan mereka tentang iman kepada Yesus itu semakin dalam.

Apa yang bisa kita pelajari dari sini bahwa memang jika iman itu tidak dijaga dan dirawat maka iman itu bisa hilang. Maka sama seperti yang dilakukan oleh Paulus yang mendoakan jemaat dan juga mengutus Timotius untuk menguatkan iman jemaat, demikian juga dengan kita saat ini, jika kita tidak memelihara dan menjaga iman kita dengan baik, maka iman kita juga bisa hilang ditengah-tengah tantangan zaman yang kita hadapi. Yang kita lakukan adalah tetap berdoa kepada Tuhan, sebagaimana Tuhan pernah berkata “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41). Ada banyak tantangan dalam kehidupan ini yang harus kita hadapi yang bisa saja melemahkan iman kita, seperti yang Tuhan Yesus katakan bahwa daging kita ini lemah maka tetap perlu kekuatan doa untuk tetap mampu bertahan.

Kemudian selain dari topangan doa, iman juga perlu dibekali dengan kebenaran firman Tuhan, seperti Paulus yang mengutus Timotius untuk menguatkan iman jemaat maka demikian juga iman kita perlu perawatan dengan siraman dan pupuk rohani. Kita akan selalu membutuhkan pengajaran dan pengenalan akan firman Tuhan sepanjang kita hidup, seperti firman Tuhan yang mengatakan bahwa “manusia hidup bukan hanya dari roti saja, tetapi juga dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”. Firman Tuhan akan selalu memperbaharui iman kita untuk tetap kuat menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

     2.     Iman adalah suatu proses menuju pada kesempurnaan. Keselamatan itu memang adalah anugerah Tuhan melalui Yesus Kristus, namun kita tidak bisa katakan bahwa kalau kita sudah mengaku percaya kepada Yesus dan kita dibaptis sudah menjadi jaminan kita masuk sorga. Memang benar Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan dan kita dibenarkan hanya oleh karena iman, tetapi kita harus ingat bahwa kita masih ada di dunia ini, selama hidup kita di dunia ini keselamatan yang telah kita pegang itu bisa saja hilang dan mati oleh berbagai macam situasi (perumpamaan tentang penabur). Maka dalam nas ini Paulus sangat menekankan agar iman dan kasih mereka itu perlu untuk terus ditambahkan dan berkelimpahan. Maka tidak cukup hanya sekedar dibaptis, tetapi ada proses panjang yang harus kita jalani akan ketika tiba saatnya Kristus datang kembali, kita dapati “tak bercacat dan kudus”. Sebelum kita memperoleh kehidupan yang kekal yang Tuhan janjikan kepada kita, maka di dunia sekarang ini kita membenahi diri dengan segala kekurangan kita, selalu memperbaharui diri untuk semakin baik dan layak dihadapan Tuhan. Mari kita renungkan bersama, seandainya saat ini Tuhan datang maka dengan keadaan diri kita sekarang ini apakah kita ini sudah layak mendapatkan janji keselamatan dari Tuhan?

Advent I, 28 November 2021

1 Tesalonika 3: 9-13

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Advent / Khotbah Minggu dengan judul 1 Tesalonika 3:9-13 Menyambut Kedatangan Tuhan Dengan Kekudusan . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2021/11/1-tesalonika-39-13-menyambut-kedatangan.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " 1 Tesalonika 3:9-13 Menyambut Kedatangan Tuhan Dengan Kekudusan "