Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Thursday, February 18, 2021

Kejadian 9:8-17 Janji Dan Kuasa Allah

Bacaan Firman Tuhan: Kejadian 9:8-17

Peristiwa air bah pada masa Nuh mengingatkan kita pada kemahakuasaan Tuhan atas kehidupan ini. Dalam peristiwa air bah, telah diperlihatkan bagaimana manusia yang berdosa menolak untuk bertobat dan juga orang yang diselamatkan karena hidup benar dan mengikuti perintah Tuhan dengan sabar yaitu Nuh dan keluarganya. Jika Tuhan mendatangkan air bah bukan hendak menunjukkan Tuhan yang kejam, tetapi kita melihat bahwa Tuhan sudah cukup sabar menanti agar manusia mau untuk bertobat, namun justru mereka menertawakan kasih karunia yang Tuhan berikan kepada mereka.    

Dari peristiwa Nuh kita akan belajar bahwa Tuhan berkuasa untuk membinasakan tetapi Dia juga berkuasa menjanjikan dan memberikan kehidupan yang baik bagi manusia. Melalui peristiwa air bah kita hendak disadarkan juga bahwa kebinasaan akibat dari dosa adalah hal yang tidak terelakkan. Namun ditengah kemurkaan Tuhan pada kejahatan manusia yang berdosa tersedia bahtera keselamatan Tuhan bagi orang yang benar yang bergaul dengan Allah dan itu Tuhan tunjukkan melalui keselamatan Nuh dan keluarganya dari air bah. Melalui iman kepada Tuhan Yesus dan menghidupi firmanNya, bagi kita tersedia janji keselamatan dari kebinasaan oleh dosa, yaitu melalui Tuhan Yesus yang menuntun kita memasuki bahtera keselamatanNya sehingga kita selamat dari kebinasaan oleh dosa.

Maka dalam nas firman Tuhan bagi kita saat ini akan merenungkan firman Tuhan tentang kejadian setelah air bah surut dan Tuhan mengadakan perjanjian kepada manusia dan kepada seluruh mahluk hidup bahwa tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi. Tanda perjanjianNya itu adalah dengan meletakkan busurNya di awan atau yang lebih kita kenal saat ini dengan pelangi.

Tuhan yang mengadakan perjanjian, sehingga perjanjian ini bukanlah seperti perjanjian yang lajim ketika itu seperti kesepakatan yang diambil bersama antara satu dengan yang lain atau antara satu suku dengan suku yang lain, tetapi perjanjian yang dibuat oleh Tuhan ini adalah inisiatif-Nya sendiri, suatu perjanjian yang datang dari Tuhan untuk kebaikan kehidupan dunia ini. Maka Tuhan meneguhkan janjiNya bahwa tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.

Dari janji yang Tuhan tetapkan ini kita dapat melihat bahwa Dia adalah Allah yang berkuasa atas kehidupan ini, Dia bisa saja dengan mudahnya memusnahkan kehidupan ini dengan kuasa yang ada padaNya tetapi Dia bukanlah Allah yang sewenang-wenang dengan kuasaNya. Dibalik kuasaNya yang besar yang dapat dengan mudah membinasakan ada kuasaNya yang jauh lebih besar, yaitu kasihNya kepada ciptaanNya. Inilah yang hendak dinyatakan oleh Tuhan melalui perjanjianNya itu, yaitu kasih setiaNya yang akan memelihara umat ciptaanNya. Sehingga manusia tidak perlu takut untuk menjalani kehidupannya dikemudian hari kalau-kalau Tuhan kembali murka dengan mendatangkan air bah seperti yang sudah pernah dilakukanNya.

Melalui perjanjianNya ini, Tuhan hendak menyatakan DiriNya kepada kita, bahwa Dia adalah Allah yang berkuasa, namun kemahakuasaanNya itu bukanlah kekuasaan yang sewenang-wenang, namun Tuhan akan menjalankan kemahakuasaanNya dengan kasih dan kesetiaan yang kekal kepada janjiNya. Sehingga kehidupan yang dijalani oleh Nuh dan keluarganya dan juga kehidupan seluruh umat manusia setelah air bah, hidup yang kita jalani saat ini adalah anugerah dari Tuhan. Jika melihat kejahatan manusia, atau melihat kejahatan umatNya Israel, mungkin Tuhan sudah melakukan pembinasaan, tetapi Tuhan tetap berpegang pada perjanjianNya. Kita dapat melihat bagaimana keteguhan janji Tuhan, bahwa manusia itu sudah selayaknya binasa oleh karena dosa-dosanya, tetapi Tuhan memegang janji dan kasih setiaNya sehingga Tuhan sendiri yang menanggung akibat dari dosa manusia melalui AnakNya Tuhan Yesus yang mati di kayu salib.

