Bacaan Firman Tuhan: Yeremia 31: 7-14
Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang
yang lebih kuat dari padanya. Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit
Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum,
anggur dan minyak, karena anak-anak kambing domba dan lembu sapi; hidup mereka
akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi
merana. Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai,
orang-orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah
perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur mereka dan menyukakan
mereka sesudah kedukaan mereka. Aku akan memuaskan jiwa para imam dengan
kelimpahan, dan umat-Ku akan menjadi kenyang dengan kebajikan-Ku, demikianlah
firman TUHAN.
LAI
memberikan judul untuk Yeremia 31 dengan Perjanjian Baru. Ditengah penghukuman
umatNya, Allah memperlihatkan kasih setiaNya, bahwa Dia akan memulihkan umatNya,
yaitu perjanjian rohani yang di tuliskan dalam hati mereka dan bukan lagi
perjanjian hukum yang tidak mampu mereka pelihara. Tuhan menggenapi
perjanjianNya ini dengan kedatangan Yesus Kristus yang menjadi keselamatan bagi
umat yang mau dituntun oleh Tuhan.
Dalam
janji keselamatan itu Tuhan yang akan membimbing umatNya mendapatkan
keselamatan dan kehidupan yang penuh sukacita. Tuhan menyediakan harapan baru.
Sebab Tuhan akan menjadi penjaga bagi umatNya seperti seorang Bapa dan juga
gembala. Tuhan akan menghibur, memuaskan dan menebus umatNya.
Melalui
nas ini kita diajak untuk meneliti iman kita kepada Tuhan. Sejauhmana kita
mempercayai dan menghidupi janji setia Tuhan dalam hidup kita. Dalam penyataan
kasih setia Tuhan ini, umat diajak untuk bersukacita sementara mereka berada
dalam penderitaan di pembuangan. Maka muncul pertanyaan: “bagaimana bersukacita di tengah penderitaan?”
Ketika
pergumulan, penderitaan kita hadapi dalam hidup ini, mampukah kita meyakinkan
diri kita bahwa kasih setia Tuhan akan
memberikan pertolongan pada waktunya? Sebagaimana Paulus menuliskan “bersukacitalah
senintiasa di dalam Tuhan” (Flp. 4:4). Ini adalah sikap yang hendak
diperlihatkan nas ini bagi kita untuk menjalani kehidupan ini. Bahwa kita
adalah umat yang bersukacita, apapun yang terjadi tidak akan menyurutkan kita
untuk bersukacita sebab kita percaya akan perbuatan Tuhan yang besar.
Kita
memiliki alasan yang kuat mengapa kita senantiasa bersukacita:
1. Tuhan telah menghancurkan penghalang
sukacita kita
Dosa adalah sumber penderitaan. Inilah
yang terjadi pada umat Israel, bahwa penderitaan yang mereka hadapi hingga
sampai di pembuangan karena dosa mereka. Hidup yang mengabaikan perintah Tuhan
itu sama artinya kita mengubur dalam-dalam hidup yang berbahagia dalam hidup
kita.
Namun,
dalam keberdosaan manusia, Tuhan datang dengan kasih setiaNya memberikan
pengampunan dosa bagi kita. Karena Tuhan tahu manusia tidak akan bisa selamat
dari hukuman dosa jika bukan Tuhan yang menyelamatkan. Sehingga kita bersyukur
oleh sebab kasih Tuhan yang besar melalui anakNya Tuhan Yesus Kristus yang
telah menebus kita dari kutuk dosa.
Ini
adalah alasan utama mengapa kita bersukacita dalam hidup ini, sebab halangan
utama yang membuat manusia itu menderita yaitu dosa telah diruntuhkanNya. Sehingga
kita dengan penuh semangat dapat memasuki hidup yang penuh sukacita.
2. Tuhan menyediakan sukacita bagi kita
Tuhan adalah sumber sukacita. Jika
kita telah hidup dalam pengampunan dosa dari Tuhan, maka Tuhan memberikan
kepastian pada kita bahwa Tuhan senantiasa menuntun kehidupan kita. Bahwa Dia
akan menjadi Bapa dan Gembala yang memastikan masa depan yang baik bagi kita. Ketika
dengan yakin dan tulus mempercayakan hidup kita pada Tuhan, maka Dia akan
memberikan kepuasan dan penghiburan kepada kita. Kuncinya adalah kita mau
datang dan menyerahkan hidup kepadaNya.
Pengharapan,
iman kita kepada Tuhan Yesus tidak akan mengecewakan. Sebab hanya dari Tuhan
saja kita dapat menerima segala kebaikan dalam kehidupan. Sehingga walaupun
kita sedang berada pada pergumulan hidup, kita yakin bahwa Tuhan akan
memberikan yang terbaik bagi kita. Inilah alasan mengapa kita harus
bersukacita. Maka orang yang mempercayakan hidupnya kepada Tuhan tidak akan mau
ditindih, dibebani dan di tekan oleh kesusahan, sungut-sungut. Namun sebaliknya,
kita akan pegang teguh keyakinan akan apa yang Tuhan katakana dalam nas ini: “umat-Ku
akan menjadi kenyang dengan kebajikan-Ku”
No comments :
Post a Comment