Bacaan Firman Tuhan: Kolose 3: 22-25
Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam
segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan
menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.
Mulai
dari halaman pertama Alkitab kita, firman Tuhan sudah memperlihatkan kita
tentang budaya kerja, kita lihat di Kejadian 1: 1 “Pada mulanya Allah menciptakan
langit dan bumi”. Allah memulai firmanNya dengan bekerja yaitu untuk
menjadikan segala sesuatunya, Tuhan tidak bekerja hanya sebatas mencipta, namun
Dia juga tetap terus bekerja bahkan pekerjaanNya lebih nyata lagi Dia datang ke
dunia di dalam Tuhan Yesus Kristus. Yesus bekerja menyatakan Kerajaan sorga di
dunia ini. Apakah Tuhan berhenti bekerja setelah Dia naik kembali ke sorga?
Tidak.... Dia terus bekerja melalui Roh Kudus, Dia bekerja di dalam hati dan
pikiran kita. Di Yohanes 5:17 Tuhan Yesus berkata “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang,
maka Akupun bekerja juga”. Maka demikian juga kita umat Tuhan, jika
Tuhan saja terus bekerja, masa kita bermalas-malas, orang yang beriman, orang
yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah orang-orang yang rajin bekerja.
Mungkin
Tuhan jadi bigung lihat kita, ketika kita berdoa supaya di berkati, supaya
diberi berkat tapi kita malas bekerja, gimana Tuhan mau kasi berkatNya? Emang
kita ini siapa.... kita rebahan buka facebook trus maunya Tuhan bekerja keras mendatangkan
berkatNya kepada kita? Emang kita ini boss nya Tuhan yang seenaknya kita suruh-suruh?
Di 2 Tesalonika 3:10 dikatakan “Jika
seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”.
Amsal
6: 6 di epistel kita tadi di katakan “Hai pemalas, pergilah kepada semut,
perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak” semut saja bekerja untuk bekal
hidupnya, apalagi kita manusia yang dianugerahi akal dan pikiran.
Firman
Tuhan bagi kita minggu ini hendak mengajar kita lebih jauh dalam hal bekerja,
umat Tuhan juga dalam hal bekerja jangan asal kerja, tanpa memperdulikan
bagaimana dia bekerja, yang penting kerja, tetapi Tuhan mengendaki kita supaya
menjadi pekerja yang profesional, pekerja yang terampil, pekerja yang dapat
dipercaya. Dalam nas kita dikatakan disitu “Hai hamba-hamba,
taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal,
jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka,
melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan”. Maka jangan kita menggunakan tipu daya dalam bekerja.
Apapun yang menjadi profesi dan pekerjaan kita, selama pekerjaan
itu adalah pekerjaan yang baik di hadapan Tuhan, kita harus mengerjakannya
dengan kesungguhan, firman Tuhan berkata “perbuatlah dengan segenp hatimu, seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”.
Apapun profesi kita, apapun pekerjaan kita, di perusahaan manapun
kita bekerja, ingatlah bahwa kita adalah pekerja Tuhan, kita bekerja buat Tuhan
bukan untuk manusia. sekalipun kita mendapatkan gaji atau upah dari tempat kita
bekerja, tetapi sesungguhnya itu adalah berasal dari Tuhan, firman Tuhan
berkata dalam nas ini “upah kita berasal dari Tuhan”, jika
kita menerima upah dari Tuhan berapa pun gaji atau upah kita, itu akan menjadi
berkat dan kebaikan bagi hidup kita. Namun jika kita mendapat upah dari hasil
tipu daya, kecurangan, korupsi, maka seberapapun banyaknya tidak akan
mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Jika kita mengusahakan yang terbaik
bagi Tuhan, maka Tuhan juga pasti akan memberikan yang terbaik bagi kita,
Kesetiaan kita kepada Tuhan harus juga nyata dimana kita bekerja.