Tuhan membuat tanda atas janjiNya itu bahwa Allah tidak akan melupakan janjiNya dan kita tidak lupa akan janji Tuhan yaitu dengan meletakkan busurNya di awan, atau busur yang lebih kita kenal dan pahami saat ini disebut dengan pelangi. Istilah “busur” yang dipakai disini sebagai tanda penjanjian Tuhan adalah kata yang sama juga baik untuk menamakan busur yang dipakai berburu atau berperang dengan kata yang dipakai untuk menyebutkan pelangi. Karena memang bentuk dari pelangi mirip dengan busur yang sering digunakan baik untuk berburu maupun untuk berperang. Sehingga ada pendapat yang mengatakan bahwa busur di awan atau pelangi itu sebagai tanda bahwa Tuhan menggantungkan busurNya di awan, bahwa Tuhan tidak akan memakai busur dalam tindakannya kepada manusia, sebab dahulu busur dikenal sebagai lambang permusuhan dan tanda perang, namun sekarang Tuhan membuat tanda busur di awan sebagai tanda perjanjianNya yang tidak akan melakukan pembinasaan melalui air bah.

Maka, mari kita melihat renungan yang dapat kita terima melalui nas ini:

       1.     Tuhan berkuasa dan berdaulat atas kehidupan ini

Satu hal yang tidak bisa kita lupakan dari peristiwa air bah adalah kemahakuasaan Tuhan. Dia dapat melakukan apapun, bahwa tiada yang mustahil bagi Tuhan. Dia bisa membinasakan namun Dia juga bisa menahan DiriNya untuk tidak membinasakan. Tuhan berkuasa untuk mendatangkan air bah namun Dia juga berkuasa untuk berjanji untuk tidak mendatangkan lagi air bah. Kita mau menerima janji Tuhan ini dengan penuh rasa hormat dan bersujud kepada Tuhan bahwa Dia adalah Allah yang berkuasa dalam kehidupan ini dan dalam diri kita.

Namun terkadang kita meremehkan kemahakuasaan Tuhan, ketika kita merasa lebih berkuasa atas diri kita, merasa bahwa yang menentukan hidup kita adalah pikiran dan kekuatan kita. Sehingga kita menganggap rendah pengajaran Tuhan dan lebih mengikuti kehendak dan kemauan kita saja. Di 1 Petrus 5:6 kita diajarkan “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya”.  

Dihadapan kuasa Allah kita tidak ada apa-apanya, namun walaupun demikian kita berharga dihadapan Tuhan. Kuasa yang ada padaNya tidak dipakaiNya untuk menakuti kita justru Dia memakai kuasaNya untuk memperlihatkan kasihNya yang begitu besar kepada kita. jika tangan Tuhan merendah memperlihatkan kuasaNya kepada kita, maka selayaknyalah kita merendahkan diri datang kepada Tuhan menerima kebaikan yang Tuhan perbuat kepada kita.

      2.     Tuhan setia kepada janjiNya

Firman Tuhan katakan dalam nas ini “Pandang dan lihatlah, Aku yang membuatnya, Aku yang setia dan sanggup menepatinya.” Busur di awan atau pelagi menjadi tanda bahwa Tuhan setia kepada janjiNya, dan janjiNya adalah kekal. Artinya bahwa tidak ada yang perlu ragu akan kesetiaan Tuhan pada janjiNya. Maka kita diajak untuk memandang janji Tuhan, yaitu janji yang diberikan untuk kebaikan hidup kita bahwa janjiNya itu pasti akan ditepatiNya. Kita diajak untuk melihat keatas bahwa janji Tuhan itu begitu indah sebagaimana kita kagum melihat keindahan pelangi dan dapat kita dapat melihat dalam hidup ini bahwa janji Tuhan yang indah itu ada dan nyata dalam hidup kita seperti kita dapat melihat pelangi.

Ditengah duka, pergumulan dan perjuangan hidup kita, apakah kita sudah memandang dan melihat kepada Tuhan? Bahwa Tuhan ada ditengah-tengah kehidupan kita ini menjanjikan kebaikan dalam hidup kita, Dia setia dan sanggup menepatinya.  

3.      

 

 

 


1 comment :

syemamedia said...

