Lukas 7:40-50; 2 Samuel 12:10-14 Yesus di urapi oleh Perempuan Berdosa
Dalam pelayanan
Tuhan Yesus, tiga kelompok pemimpin spiritual mendapatkan kecaman yaitu orang
Saduki, Farisi dan Ahli Taurat yang selalu berasa lebih baik dan lebih benar,
dan itulah sebabnya Yesus mengecam mereka dengan mengatakan “Sesungguhnya Aku
berkata kepadamu, para pemungut cukai dan para pelacur akan mendahuluimu masuk
dalam kerajaan sorga” (Mat.21:31). Hal inilah yang terjadi dalam nats kita ini
ketika seorang perempuan yang dikenal umum berprofesi sebagai perempuan sundal
dianggap berdosa dan sangat tidak layak berada di tengah-tengah orang Farisi.
Bahkan orang Farisi tersebut menginginkan agar Yesus memiliki pandangan yang
sama. Respon Yesus justru sebaliknya kepada perempuan berdosa yang menghampiri
dan meminyaki kaki-Nya dengan minyak wangi yang mahal dan menyeka dengan
rambutnya. Yesus melihat bahwa dari sikap dan kesungguhan hatinya, terpancar
cinta kasihnya kepada Tuhan dan keinginan untuk meninggalkan dosa-dosanya,
bertobat dari kehidupan lamanya.
Anugerah Allah di
dalam Tuhan Yesus adalah pengampunan dosa sebagai bukti kasih Allah untuk
merangkul semua umat manusia ke dalam hidup yang penuh dengan pengampunan dan
sukacita dari Tuhan. Pengampunan dosa itu hanya dapat diterima dengan mau
merendahkan dirinya. Dalam Mat. 18:3-4 Tuhan Yesus menyatakan “Sesungguhnya
jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan
masuk ke dalam kerajaan sorga, sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan
menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam kerajaan sorga”.
Pengampunan dosa yang kita terima dari Allah adalah melalui keterbukaan di hadapan
Allah sehingga kita tidak menutupi keberadaan kita yang berdosa. Selama manusia
itu tidak terbuka dan selalu menutupi kekurangannya dengan selalu menonjolkan
dirinya merasa paling benar, maka selama itu pengampunan dosa dari Tuhan tidak
akan kita terima. Maka sangat perlu kita memeriksa diri jangan-jangan kita
masih seperti orang Farisi yang mengundang Yesus hanya sekedar memperlihatkan
reputasinya pada banyak orang namun kasihnya kepada Allah sama sekali tidak ada
kasihnya. Apakah kita hanya berpenampilan Kristen namun kita belum mendapatkan
anugerah Allah.
Dalam kerendahan
diri di hadapan Allah kita akan menerima keampunan dosa yang akan membawa kita
pada kepenuhan Roh Allah yang di dalamnya kita akan hidup di dalam kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah
lembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22-23).
Kasih kepada Allah
itu terlihat dari bagaimana kita mau menundukkan diri dihadapanNya dan selalu
menyangkal keberadaan kita. Saat ini banyak orang hidup seakan memakai topeng
dan tidak mau memperlihatkan dirinya yang sesungguhnya dan inilah yang akan
membawa kita pada hidup yang tidak akan pernah penuh dengan semangat dan
sukacita dari Tuhan. Karena masih banyak orang yang senang untuk menutupi
dosanya daripada mengakuinya dengan sungguh-sungguh dihadapan Tuhan.
Selama kita menutup keberdosaan kita di hadapan Allah maka selama itu pula juga kita menutup diri di hadapan Allah, di dalam Yesus Allah telah membuka diriNya namun masih banyak manusia yang enggan untuk mau membuka dirinya dan selalu mencoba menutup atau pun memakai topeng agama untuk menyembunyikan dirinya. Dalam nas epistle kita diceritakan bagaimana Daud mau menerima teguran Tuhan atas dosa yang diperbuatnya yang walaupun dia adalah seorang raja yang mempunyai kuasa tetapi dia mau tunduk atas teguran Tuhan dan menyesali pelanggarannya.
Selama kita menutup keberdosaan kita di hadapan Allah maka selama itu pula juga kita menutup diri di hadapan Allah, di dalam Yesus Allah telah membuka diriNya namun masih banyak manusia yang enggan untuk mau membuka dirinya dan selalu mencoba menutup atau pun memakai topeng agama untuk menyembunyikan dirinya. Dalam nas epistle kita diceritakan bagaimana Daud mau menerima teguran Tuhan atas dosa yang diperbuatnya yang walaupun dia adalah seorang raja yang mempunyai kuasa tetapi dia mau tunduk atas teguran Tuhan dan menyesali pelanggarannya.
