Bacaan Firman Tuhan: Markus 7: 17-23
Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. (ayat 17)
Ayat 17-23 ini adalah
merupkan kelanjutan dari kejadian yang telah terjadi ketika itu dari ayat 1-16
yaitu ketika orang Farisi dan ahli taurat menegur murid-murid Tuhan Yesus yang
dianggap telah mengabaikan adat istiadat nenek moyang mereka yaitu mereka makan
dengan tangan najis karena tidak membasuh tangan sebelum makan. Namun Yesus
justru balik menegur orang Farisi dan ahli Taurat tersebut dengan menganggap
mereka sebagai orang munafik, yaitu dengan mengingatkan mereka yang tertulis di
Yesaya 29:13 bahwa mereka hanya memuliakan Allah dengan bibir, tapi ajaran yang
mereka turuti adalah perintah manusia. Dan Tuhan Yesus menegaskan kepada mereka
“Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya,
tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (ay. 15).
Kemudian setelah Yesus dan
murid-muridNya menyiingkir dari orang banyak itu, murid-muridNya masih butuh
penjelasan lebih dalam lagi dari perkataan Yesus tadi, yaitu tentang apa yang
masuk da apa yang keluar dari seseorang.
Maka jawab-Nya:
"Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala
sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya,
(ayat 18)
Disini Tuhan Yesus hendak
memberikan penegasan agar murid-muridNya jangan memiliki pemahaman seperti
orang farisi dan ahli taurat itu yang keliru memahami hal yang menajiskan
seseorang. bahwa yang dapat menajiskan seseorang itu bukanlah makanan dan
minuman yang masuk ke dalam tubuh seseorang.
karena bukan masuk ke
dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan
demikian Ia menyatakan semua makanan halal. (ayat 19)
lebih dipertegas lagi
disini bahwa makanan dan minuman itu akan masuk ke perut dan selanjutnya keluar
ke jamban bukan ke hati.
Hati diterjemahkan dalam
bahasa Yunani secara harafiah adalah “jantung”, bahwa hati itu adalah pusat
kehidupan seseorang. Dari hati munsul perasaan dan juga tindakan, di hati itu
tempat pergumulan antara yang jahat dan yang baik, dan dari hati orang dapat
memuliakan dan juga sebaliknya memberontak kepada Allah. Sederhananya bisa
dikatakan bahwa makanan dan minuman itu adalah masalah perut secara jasmani dan
tidak ada hubungannya dengan membuat seseorang itu menjadi najis secara rohani dihadapan
Allah.
Kemudian dari perkataan
Tuhan Yesus ini ada sisipan keterangan dari penulis kitab Injil Markus bahwa
dari perkataan Yesus itu dapatlah dikatakan bahwa tidak ada makanan yang haram,
tetapi semuanya adalah halal.
Kata-Nya lagi: "Apa
yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya (ay. 20-23)
Jadi yang dapat menajiskan
seseorang itu bukan makanan atau minuman yang masuk dalam tubuh, tetapi apa
yang keluar dari hati atau pikiran seseorang. Dapat dikatakan bahwa yang
membuat seseorang itu najis bukanlah karena makanan yang masuk ke dalam
perutnya, tetapi apa yang keluar dari hatinya, yaitu semua hal-hal yang jahat
yang timbul dari hati seseorang, seperti segala pikiran jahat, percabulan, pencurian,
pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri
hati, hujat, kesombongan, kebebalan (ay. 21-22)
Renungan
Markus 7: 17-23
1. Iman
Kristen bukanlah iman yang murahan dengan menjadi makanan dan minuman jasmani
sebagai tolak ukur kebenaran hidup dalam iman kepada Tuhan. Melalui nas ini sudah
sangat jelas bahwa Yesus menentang orang-orang yang memakai makanan sebagai
tolak ukur seseorang itu najis atau tidak.
2. Yang
membuat kita najis itu bukan apa yang masuk, tetapi apa yang keluar. Maka jangan
kita cari “kambing hitam” atas dosa dan kejahatan yang kita perbuat. Seperti apapun
tantangan dan godaan yang datang (masuk) dalam diri kita, tetapi selama hati
kita tetap diterangi oleh firman Tuhan, maka baik godaan maupun tantangan akan
dapat kita olah dalam hati sehingga tidak melahirkan perbuatan dosa. Seperti yang
diajarkan Tuhan Yesus di Matius 5: 39-41 “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat
jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu. 5:40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau
karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. 5:41 Dan siapapun yang
memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua
mil.”
3. Mari
kita selidiki isi hati kita. Bahwa hati adalah tempat yang terdalam di dalam
diri seseorang. Karena begitu dalamnya, sampai-sampai kita sesukanya berbuat
apa saja yang kita kehendaki karena menganggap tidak ada orang yang
mengetahuinya. Tetapi bagaimanapun kita menyimpan segala sesuatu dalam hati,
Tuhan mengetahui isi hati kita. Maka bagiklah kita menyelidiki hati kita, apa
yang ada di dalamnya, apa yang di olah, apa yang di produksi hati kita, sebab
jika kita sedang memproduksi hal-hal yang jahat, maka itulah yang menajiskan
diri kita.
No comments :
Post a Comment