Bacaan Firman Tuhan: 1 Yohanes 5: 1-5
Di Minggu Rogate, kita bersama-sama hendak mempergumulkan firman Tuhan mengenai hal berdoa. Sebelumnya perlu ditekankan bahwa jika bacaan nas kita dari 1 Yohanes 5: 1-5 namun ada baiknya jika kita membacanya hingga ayat 15 supaya nas dapat lebih mudah kita pahami sesuai dengan nama Minggu Rogate (berdoa) dan sesuai dengan topik minggu “Doa Orang Beriman”. Beberapa hal yang bisa kita renungkan dari nas ini, antara lain:
Percaya bahwa Yesus adalah Kristus
Ada
pengajaran yang menyesatkan yang mengatakan bahwa keilahian Yesus itu hanya
saat Dia dibaptiskan hingga sampai sesaat sebelum Dia disalibkan. Namun Yohanes
menyangkal pendapat yang seperti ini, bahwa Yesus adalah benar-benar Anak
Allah. Bahwa Allah sendiri yang memberikan kesaksian tengtang Anak-Nya melalui
Roh-Nya. Dalam AnakNya ada hidup yang kekal, dan hidup yang kekal itu
dikaruniakan kepada setiap orang yang percaya kepada nama Yesus (ay. 6-12).
Kita
dapat melihat bahwa ciri khas kristologi dalam tulisan Yohanes yang menekankan
tentang Anak Allah. Yesus sebagai Anak Allah menekankan keilahian Yesus yang
adalah kekal, bahwa hubungan Bapa dan Anak sudah ada sebelum inkarnasi. Kemudian
hubungan Bapa dan Anak memberikan kita penjelasan tentang hubungan kasih Bapa
dan Anak, wujud dari kebesaran kasih Bapa kepada AnakNya yang sudah ada sebelum
dunia dijadikan (Yoh. 17:24) adalah dengan menyerahkan segala sesuatu kepada
Anak. Di Matius 28: 18 Tuhan Yesus berkata “Kepada-Ku telah diberikan segala
kuasa di sorga dan di bumi.”
Maka
jelaslah kita dapat melihat sekarang, bahwa nama Yesus telah ditetapkan menjadi
jalan keselamatan bagi kita, di dalam nama Yesus telah diberikan kuasa di sorga
dan di bumi, Dia yang berkuasa atas kehidupan ini. Sehingga di dalam nama Yesus
kita dapat menaruh pengharapan, permohonan dalam doa. Di Yohanes 14:13-14 Tuhan
Yesus berkata “dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan
melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta
sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” Dengan percaya dalam
nama Yesus kita memiliki kepercayaan bahwa Tuhan akan mengabulkan doa kita dan
memperoleh apa yang kita minta (ay. 14-15).
Ketika
kita telah berdoa dalam nama Yesus, maka tidak ada lagi ada kebimbangan dan
keraguan yang mengombang-ambingkan kita. Sebab sama seperti Bapa adalah satu
dengan AnakNya dan Bapa yang mengasihi AnakNya demikian pula dengan kita, jika
kita percaya di dalam nama Yesus, maka kita juga lahir dari Allah. Kita telah
dilahirkan kembali menjadi umat Allah, umat yang diselamatkan dan dikasihi oleh
Allah, seperti Bapa mengasihi AnakNya demikianlah kasih Allah kepada kita,
sehingga kita dengan yakin dapat berdoa di dalam nama Yesus memohon
pengasihanNya dalam hidup kita.
Mengasihi Allah
Sama
seperti seorang bapa mengasihi anak-anaknya, demikian pula seorang anak juga
akan mengasihi bapanya. Maka demikian juga hubungan orang percaya dengan Tuhan,
bahwa kita tidak hanya tahu bahwa Allah mengasihi kita, tetapi kita juga dapat
menunjukkan kebesaran kasih kita kepada Allah.
Sehingga kita berani dan yakin datang untuk berdoa kepada Allah bukan hanya karena kita tahu bahwa Allah mengasihi kita, tetapi juga kita berdoa kepada Allah adalah karena kita mengasihiNya. Kita datang berdoa kepada Allah bukan hanya karena kita memohon pengasihanNya tentang sesuatu hal, tetapi kita berdoa adalah wujud kasih kita kepada Allah, bahwa melalui doa kita dapat mewujudkan hubungan kita yang intim dengan Allah.
Orang
yang mengasihi Allah datang berdoa bukan hanya karena ada maunya, karena ada
sesuatu permohonan, tetapi doa adalah tanda kasih kita kepada Allah melalui
komunikasi yang selalu terjalin antara kita dengan Allah.
Mengasihi sesama
Kita
orang percaya di dalam nama Yesus lahir dari Allah yang pengasih, maka demikian
pula kita anak-anakNya terlahir menjadi anak-anak yang pengasih. Mengasihi Allah
dan juga sesama anak-anak Allah. Kita semua disatukan dalam ikatan kasih Allah
yang melahirkan kita, sehingga karakter, sifat dan hakekat Allah yang adalah
kasih itu juga ada di dalam diri kita.
