Bacaan Firman Tuhan:
Filipi 3: 13-16
aku melupakan apa yang telah di belakangku
dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada
tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam
Kristus Yesus.
Dalam
dunia pendidikan ada istilah yang mengatakan “Belajar sepanjang Hayat” (life long learning). Akan selalu ada
hal-hal yang baru untuk kita pelajari
dalam kehidupan ini. Sehingga usia tidak akan membatasi seseorang untuk
belajar. Tidak akan ada orang yang tamat dalam mempelajari apa yang ada dalam
kehidupan ini.
Lebih
dalam lagi, kita juga hendak menggumuli panggilan kita sebagai seorang Kristen.
Dalam surat Paulus kepada jemaat Filipi ini kita diingatkan dalam hal iman kita
kepada Tuhan ada banyak yang harus kita pelajari. Terus berusaha dengan
sungguh-sungguh mencapai kemenangan iman kita.
Paulus
menggambarkan pengajaran ini seperti seorang pelari dengan kesungguhan untuk
mencapai garis akhir. Sang pelari tidak tidak terusik akan apa yang terjadi
sebelumnya, apakah dulu dia penah menang berkali-kali ataupun kalah
berkali-kali. Namun, apa yang di depannya dia akan bersungguh-sungguh untuk
mencapainya.
Demikian
halnya dengan iman kita kepada Tuhan, bahwa tidak ada dari kita yang telah
sempurna dalam panggilan kita sebagai pengikut Kristus. Namun kita dengan
sungguh-sungguh mau seperti yang dikehendaki oleh Kristus. Selama kita hidup
kita bersungguh-sungguh supaya pada saatnya kita memperoleh kemenangan iman,
yaitu panggilan sorgawi melalui Tuhan kita Yesus Kristus.
Sehingga
jangan ada dari antara orang Kristen yang merasa bangga dan hebat akan imannya.
Merasa diri telah sempurna sebagai seorang Kristen. Namun, kita diingatkan
Firman Tuhan bahwa selama kita hidup maka selama itu pula kita berada pada
lintasan pertandingan. Kesempurnaan kita menjadi seorang Kristen hanya
terbentuk ketika kita mau sungguh-sungguh menjadi sempurna, atau jika kita contohkan
dalam bahasa yang lain “kita bisa pintar
hanya ketika kita sungguh-sungguh mau menjadi orang pintar” – “kita bisa sukses
hanya ketika kita sungguh-sungguh mau menjadi orang sukses”. Kata kuncinya
adalah “Kesungguhan”.
Kesungguhan kita menjadi seperti yang
dinginankan Yesus, inilah lintasan pertandingan yang sedang
kita lalui dalam hidup ini. Bersungguh-sungguh menjadi seorang pengikut Yesus,
tidak melihat apa yang di belakang, tetapi melihat apa yang ada di depan. Apa yang
telah terjadi sebelumnya dalam hidup kita mungkin bisa sangat menyakitkan,
sangat menyusahkan, kita bersusah hati, menderita ataupun sebaliknya kita
sangat bersukacita dengan berbagai alasan, namun apapun yang telah terjadi kita
di ajak melihat ke depan.
Ketika
kita terpaku pada kesuksesan maupun kegagalan pada masa lalu akan menghentikan
langkah kita maju ke depan mencapai garis akhir. Suka atau duka yang terjadi di
belakang kita tidak akan menyurutkan kesungguhan kita menjadi seorang yang di
kehendaki oleh Yesus. (Ibrani 12: 1-3). Mari kita belajar dari Tuhan kita Yesus
Kristus yang telah memberikan kita teladan terbaik, bahwa Dia bertekun melaksanakan
misiNya.
No comments :
Post a Comment