Bacaan Firman Tuhan:
Yosua 5: 13-15
Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya,
dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?" Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah PanglimaBalatentara TUHAN. Sekarang aku datang."
Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?" Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua:
"Tanggalkanlah kasutmu darikakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian.
Setelah
menyeberangi sungai Yordan, dan memasuki Kanaan, Kota pertama yang harus mereka
hadapi adalah Kota Yerikho. Kota itu dengan tembok yang kokoh telah menutup
rapat-rapat semua akses keluar masuk (6: 1) karena telah mengetahui rencana
penyerangan bangsa Israel. Sebelum melakukan penyerangan tentu ada strategi
dalam penyerangan, dan diberitakan ketika Yosua dekat Yerikho, dia melayangkan
pandangannya yang mungkin untuk mengetahui cara untuk memasuki Yerikho.
Namun,
didepannya dilihat seorang laki-laki dengan pedang yang terhunus di tangannya. Reaksi
Yosua adalah mencari tahu orang itu siapa, dengan bertanya “Kawankah engkau atau lawan”. Namun jawab orang itu bukan
kedua-duanya, tetapi dia adalah Panglima Balatentara Tuhan.
Pelajaran
apa yang dapat kita dalami dari nas ini?
1.
Sebelum Yosua dan pasukannya melakukan
penyerangan atas kota Yerikho, Tuhan sudah terlebih dahulu tampil di depan
dengan pedang yang sudah siap melakukan pertempuran. Yosua diingatkan oleh
Tuhan, bahwa Tuhan adalah panglima perang yang akan menuntun mereka meraih
kemenangan. Mereka diyakinkan, bahwa Tuhan sudah siap tampil di depan memberikan
kemenangan.
Dalam menjalani hidup ini,
adalah wajar sebelum melakukan sesuatu kita membuat strategi dan rencana yang
matang. Namun kita harus percaya, sehebat apapun kita berencana dan melakukan
berbagai strategi dalam kehidupan ini, tetap rancangan Tuhan adalah rancangan
terbaik dalam hidup ini. Karena belum tentu yang kita rancangkan itu adalah
yang terbaik bagi diri kita, sebagaimana tertulis di Amsal 16: 9 “Hati
manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah
langkahnya”.
Kita harus yakin dan
percaya bahwa dalam setiap apapun yang akan kita hadapi dan jalani, Tuhan sudah
terlebih dahulu tampil di depan yang menuntun langkah kita, dan kita percaya
apapun rencana Tuhan adalah yang terbaik bagi hidup kita.
2.
Mempelajari kekuatan dan kelemahan tentu hal
yang wajar untuk strategi mendapatkan kemenangan. Namun Tuhan meneguhkan Yosua
tidak terfokus pada lawan yang akan dihadapinya, tetapi focus pada penyertaan
dan kuasa Tuhan yang besar.
Terkadang dalam menghadapi
persoalan hidup, kita hanya berfokus pada masalah, sehingga yang terjadi adalah
menyerah sebelum berperang, menimbulkan keragu-raguan ataupun terlalu
menganggap sepele pada setiap persoalan.
Saat ini, kita hendak diingatkan oleh
firman Tuhan, bahwa sebesar atau sekecil apapun persoalan yang hendak kita
hadapi tetaplah mempercayakan hidup kita kepada kuasa penyertaan Tuhan. Mempercayakan
diri pada pimpinan dan bimbingan Tuhan adalah sikap yang bijaksana. Sebesar apapun
masalah, takutlah akan Tuhan, sujudlah kepada Tuhan bukan sujud dan takut pada
masalah.
No comments :
Post a Comment