Kita
mengasihi sesama kita bukan karena keberadaannya, entah karena dia kaya,
terhormat, satu suku, satu marga, atau karena dia baik kepada kita, namun kita
mengasihi sesama kita adalah karena kita dilahirkan untuk hidup dalam kasih,
karena Allah adalah kasih. Kita juga tidak mengasihi orang lain karena
keberadaan kita atau karena kelebihan yang kita miliki, tetapi kita mengasihi
sesama kita adalah karena kekuatan kasih Allah dalam diri kita. Kita dimampukan
untuk mengasihi adalah karena kita anak-anak Allah yang pengasih.
Ada banyak wujud kasih kita kepada sesama, salah satunya adalah melalui doa. Dengan mendoakan orang lain, maka kita mau tunduk pada perintah Tuhan untuk saling mengasihi dan kita mau merendahkan diri bahwa kita hanya dapat mengasihi sesama kita hanya melalui kekuatan Tuhan. Seperti yang Paulus pernah kisahkan tentang tantangan pelayanan yang dihadapinya, namun Allah menyelamatkannya dan itu semua tidak terlepas dari doa-doa orang percaya yang selalu menyertainya, Paulus katakan “karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami” (2 Korintus 1: 11).
Menuruti perintah Allah
Tanda
kasih yang nyata seorang anak kepada bapanya adalah taat dan menghormati
perintah bapanya. Seorang bapa memberikan perintah untuk ditaati adalah karena
kasih seorang bapa yang mau membimbing dan menuntun anaknya, demikian halnya
seorang anak mau taat pada perintah bapanya adalah karena kasihnya kepada
bapanya. Ketaatan kita kepada perintah Allah adalah karena kita tahu Allah mengasihi
diri kita dan kita mengasihi Allah. Itulah sebabnya dikatakan di ayat 3 bahwa “perintah-perintahNya
itu tidak berat” karena ketaatan kita para perintah Allah didasarkan pada
kasih. Jika kasih menjadi dasar dari ketaatan maka tidak akan ada keberatan
atau keegganan untuk melakukannya. Kita mau taat kepada perintah Tuhan karena
kita tahu bahwa perintahNya itu adalah wujud dari kasihNya yang akan menuntun
dan membimbing kita kepada kebaikan.
“ora
et labora” yaitu berdoa dan bekerja adalah ungkapan yang sudah sering kita
dengar. Bahwa dalam iman percaya kita kepada Tuhan yang mendengar dan
mengabulkan doa kita tidak cukup hanya sebatas berdoa saja, namun kita diajak
untuk menyambut jawaban Tuhan atas doa kita melalui ketaatan kita kepada
perintah Tuhan.
Doa
bukan hanya sekedar permohonan dan kata-kata yang kita panjatkan kepada Tuhan,
tetapi doa yang kita panjatkan kepada Tuhan juga haruslah kita nyatakan melalui
perbuatan kita yang sesuai dengan perintahNya. Segala perbuatan, usaha dan
tindakan kita juga tentunya haruslah sesuai dengan kehendak Tuhan supaya kita
menerima berkat Tuhan melalui ketaatan kita pada perintahNya.
Mengalahkan dunia
Tuhan
Yesus telah mengalahkan dunia ini (Yohanes 16:33), Dia yang telah menyerahkan
nyawaNya untuk memenangkan kita dari kuasa dosa adalah wujud dari kasihNya yang
besar kepada kita. sehingga kita diajak untuk turut serta dan tetap tinggal dalam
kemenanganNya. Iman kita kepada Tuhan Yesus adalah kekuatan kita untuk mampu
mengalahkan keinginan dunia yang mematikan.
Harus
kita akui bahwa keinginan duniawi begitu sangat kuat untuk menarik kita supaya
kita jatuh ke dalam dosa, namun kita diingatkan bahwa Tuhan Yesus telah
memenangkan kita kuasa dosa. Jika kita tetap memelihara iman percaya kita
dengan mengasihi Allah, mengasihi sesama, menuruti segala perintah Tuhan dan
berdoa memohon kekuatan dan pengampunan dosa, maka kita akan tetap menjadi
pemenang dalam kehidupan ini.
Kita
ingat nasehat Tuhan Yesus “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan
jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Markus
14:38). Disini kita dapat melihat kekuatan doa, bahwa kita menyadari bahwa
daging kita ini lemah, namun kelemahan itu bukan alasan untuk kita membiarkan
diri kita jatuh dalam dosa, tetapi Tuhan Yesus ajarkan kepada kita jika daging
kita lemah maka berjagalah dan berdoalah. Doa adalah kekuatan kita untuk dapat
memelihara iman kita. Doa adalah sarana bagi kita berkomunikasi bagi Allah yang
penuh kasih, di dalam doa kita dapat mengakui kelemahan dan kekurangan kita.
Sehingga melalui ketaatan kita hidup dalam doa, kita selalu dimenangkan oleh kuasa Tuhan untuk berjaga-jaga untuk tidak membiarkan diri kita jatuh ke dalam dosa, tetapi melalui doa kita disadarkan untuk mengakui dosa dan memperbaharui hidup kita agar selalu berkenan kepada Tuhan.
No comments :
Post a Comment