Lukas 7:40-50; 2 Samuel 12:10-14 Yesus di urapi oleh Perempuan Berdosa
Dalam pelayanan
Tuhan Yesus, tiga kelompok pemimpin spiritual mendapatkan kecaman yaitu orang
Saduki, Farisi dan Ahli Taurat yang selalu berasa lebih baik dan lebih benar,
dan itulah sebabnya Yesus mengecam mereka dengan mengatakan “Sesungguhnya Aku
berkata kepadamu, para pemungut cukai dan para pelacur akan mendahuluimu masuk
dalam kerajaan sorga” (Mat.21:31). Hal inilah yang terjadi dalam nats kita ini
ketika seorang perempuan yang dikenal umum berprofesi sebagai perempuan sundal
dianggap berdosa dan sangat tidak layak berada di tengah-tengah orang Farisi.
Bahkan orang Farisi tersebut menginginkan agar Yesus memiliki pandangan yang
sama. Respon Yesus justru sebaliknya kepada perempuan berdosa yang menghampiri
dan meminyaki kaki-Nya dengan minyak wangi yang mahal dan menyeka dengan
rambutnya. Yesus melihat bahwa dari sikap dan kesungguhan hatinya, terpancar
cinta kasihnya kepada Tuhan dan keinginan untuk meninggalkan dosa-dosanya,
bertobat dari kehidupan lamanya.
Anugerah Allah di
dalam Tuhan Yesus adalah pengampunan dosa sebagai bukti kasih Allah untuk
merangkul semua umat manusia ke dalam hidup yang penuh dengan pengampunan dan
sukacita dari Tuhan. Pengampunan dosa itu hanya dapat diterima dengan mau
merendahkan dirinya. Dalam Mat. 18:3-4 Tuhan Yesus menyatakan “Sesungguhnya
jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan
masuk ke dalam kerajaan sorga, sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan
menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam kerajaan sorga”.
Pengampunan dosa yang kita terima dari Allah adalah melalui keterbukaan di hadapan
Allah sehingga kita tidak menutupi keberadaan kita yang berdosa. Selama manusia
itu tidak terbuka dan selalu menutupi kekurangannya dengan selalu menonjolkan
dirinya merasa paling benar, maka selama itu pengampunan dosa dari Tuhan tidak
akan kita terima. Maka sangat perlu kita memeriksa diri jangan-jangan kita
masih seperti orang Farisi yang mengundang Yesus hanya sekedar memperlihatkan
reputasinya pada banyak orang namun kasihnya kepada Allah sama sekali tidak ada
kasihnya. Apakah kita hanya berpenampilan Kristen namun kita belum mendapatkan
anugerah Allah.
Dalam kerendahan
diri di hadapan Allah kita akan menerima keampunan dosa yang akan membawa kita
pada kepenuhan Roh Allah yang di dalamnya kita akan hidup di dalam kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah
lembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22-23).
Kasih kepada Allah
itu terlihat dari bagaimana kita mau menundukkan diri dihadapanNya dan selalu
menyangkal keberadaan kita. Saat ini banyak orang hidup seakan memakai topeng
dan tidak mau memperlihatkan dirinya yang sesungguhnya dan inilah yang akan
membawa kita pada hidup yang tidak akan pernah penuh dengan semangat dan
sukacita dari Tuhan. Karena masih banyak orang yang senang untuk menutupi
dosanya daripada mengakuinya dengan sungguh-sungguh dihadapan Tuhan.
Selama kita menutup keberdosaan kita di hadapan Allah maka selama itu pula juga kita menutup diri di hadapan Allah, di dalam Yesus Allah telah membuka diriNya namun masih banyak manusia yang enggan untuk mau membuka dirinya dan selalu mencoba menutup atau pun memakai topeng agama untuk menyembunyikan dirinya. Dalam nas epistle kita diceritakan bagaimana Daud mau menerima teguran Tuhan atas dosa yang diperbuatnya yang walaupun dia adalah seorang raja yang mempunyai kuasa tetapi dia mau tunduk atas teguran Tuhan dan menyesali pelanggarannya.
Selama kita menutup keberdosaan kita di hadapan Allah maka selama itu pula juga kita menutup diri di hadapan Allah, di dalam Yesus Allah telah membuka diriNya namun masih banyak manusia yang enggan untuk mau membuka dirinya dan selalu mencoba menutup atau pun memakai topeng agama untuk menyembunyikan dirinya. Dalam nas epistle kita diceritakan bagaimana Daud mau menerima teguran Tuhan atas dosa yang diperbuatnya yang walaupun dia adalah seorang raja yang mempunyai kuasa tetapi dia mau tunduk atas teguran Tuhan dan menyesali pelanggarannya.
No comments :
Post a Comment