Bacaan Firman Tuhan: 1 Raja-raja 3:
5-15; 1 Raja-raja 4: 29-34
Maka
berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat
membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Muyang sangat besar ini?" Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi
berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu,
sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun
seperti engkau di antara raja-raja. – ayat 9-13
Sejarah
perjalanan bangsa Israel dapat kita ibaratkan seperti gunung. Setelah mereka
menjalani hidup yang penuh dengan kesengsaraan pada akhirnya mereka sampai ke
puncak tertinggi, yaitu zaman keemasan dibawah pemerintahan raja Salomo. Pada
masa raja Salomo, umat yang hidup dengan damai dan sejahtera, bangsa Israel
termasyur sebagai suatu bangsa yang kuat. Salomo menjadi raja yang mengagumkan karena
hikmatnya yang dikenal oleh bangsa-bangsa lain, yang walaupun saat itu dia
masih muda.
Dalam
nas ini kita mengetahui latarbelakang dari semua kemasyuran Salomo sebagai seorang
raja yang penuh hikmat, yaitu ketika Tuhan datang kepadanya untuk meminta apa
saja yang hendak diberikan Tuhan kepadanya. Dia tidak meminta keuntungan diri
sendiri baik berupa kekayaan, umur panjang maupun nyawa musuhnya, tetapi “hati
yang faham menimbang perkara” Leb Shama yaitu hati yang mendengar, hati
yang merindukan penyertaan Tuhan, sebab dia tidak dapat bekerja sendiri
mengandalkan kemampuannya untuk memimpin umat Israel. Maka Tuhan memberikan
kepada Salomo hati yang penuh hikmat dan pengertian, bahkan yang tidak
dimintanya pun diberikan kepadanya.
Jika
kita melihat latarbelakang hidup Salomo, dia merupakan anak seorang raja yang
diangkat menggantikan ayahnya Daud. Dia hidup dan dibesarkan dilingkungan
istana. Sebenarnya apa yang tidak bisa dia dapatkan, namun kita melihat Salomo merendahkan diri di bawah kuasa
Tuhan. Sekalipun dia sudah terbiasa hidup dalam lingkungan pemerintahan
namun dia tetap merasa tidak mampu jika hanya mengandalkan diri sendiri, dia
membutuhkan hikmat dan pengertian dari Tuhan.
Sebagaimana
ucapan Tuhan Yesus yang berkata “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”- Matius
23:12. Kita mau mengakui bahwa ada Tuhan yang maha kuasa yang melampaui segala
akal dan pikiran manusia. Tidak ada dalam dunia ini yang dapat menjamin
kehidupan kita, tetapi kita mau memohon penyertaan Tuhan yang memampukan kita
menjalani kehidupan ini.
Sebagaimana
pengajaran hikmat yang diajarkan oleh Salomo “Takut akan Tuhan adalah
permulaan pengetahuan”. Kita mau tunduk di bawah pengajaran dan
tuntunan Tuhan, dengan kerendahan hati kita mau menerima tuntunan firman Tuhan.
Sebagaimana Tuhan Yesus berkata “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan
kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” – Matius 6:33.
Akal, pikiran dan kemampuan kita terbatas untuk menghadapi berbagai situasi dan
keadaan dalam hidup ini, namun Tuhan menyerahkan diriNya menjadi hikmat bagi
kita.
Sumber
hikmat itu sendiri yaitu Yesus Kristus. Sebagaimana disaksikan di Matius 12:42 “Seorang
yang lebih besar dari Salomo”. Paulus mengatakan di 1 Korintus 1: 30 “Kristus
Yesus telah menjadi hikmat bagi kita”. hikmat manusia menganggap salib
adalah kebodohan, namun bagi kita orang beriman salib adalah kekuatan Allah
yang menyelamatkan kita. Melalui Yesus Kristus kita ada bersama dengan sumber
hikmat, yang akan menuntun kita menjalani kehidupan ini.
Dalam
perkembangan zaman yang begitu cepat dan berbagai kecanggihan tehnologi saat
ini yang menyuguhkan pada kita berbagai produk fisik maupun digital yang
instan, sedikit banyaknya dapat mempengaruhi sikap kita dalam menyikapi setiap
keadaan dalam hidup ini. Maksud hati kita ingin cepat mendapatkan dan
menyelesaikan berbagai hal, akhirnya kita tidak lagi mengutamakan perintah dan
permohonan doa kepada Tuhan, namun cukup dengan pikiran dan kemampuan manusia. Padahal
Tuhan Yesus berfirman pada kita “carilah dahulu kerajaan Allah...”.
Kita
mau belajar melalui hikmat yang diterima oleh Salomo dari Tuhan, bahwa dalam
menjalankan tugas panggilannya sebagai seorang raja bukanlah hal yang mudah,
namun dia memperlihatkan sikap sebagai seorang yang rindu untuk mendengar
setiap tuntunan Tuhan dalam menjalankan tugasnya. Bagi orang yang tidak beriman
ini mungkin kedengarannya aneh dan bodoh, dan berkata “semuanya tergantung usahamu!”. Tetapi bagi kita orang
beriman hal ini bukanlah kedengaran aneh, sebab kita percaya ada Allah yang
hidup yang mengatasi akal dan pikiran manusia, sebagaimana Allah menyertai
Salomo.
No comments :
Post a Comment