Bacaan Firman Tuhan: Pengkhotbah 10: 10-15
10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.
Yang terpenting dari kerja
keras adalah bekerja dengan bijaksana, maka dibutuhkan hikmat sebelum mengawali
setiap pekerjaan. Bekerja dengan kapak yang tumpul tentu hanya akan menguras
tenaga, tetapi orang bijak dalam bekerja akan terlebih dahulu mempersiapkan
alat pendukung pekerjaan yang akan memudahkannya dalam pekerjaan.
Banyak orang mau sukses
dan berhasil dalam setiap apa yang akan dikerjakannya, namun banyak juga yang
tidak mengimbangi semangatnya dengan hikmat, maka jadinya dia seperti nas ini
bekerja dengan kapak yang tumpul.
Di atas segala usaha dan
semangat kita ada Tuhan yang berkuasa, kita membutuhkan hikmat Tuhan. Dalam Amsal
3: 5-6 dikatakan “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia
akan meluruskan jalanmu.”
10:11
Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan
berhasil.
Ayat 11 ini hendak
menjelaskan kepada kita seperti pribahasa yang sudah sering kita dengar “menyesal
kemudian tiada arti”. Jika kerbau sudah di curi, apa gunanya mengunci pintu
kandang, apa gunanya kata-kata mantera jika yang dikawatirkan sudah terjadi.
Jangan anggap remeh
didikan dan ajaran Tuhan, Dia memberikan firmanNya sebagai pedoman dalam hidup
kita, supaya kita tersandung dan jatuh. Firman Tuhan bukan kata-kata kosong,
tetapi firman Tuhan adalah tuntunan dari Tuhan pencipta segala sesuatu dalam
hidup ini, agar kita dapat menjalani hidup dengan baik. Di Mazmur 119: 105
dikatakan “Firman-Mu itu pelita bagi
kakiku dan terang bagi jalanku.”
10:12
Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang
itu sendiri.
“mulutmu harimaumu”, orang
bodoh akan terjerat oleh kata-katanya sendiri. Atau ada juga pribahasa yang
mengatakan “senjata makan tuan”. Ayat ini tentu tidak hanya tentang perkataan
yang keluar dari mulut, tetapi kita mau diingatkan supaya kita mau untuk
mengoreksi diri kita tentang apa yang sedang kita perbuat. Jika yang kita
lakukan adalah kebenaran Tuhan maka kita akan menerima kebaikan dari Tuhan,
tetapi jika yang kita lakukan adalah perbuatan dosa, maka kita sedang membuat
jerat bagi diri kita sendiri. Maka renungkanlah, apa yang sedang kita
persiapkan bagi masa depan kita? apakah kita sedang mempersiapkan kebaikan atau
jerat bagi diri kita sendiri.
10:13
Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya
adalah kebebalan yang mencelakakan. 10:14 Orang yang bodoh banyak bicaranya,
meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan
mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
Siapa yang tahu apa yang
akan terjadi di masa depan? Jika ada orang yang di awal sudah omong besar
tentang apa yang akan terjadi di masa depan, sementara dia belum menjalaninya,
maka itu adalah omong kosong.
Kita tidak tahu apa yang
akan terjadi di masa depan, tetapi kita dapat berpengharapan untuk memperoleh
yang terbaik di masa depan jika kita menikmati dan bertekun dalam prosesnya
menuju masa depan.
Memiliki cita-cita,
harapan di masa depan tentu adalah hal yang baik untuk memotivasi kita, tetapi
semua itu akan menjadi omong kosong jika tidak disertai dengan kerja keras,
ketekunan dan hikmat dari Tuhan. Mazmur 126:5-6 dikatakan “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai
dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur
benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”
10:15
Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak
mengetahui jalan ke kota.
Kita memiliki harapan dan
cita-cita yang tinggi, dan kita juga telah bekerja keras untuk mengusahakan
agar cita-cita kita tercapai, tetapi jika kita tidak berhikmat, maka kita sama
saja dengan orang bodoh, yang melakukan usaha yang sia-sia. Seperti yang
diumpamakan oleh Tuhan Yesus di Matius 7: 26 “Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak
melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas
pasir.”
Maka apapun yang menjadi
harapan dan cita-cita kita dalam hidup ini, tidak cukup hanya berharap dengan
kata-kata, tidak cukup juga hanya dengan kerja keras, tetapi lebih dari pada
itu semua hendaklah kita menjadi orang yang bijaksana dengan menjadi orang yang
selalu mau untuk dituntun Tuhan dengan firmanNya.
No comments :
Post a Comment