Percaya kepada janji Allah, ini tugas orang-orang percaya. sukses sllu min

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Kejadian 9:8-17 Janji Dan Kuasa Allah

Bacaan Firman Tuhan: Kejadian 9:8-17

Peristiwa air bah pada masa Nuh mengingatkan kita pada kemahakuasaan Tuhan atas kehidupan ini. Dalam peristiwa air bah, telah diperlihatkan bagaimana manusia yang berdosa menolak untuk bertobat dan juga orang yang diselamatkan karena hidup benar dan mengikuti perintah Tuhan dengan sabar yaitu Nuh dan keluarganya. Jika Tuhan mendatangkan air bah bukan hendak menunjukkan Tuhan yang kejam, tetapi kita melihat bahwa Tuhan sudah cukup sabar menanti agar manusia mau untuk bertobat, namun justru mereka menertawakan kasih karunia yang Tuhan berikan kepada mereka.    

Dari peristiwa Nuh kita akan belajar bahwa Tuhan berkuasa untuk membinasakan tetapi Dia juga berkuasa menjanjikan dan memberikan kehidupan yang baik bagi manusia. Melalui peristiwa air bah kita hendak disadarkan juga bahwa kebinasaan akibat dari dosa adalah hal yang tidak terelakkan. Namun ditengah kemurkaan Tuhan pada kejahatan manusia yang berdosa tersedia bahtera keselamatan Tuhan bagi orang yang benar yang bergaul dengan Allah dan itu Tuhan tunjukkan melalui keselamatan Nuh dan keluarganya dari air bah. Melalui iman kepada Tuhan Yesus dan menghidupi firmanNya, bagi kita tersedia janji keselamatan dari kebinasaan oleh dosa, yaitu melalui Tuhan Yesus yang menuntun kita memasuki bahtera keselamatanNya sehingga kita selamat dari kebinasaan oleh dosa.

Maka dalam nas firman Tuhan bagi kita saat ini akan merenungkan firman Tuhan tentang kejadian setelah air bah surut dan Tuhan mengadakan perjanjian kepada manusia dan kepada seluruh mahluk hidup bahwa tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi. Tanda perjanjianNya itu adalah dengan meletakkan busurNya di awan atau yang lebih kita kenal saat ini dengan pelangi.

Tuhan yang mengadakan perjanjian, sehingga perjanjian ini bukanlah seperti perjanjian yang lajim ketika itu seperti kesepakatan yang diambil bersama antara satu dengan yang lain atau antara satu suku dengan suku yang lain, tetapi perjanjian yang dibuat oleh Tuhan ini adalah inisiatif-Nya sendiri, suatu perjanjian yang datang dari Tuhan untuk kebaikan kehidupan dunia ini. Maka Tuhan meneguhkan janjiNya bahwa tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.

Dari janji yang Tuhan tetapkan ini kita dapat melihat bahwa Dia adalah Allah yang berkuasa atas kehidupan ini, Dia bisa saja dengan mudahnya memusnahkan kehidupan ini dengan kuasa yang ada padaNya tetapi Dia bukanlah Allah yang sewenang-wenang dengan kuasaNya. Dibalik kuasaNya yang besar yang dapat dengan mudah membinasakan ada kuasaNya yang jauh lebih besar, yaitu kasihNya kepada ciptaanNya. Inilah yang hendak dinyatakan oleh Tuhan melalui perjanjianNya itu, yaitu kasih setiaNya yang akan memelihara umat ciptaanNya. Sehingga manusia tidak perlu takut untuk menjalani kehidupannya dikemudian hari kalau-kalau Tuhan kembali murka dengan mendatangkan air bah seperti yang sudah pernah dilakukanNya.

Melalui perjanjianNya ini, Tuhan hendak menyatakan DiriNya kepada kita, bahwa Dia adalah Allah yang berkuasa, namun kemahakuasaanNya itu bukanlah kekuasaan yang sewenang-wenang, namun Tuhan akan menjalankan kemahakuasaanNya dengan kasih dan kesetiaan yang kekal kepada janjiNya. Sehingga kehidupan yang dijalani oleh Nuh dan keluarganya dan juga kehidupan seluruh umat manusia setelah air bah, hidup yang kita jalani saat ini adalah anugerah dari Tuhan. Jika melihat kejahatan manusia, atau melihat kejahatan umatNya Israel, mungkin Tuhan sudah melakukan pembinasaan, tetapi Tuhan tetap berpegang pada perjanjianNya. Kita dapat melihat bagaimana keteguhan janji Tuhan, bahwa manusia itu sudah selayaknya binasa oleh karena dosa-dosanya, tetapi Tuhan memegang janji dan kasih setiaNya sehingga Tuhan sendiri yang menanggung akibat dari dosa manusia melalui AnakNya Tuhan Yesus yang mati di kayu salib.

