Bacaan
irman Tuhan: 2 Petrus 2: 10b-16
Tetapi
mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang
hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang
tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri
akan binasa seperti binatang liar, dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai
upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan.
Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka
duduk makan minum bersama-sama dengan kamu. Mata mereka penuh nafsu zinah dan
mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah.
Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang
terkutuk!
Ancaman
penyesatan yang dilakukan oleh guru-guru palsu yang di hadapi jemaat mula-mula
tetaplah dapat kita lihat dalam dunia saat ini. Bagaimana orang Kristen yang
akhirnya jatuh dalam kubangan dosa bahkan yang meninggalkan imannya oleh
pengaruh lingkungan yang menyesatkan.
Firman
Tuhan bagi kita saat ini ingin mengarahkan pandangan kita akan ancaman
penyesatan yang ada di sekeliling kita yang hendak menarik kita ambil bagian
dalam kesesatan itu, diantaranya:
A. Isu-isu SARA yang membawa kita menjadi
orang penghujat dan penghina. Peluang untuk saling menyalahkan, menganggap diri
benar dengan cara kekerasan dan kekasaran sangat terbuka lebar. Memicu konflik
Agama, Ras, Suku ataupun kelompok.
B. Mengikuti naluri nafsunya, yaitu dampak negatif
kemajuan jaman yang begitu cepat terjadi yang membawa kita pada kerakusan,
ketamakan, hawa nafsu percabulan. Tanpa di sadari kita di paksa memiliki segala
apa yang di sediakan oleh kemajuan jaman tanpa memperdulikan orang lain. Maka tidak
aka nada ubahnya kita ini seperti binatang bahkan mungkin lebih buruk lagi (ay.
12).
Sebagai
orang Kristen yang mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat,
tentu kita harus bijak dalam menyikapi hal-hal yang tersebut di atas,
sebagaimana Rasul Petrus menuliskan agar kita menggunakan akal pikiran bukan
naluri nafsu kita.
Dapat
kita lihat bagaimana dunia disekitar kita menyuguhkan pemandangan yang menggoda
kita untuk menikmati kebahagiaan dan kenikmatan dengan uang, seks,
konsumeriseme, hedonisme. Seakan-akan itu adalah jawaban untuk kebahagiaan
kita. Namun sebagai seorang Kristen, bagaimana kita teguh pada konsep
sebagaimana Tuhan Yesus ajarkan “Berbahagialah mereka yang yang tidak
melihat, namun percaya” (Yoh. 20: 29b). Bagaimana kita dengan teguh
memegang prinsip, bahwa kita hidup itu mengandalkan iman percaya kepada Tuhan
Yesus bukan mengikuti apa yang kita lihat.
Saya yakin dari kita semua ingin hidup
bahagia, para penyesat di dunia ini mencoba memberikan solusi pada kita, mana
jalan menuju kebahagiaan itu. Maka kita akan di sesatkan dengan perkataan “banyak jalan menuju Roma”.
Sekarang,
bagaiamana dengan kita orang Kristen untuk menikmati kebahagiaan dalam hidup? John
Wesley dengan kalimatnya yang terkenal pernah mengatakan “Anda tidak dapat bahagia tanpa
kekudusan”. Menikmati kebahagiaan dalam hidup itu bukanlah hal yang di
cari-cari, justru sebaliknya keterbukaan manusia itu sendiri untuk menerima
kebahagiaan yang akan diberikan oleh Tuhan Yesus. Itulah yang tercermin dari
ucapan bahagia Tuhan Yesus (Matius 5: 3-12) berbahagialah kita jika menerima
Yesus mengatur dan mengarahkan hidup kita.
Apapun
yang di katakan oleh dunia ini tentang konsep dalam menikmati hidup, hanya akan
membawa kita pada penghakiman Tuhan. Tetapi belajarlah untuk hidup kudus,
pelajarilah konsep yang sudah sempurna yang di ajarkan oleh Tuhan Yesus kepada
kita, dengan tetap setia berpegang pada pengajaran yang di tetapkan Tuhan
Yesus. Hidup tanpa amarah, hawa nafsu duniawi, kesombongan, ketamakan,
menghakimi.
No comments :
Post a Comment