Bacaan Firman Tuhan: Kejadian 15: 1-12,
17-18
“Janganlah takut, Abram, Akulah
perisaimu; upahmu akan sangat besar”
Kisah
tentang Abraham secara umum mungkin kita sudah mengetahuinya. Suatu janji yang
besar diberikan oleh Tuhan kepada Abraham, yaitu menjadi bangsa yang besar dan
juga menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Kita orang-orang Kristen menyebut
Abraham dengan sebutan “Bapa orang-orang percaya”.
Mulanya
Abraham sempat mempertanyakan pemanggilanNya kepada Tuhan. Tuhan telah
memberikan dia harta yang berlimpah, namun untuk apakah semuanya itu jika tidak
dapat mewariskannya kepada anaknya. Sebab Abraham sudah berumur 99 tahun, namun
belum juga ia dikaruniai anak. Maka muncul pertanyaan bagaimanakah janji Tuhan
yang akan membuatnya menjadi bangsa yang besar, sementara ia belum memiliki
keturunan dari Sarah seperti yang dijanjikan oleh Tuhan.
Jika
kita mengikuti kisah Abraham hingga akhirnya, dengan iman yang teguh kepada
Tuhan, akhirnya Tuhan mengaruniainya seorang anak, yakni Ishak. Sampai saat ini
kita mengatakan bahwa Abraham adalah bapa kita dari Iman.
Kisah
perjalanan hidup Abraham menjadi gambaran juga tentang apa yang dihadapi
orang-orang percaya dalam kehidupannya. Di satu sisi kita akan bergumul tentang
beratnya masalah yang kita hadapi dalam hidup. Di satu sisi yang lain kita juga
menerima janji Tuhan yang indah tentang kehidupan kita.
Jika
kita melihat perngumulan ataupun penderitaan yang sedang kita hadapi, mungkin
akan muncul pertayaan dalam diri kita yang membuat kita bimbang akan janji
Tuhan sebagaimana Abraham bertanya tentang kehidupannya. Namun Firman Tuhan
bagi kita saat ini mengingatkan kita, bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan
kita, sebagai orang percaya kita harus siap menghadapinya. Tetapi kita juga
pada sisi yang lain, bahwa apapun janji Tuhan tentang kehidupan kita harus siap
dengan keyakinan yang penuh siap mempercayainya.
Namun,
sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, fokus kehidupan kita bukanlah
penderitaan dan kesusahan tetapi pada janji Tuhan. Bagaimanapun proses dan
jadinya kita percaya bahwa Tuhan akan mewujudkannya sesuai dengan kehendakNya.
Yang pasti orang percaya tidak akan pernah dikecewakan oleh Tuhan.
Bacaan Firman Tuhan: Kejadian 15: 1-12,
17-18
“Janganlah takut, Abram, Akulah
perisaimu; upahmu akan sangat besar”
Kisah
tentang Abraham secara umum mungkin kita sudah mengetahuinya. Suatu janji yang
besar diberikan oleh Tuhan kepada Abraham, yaitu menjadi bangsa yang besar dan
juga menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Kita orang-orang Kristen menyebut
Abraham dengan sebutan “Bapa orang-orang percaya”.
Mulanya
Abraham sempat mempertanyakan pemanggilanNya kepada Tuhan. Tuhan telah
memberikan dia harta yang berlimpah, namun untuk apakah semuanya itu jika tidak
dapat mewariskannya kepada anaknya. Sebab Abraham sudah berumur 99 tahun, namun
belum juga ia dikaruniai anak. Maka muncul pertanyaan bagaimanakah janji Tuhan
yang akan membuatnya menjadi bangsa yang besar, sementara ia belum memiliki
keturunan dari Sarah seperti yang dijanjikan oleh Tuhan.
Jika
kita mengikuti kisah Abraham hingga akhirnya, dengan iman yang teguh kepada
Tuhan, akhirnya Tuhan mengaruniainya seorang anak, yakni Ishak. Sampai saat ini
kita mengatakan bahwa Abraham adalah bapa kita dari Iman.
Kisah
perjalanan hidup Abraham menjadi gambaran juga tentang apa yang dihadapi
orang-orang percaya dalam kehidupannya. Di satu sisi kita akan bergumul tentang
beratnya masalah yang kita hadapi dalam hidup. Di satu sisi yang lain kita juga
menerima janji Tuhan yang indah tentang kehidupan kita.
Jika
kita melihat perngumulan ataupun penderitaan yang sedang kita hadapi, mungkin
akan muncul pertayaan dalam diri kita yang membuat kita bimbang akan janji
Tuhan sebagaimana Abraham bertanya tentang kehidupannya. Namun Firman Tuhan
bagi kita saat ini mengingatkan kita, bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan
kita, sebagai orang percaya kita harus siap menghadapinya. Tetapi kita juga
pada sisi yang lain, bahwa apapun janji Tuhan tentang kehidupan kita harus siap
dengan keyakinan yang penuh siap mempercayainya.
Namun,
sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, fokus kehidupan kita bukanlah
penderitaan dan kesusahan tetapi pada janji Tuhan. Bagaimanapun proses dan
jadinya kita percaya bahwa Tuhan akan mewujudkannya sesuai dengan kehendakNya.
Yang pasti orang percaya tidak akan pernah dikecewakan oleh Tuhan.
No comments :
Post a Comment