Tuhan membuat tanda atas janjiNya itu bahwa Allah tidak akan melupakan janjiNya dan kita tidak lupa akan janji Tuhan yaitu dengan meletakkan busurNya di awan, atau busur yang lebih kita kenal dan pahami saat ini disebut dengan pelangi. Istilah “busur” yang dipakai disini sebagai tanda penjanjian Tuhan adalah kata yang sama juga baik untuk menamakan busur yang dipakai berburu atau berperang dengan kata yang dipakai untuk menyebutkan pelangi. Karena memang bentuk dari pelangi mirip dengan busur yang sering digunakan baik untuk berburu maupun untuk berperang. Sehingga ada pendapat yang mengatakan bahwa busur di awan atau pelangi itu sebagai tanda bahwa Tuhan menggantungkan busurNya di awan, bahwa Tuhan tidak akan memakai busur dalam tindakannya kepada manusia, sebab dahulu busur dikenal sebagai lambang permusuhan dan tanda perang, namun sekarang Tuhan membuat tanda busur di awan sebagai tanda perjanjianNya yang tidak akan melakukan pembinasaan melalui air bah.

Maka, mari kita melihat renungan yang dapat kita terima melalui nas ini:

       1.     Tuhan berkuasa dan berdaulat atas kehidupan ini

Satu hal yang tidak bisa kita lupakan dari peristiwa air bah adalah kemahakuasaan Tuhan. Dia dapat melakukan apapun, bahwa tiada yang mustahil bagi Tuhan. Dia bisa membinasakan namun Dia juga bisa menahan DiriNya untuk tidak membinasakan. Tuhan berkuasa untuk mendatangkan air bah namun Dia juga berkuasa untuk berjanji untuk tidak mendatangkan lagi air bah. Kita mau menerima janji Tuhan ini dengan penuh rasa hormat dan bersujud kepada Tuhan bahwa Dia adalah Allah yang berkuasa dalam kehidupan ini dan dalam diri kita.

Namun terkadang kita meremehkan kemahakuasaan Tuhan, ketika kita merasa lebih berkuasa atas diri kita, merasa bahwa yang menentukan hidup kita adalah pikiran dan kekuatan kita. Sehingga kita menganggap rendah pengajaran Tuhan dan lebih mengikuti kehendak dan kemauan kita saja. Di 1 Petrus 5:6 kita diajarkan “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya”.  

Dihadapan kuasa Allah kita tidak ada apa-apanya, namun walaupun demikian kita berharga dihadapan Tuhan. Kuasa yang ada padaNya tidak dipakaiNya untuk menakuti kita justru Dia memakai kuasaNya untuk memperlihatkan kasihNya yang begitu besar kepada kita. jika tangan Tuhan merendah memperlihatkan kuasaNya kepada kita, maka selayaknyalah kita merendahkan diri datang kepada Tuhan menerima kebaikan yang Tuhan perbuat kepada kita.

      2.     Tuhan setia kepada janjiNya

Firman Tuhan katakan dalam nas ini “Pandang dan lihatlah, Aku yang membuatnya, Aku yang setia dan sanggup menepatinya.” Busur di awan atau pelagi menjadi tanda bahwa Tuhan setia kepada janjiNya, dan janjiNya adalah kekal. Artinya bahwa tidak ada yang perlu ragu akan kesetiaan Tuhan pada janjiNya. Maka kita diajak untuk memandang janji Tuhan, yaitu janji yang diberikan untuk kebaikan hidup kita bahwa janjiNya itu pasti akan ditepatiNya. Kita diajak untuk melihat keatas bahwa janji Tuhan itu begitu indah sebagaimana kita kagum melihat keindahan pelangi dan dapat kita dapat melihat dalam hidup ini bahwa janji Tuhan yang indah itu ada dan nyata dalam hidup kita seperti kita dapat melihat pelangi.

Ditengah duka, pergumulan dan perjuangan hidup kita, apakah kita sudah memandang dan melihat kepada Tuhan? Bahwa Tuhan ada ditengah-tengah kehidupan kita ini menjanjikan kebaikan dalam hidup kita, Dia setia dan sanggup menepatinya.  

3.      

 

 

 


Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Keselamatan / Khotbah Minggu dengan judul Kejadian 9:8-17 Janji Dan Kuasa Allah . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2021/02/kejadian-98-17-janji-da-kuasa-allah.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

1 Komentar untuk " Kejadian 9:8-17 Janji Dan Kuasa Allah "

syemamedia said...

Percaya kepada janji Allah, ini tugas orang-orang percaya. sukses sllu min