Bacaan Firman Tuhan: Matius 3: 1-12
Kehadiran Yohanes Pembaptis
menjadi titik awal penampakan pekerjaan Tuhan Yesus yang mana Yohanes
menyuarakan pertobatan dengan baptisan yang dilakukannya dan itu adalah “Sebagai
tanda pertobatan” sebab akan datang yang berkuasa membaptis dengan Roh
Kudus dan Api (Mat. 3: 11). Hal ini juga
dipertegas Tuhan Yesus ketika Yohanes
menolak untuk membaptis Tuhan Yesus “Biarlah
hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh
kehendak Allah” (Mat. 1: 15).
Seruan pertobatan yang
disampaikan oleh Yohanes Pembaptis
adalah seruan bagi manusia untuk mempersiapkan diri bahwa akan datang
Dia yang membersihkan kita dari dosa. Namun
demikian Yohanes mempertegas bahwa pertobatan tidak hanya sekedar kata-kata
saja namun pertobatan itu harus menghasilkan buah yang nyata. Bertobat berarti
perubahan hati dang anti haluan hidup sehingga orang yang telah bertobat tidak
lagi berjalan di jalan yang penuh dengan dosa lagi namun akan berjalan dalan ‘jalan
kudus’ (Yesaya 35: 1-10) yang telah disediakan oleh Allah di dalam Yesus Kristus.
Menyambut kedatangan Tuhan
pertobatan adalah syarat mutlak yang harus dimiliki sebab alat penampi sudah
ada ditanganNya. Dalam seruan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes ini ada
hal yang menarik dapat diperhatikan bahwa ternyata tidak hanya penduduk
Yerusalem dan Yudea yang hadir pada waktu itu namun juga orang Farisi dan
Saduki dan dengan tegas Yohanes menyebut mereka dengan “keturunan ular beludak”.
Yang dapat kita saksikan melalui nas ini bahwa keselamatan dari Tuhan bukan
masalah keturunan (“Abraham adalah Bapa kami”) namun harus ada pertobatan dan
juga buah yang dihasilkan oleh pertobatan itu sendiri.
Keselamatan dari Tuhan tidak akan
sampai kepada orang-orang yang hanya hidup secara tradisi kekristenan saja
tanpa ada buah dari pertobatan itu sendiri. Sebentar lagi kita akan memasuki
perayaan Natal memperingati kelahiran Tuhan Yesus Kristus, namun sudah banyak
yang telah melaksanakan perayaan natal mulai dari kumpulan marga, sekolah,
lingkungan dan kategorial di setiap gereja. Maka hati-hatilah kita terjebak
dalam pusaran tradisi tanpa buah pertobatan. Dengan tegas Yohanes Pembaptis
telah menyatakan kepada kita bahwa keselamatan itu hanya bagi orang yang
menghasilkan buah dari pertobatannya.
Pada Minggu Advent IV ini Firman
Tuhan ingin menyuarakan kepada kita untuk membuka diri mau diperbaharui oleh
Allah agar Dia masuk dalam hidup kita dengan keselamatan yang dibawanya. Adalah
hal yang konyol jika kita menyanyikan dan menyuarakan “Yesus datang menebus
dosa manusia” sementara kita tetap saja hidup dalam dosa. Maka teguran Yohanes
Pembaptis “Hai kamu keturunan ular beludak!” patut untuk kita renungkan!
Bacaan Firman Tuhan: Matius 3: 1-12
Kehadiran Yohanes Pembaptis
menjadi titik awal penampakan pekerjaan Tuhan Yesus yang mana Yohanes
menyuarakan pertobatan dengan baptisan yang dilakukannya dan itu adalah “Sebagai
tanda pertobatan” sebab akan datang yang berkuasa membaptis dengan Roh
Kudus dan Api (Mat. 3: 11). Hal ini juga
dipertegas Tuhan Yesus ketika Yohanes
menolak untuk membaptis Tuhan Yesus “Biarlah
hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh
kehendak Allah” (Mat. 1: 15).
Seruan pertobatan yang
disampaikan oleh Yohanes Pembaptis
adalah seruan bagi manusia untuk mempersiapkan diri bahwa akan datang
Dia yang membersihkan kita dari dosa. Namun
demikian Yohanes mempertegas bahwa pertobatan tidak hanya sekedar kata-kata
saja namun pertobatan itu harus menghasilkan buah yang nyata. Bertobat berarti
perubahan hati dang anti haluan hidup sehingga orang yang telah bertobat tidak
lagi berjalan di jalan yang penuh dengan dosa lagi namun akan berjalan dalan ‘jalan
kudus’ (Yesaya 35: 1-10) yang telah disediakan oleh Allah di dalam Yesus Kristus.
Menyambut kedatangan Tuhan
pertobatan adalah syarat mutlak yang harus dimiliki sebab alat penampi sudah
ada ditanganNya. Dalam seruan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes ini ada
hal yang menarik dapat diperhatikan bahwa ternyata tidak hanya penduduk
Yerusalem dan Yudea yang hadir pada waktu itu namun juga orang Farisi dan
Saduki dan dengan tegas Yohanes menyebut mereka dengan “keturunan ular beludak”.
Yang dapat kita saksikan melalui nas ini bahwa keselamatan dari Tuhan bukan
masalah keturunan (“Abraham adalah Bapa kami”) namun harus ada pertobatan dan
juga buah yang dihasilkan oleh pertobatan itu sendiri.
Keselamatan dari Tuhan tidak akan
sampai kepada orang-orang yang hanya hidup secara tradisi kekristenan saja
tanpa ada buah dari pertobatan itu sendiri. Sebentar lagi kita akan memasuki
perayaan Natal memperingati kelahiran Tuhan Yesus Kristus, namun sudah banyak
yang telah melaksanakan perayaan natal mulai dari kumpulan marga, sekolah,
lingkungan dan kategorial di setiap gereja. Maka hati-hatilah kita terjebak
dalam pusaran tradisi tanpa buah pertobatan. Dengan tegas Yohanes Pembaptis
telah menyatakan kepada kita bahwa keselamatan itu hanya bagi orang yang
menghasilkan buah dari pertobatannya.
Pada Minggu Advent IV ini Firman
Tuhan ingin menyuarakan kepada kita untuk membuka diri mau diperbaharui oleh
Allah agar Dia masuk dalam hidup kita dengan keselamatan yang dibawanya. Adalah
hal yang konyol jika kita menyanyikan dan menyuarakan “Yesus datang menebus
dosa manusia” sementara kita tetap saja hidup dalam dosa. Maka teguran Yohanes
Pembaptis “Hai kamu keturunan ular beludak!” patut untuk kita renungkan!
No comments :
Post a Comment