Bacaan Firman Tuhan: 1
Korintus 9: 16-23
Bagi orang Yahudi aku menjadi seperti
orang Yahudi,
supaya aku memenangkan orang-orang
Yahudi.
Bagi orang-orang yang hidup di bawah
hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat,
sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat,
Bagi orang-orang yang tidak hidup di
bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum
Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah,
Bagi orang-orang yang lemah aku
menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang
lemah.
Jika sekilas membaca ucapan dari Paulus ini, mungkin ada yang
berpendapat bahwa Paulus adalah orang yang tidak memiliki pendirian, atau ada
yang akan mengatakan seperti buglon, atau mungkin ‘bermuka dua’?. Namun sebaliknya
kita dapat temukan bagaimana sikap Paulus sebagai pekabar Injil untuk sedapat
mungkin diterima oleh semua orang, sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus “supaya
aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang”.
Paulus melakukan itu
semua, sebab ia memiliki iman yang teguh kepada Kristus yang telah memberikan
anugerahNya kepadanya, sehingga ia merasa berhutang untuk memberitakan Injil
dan mempercayai bahwa Injil adalah kekuatan Allah untuk menyelamatkan (Roma 1:
14-17). Itulah sebabnya ia mengatakan “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan
Injil”. Walaupun Paulus mengatakan berhutang, namun pemberitaan Injil
yang Paulus lakukan bukan karena paksaan atau desakan, namun imannya mendorong
dia supaya sebanyak mungkin orang terselamatkan melalui pelayanannya, sebab dia
menyadari keselamatan hanya ada pada Kristus.
Dari apa yang disampaikan Paulus disini, dapat kita melihat
bahwa penyebarluasan Injil tidak dapat dibatasi oleh situasi maupun kondisi
ataupun golongan seseorang. Maka orang Kristen harus dapat menempatkan diri
bukan sebagai kelompok yang asing maupun sikap yang antipasti terhadap orang
lain. Justru kita harus dapat menempatkan diri sebagai orang yang menarik bagi
orang lain.
Sebagai orang-orang yang telah mengenal dan percaya kepada
Kristus, adalah kewajiban kita untuk memperlihatkan jati diri sebagai pengikut
Kristus. Kita tidak boleh memisahkan antara iman dan kehidupan sehari-hari.
Iman itu nyata dari perbuatan, perkataan, sikap, sifat dan tindakan. Dari
kehidupan sehari-harilah kita dapat memperlihatkan pada dunia bahwa kita adalah
orang-orang yang telah dimerdekakan Kristus dari kuasa dosa. Kita jangan lagi
dikalahkan oleh sifat-sifat duniawi, tetapi kitalah yang harus mengalahkannya
dengan menghadirkan kebenaran Kristus melalui kehidupan kita.
No comments :
Post a Comment