Apapun pekerjaan kita bukan menjadi alasan bagi kita untuk semakin jauh dari
Tuhan, justru pekerjaan kita itu semakin membuat kita dekat kepada Tuhan,
Ketika kita bekerja dalam suatu pekerjaan, Kita harus ingat bahwa kita
bekerja di ladang Tuhan dan kita adalah pekerja-pekerja Tuhan. Maka jangan ada
dari antara kita yang minder, malu dengan profesinya, selama itu pekerjaan yang
berkenan bagi Tuhan, tetaplah kita mensyukuri dan bersukacita dalam pekerjaan
kita.
Lihatlah Tuhan Yesus, dimana Dia bekerja, walaupun Dia adalah
Tuhan, tetapi Dia tidak hanya tinggal di bait suci, tetapi tempat kerjaNya ada
di semua tempat. Di jalan, di tepi danau, di pinggir kolam, di pinggir sumur,
di pasar, di taman, di rumah-rumah. Maka dimanapun kita bekerja, kita tidak
bisa meninggalkan iman kita di rumah, kita juga harus mengerjakan segala
pekerjaan kita di dalam iman, supaya apa yang kita kerjakan menjadi berkat bagi
diri kita dan juga berkat bagi sesama kita.
Dalam dunia kerja kita bisa berhadapan dengan berbagai tantangan,
persaingan yang tidak sehat, iri hati, kebosanan, kejenuhan, godaan uang,
perselingkuhan. Semua tantangan itu bisa kita hadapi jika kita tetap memiliki
kesadaran bahwa dimana tempat kita bekerja adalah ladang Tuhan. Kita bekerja di
ladang Tuhan, seperti lagu rohani “ayo kerja buat Tuhan sungguh senang-senang
eee”
Ketika kita bekerja bersama dengan iman kita, maka kita pasti akan
bisa mengalahkan kemalasan, kebosanan, kecurangan. Tuhan akan selalu memberi
kita semangat kerja, sukacita, kekuatan yang baru, ingatlah apa yang dikatakan
Tuhan Yesus di Lukas 16: 10 "Barangsiapa
setia dalam perkara-perkara kecil, ia
setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil,
ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”
Dalam hal bekerja, kita bisa mengambil pelajaran yang berharga dari perjalanan kehidupan Yusuf, yaitu Yusuf yang di jual oleh saudara-saudaranya dan menjadi budak di tanah mesir. Firman Tuhan bersaksi tentang kehidupan Yusuf, bahwa segala sesuatu yang di kerjakannya berhasil karena Tuhan selalu beserta Yusuf. Padahal dia mendapatkan banyak tantangan dalam pekerjaannya, mungkin saja kerinduannya kepada ayahnya karena dia adalah anak yang dimanja ayahnya bisa mengganggu konsentrasinya, atau perlakuan buruk saudara-saudaranya yang telah menjualnya menjadi budak bisa saja mengganggu pikirannya bekerja, belum lagi banyak tantangan yang harus di hadapinya di tempat dia bekerja, dia harus berhadapan dengan godaan istri potifar, dia di penjara. Namun karena Yusuf bekerja bersama dengan penyertaan Tuhan, dia menjadi pribadi yang dapat di percaya, sampai dia menjadi seorang penguasa tertinggi di Mesir.
Semua tantangan yang kita hadapi di tempat kerja akan dapat
kita atasi jika kita bekerja bersama penyertaan Tuhan. Jika prinsip kerja kita
hanya untuk manusia, kita bisa bosan, malas, sakit hati, dendam, kita bisa
menghalalkan kecurangan, tetapi ketika kita bekerja membawa Iman, Pengharapan
dan Kasih, maka Tuhan akan selalu memperbaharui semangat dan kekuatan kita
melakukan yang terbaik, bukun untuk manusia tetapi untuk Tuhan.
Firman Tuhan di Roma 12: 11 berkata “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”
No comments :
Post a Comment