Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Wednesday, January 6, 2016

Dasa Titah [Katekismus Kecil Dr.Martin Luther]

[I]
DASA TITAH
dalam bentuk yang sederhana, yang digunakan
kepala rumah tangga untuk mengajar keluarganya[1]
Titah Pertama
[1] Jangan ada padamu allah yang lain.[2]
[2] Apa artinya itu?[3]
Jawab: Kita harus takut,[4] kasih dan percaya pada Allah, di atas segalaya.
Titah Kedua
[3] Jangan menyebut nama tuhan, Allahmu, dengan sia-sia.[5]
[4] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sehingga[6] kita ti­dak menggunakan nama-Nya untuk mengutuk, bersumpah,[7] menjalan­kan ilmu gaib, berbohong, atau menipu, tetapi dalam setiap waktu perlu menyebut nama-Nya, berdoa pada-Nya, memuji-Nya dan mengucap syukur pada-Nya.
Titah Ketiga
[5] Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.[8]
[6] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sehingga kita tidak memandang rendah khotbah dan firman-Nya, tetapi menguduskannya dan senang mendengar dan mempelajarinya.
Titah Keempat
[7] Hormatilah ayah dan ibumu.[9]
[8] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sehingga kita tidak merendahkan orangtua kita dan merasa lebih tinggi dibanding mereka, ataupun menimbulkan kemarahan mereka, tetapi menghormati, mela­yani, menuruti, mengasihi, dan menghargai mereka.
Titah Kelima
[9] Jangan membunuh.
[10] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sehingga kita tidak membahayakan hidup sesama kita, dan merugikan mereka, tetapi me­nolong dan bersahabat dengan mereka dalam setiap kebutuhan hidup mereka.
Titah Keenam
[11] Jangan berzinah.
[12] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sebab itu kita ha­rus berhati suci dan murni dalam kata dan perbuatan, setiap orang harus menghormati istri atau suaminya.

Titah Ketujuh
[13] Jangan mencuri.
[14] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sebab itu kita tidak boleh mengambil uang atau harta sesama kita, atau menjadikan­nya milik kita dengan cara yang tidak jujur dan tipu daya, tetapi harus membantu mereka memajukan dan melindungi usaha dan harta mereka.
Titah Kedelapan
[15] Jangan mengucapkan saksi dusta terhadap sesamamu.
[16] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mengucapkan dusta tentang sesama kita, dan mengkhianati, mem­fitnah, atau mengumpatnya, tetapi kita harus membela mereka, berbi­cara baik tentang mereka dan menyatakan hal-hal yang baik atas segala sesuatu yang diperbuatnya.
Titah Kesembilan
[17] Jangan engkau mengingini rumah sesamamu.
[18] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan berupaya dengan tipu daya untuk memperoleh milik sesama kita atau harta warisan serta rumahnya, dan untuk mendapatkan hal-hal itu di bawah dalih hak yang sah, tetapi kita harus melayani dan menolong mereka sehingga mereka dapat memelihara apa yang menjadi milik mereka.
Titah Kesepuluh
[19] Jangan menginginkan isteri sesamamu, atau pembantunya laki-laki, atau pembantunya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.
[20] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sebab itu jangan membawa lari, menjauhkan, atau memikat hati istri, pembantu-pem­bantu, ataupun ternak sesama kita, melainkan menasihati mereka supaya tetap tinggal dan patuh pada tugas dari majikannya.
[Kesimpulan]
[21] Apa yang dinyatakan Allah tentang semua perintah-Nya ini?
Jawab: Dia berkata, ”Aku, Tuhan dan Allahmu adalah Allah pen­cemburu, yang membalaskan dosa bapak kepada anaknya hingga ketu­runan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, tetapi aku mengasihi beribu-ribu orang yang mencintai Aku dan yang melak­sanakan perintah-perintah-Ku.”
[22] Apa artinya itu?
Jawab: Allah mengancam akan menghukum segala orang yang me­langgar perintah-perintah ini. Oleh karena itu, kita harus takut akan murka-Nya dan tidak melanggar perintah-perintah ini. Sebaliknya, Ia menjanjikan anugerah dan segala berkat bagi semua orang yang meme­liharanya. Sebab itu kita harus kasih dan percaya akan Dia, dan dengan ikhlas gembira melaksanakan perintah-perintah-Nya.


[1] Judul Latin: Katekismus Kecil untuk Digunakan oleh Anak-anak di Sekolah. Bagaimana, dalam bentuk yang paling sederhana, kepala-kepala sekolah mengajarkan Dasatitah kepada murid-murid mereka.
[2] Edisi Nuremberg tahun 1531 dan 1558 berbunyi: ”Akulah Tuhan Allahmu, seru Tuhan kita. Tidak boleh ada Allah lain, kecuali Aku.” Dalam beberapa edisi sejak abad ke-16 ”Akulah Tuhan Allahmu” dicetak terpisah sebagai pendahuluan kepada seluruh Dasatitah. Dasatitah diambil dari Keluaran 20:2-17 dan Ulangan 5:6-21.
Dalam Katekismus Kecil milik gereja-gereja Lutheran di Sumatera Utara, Titah Pertama ini berbunyi: ”Akulah Tuhan Allahmu, seru Tuhan kita. Tidak boleh ada Allah lain, kecuali Aku” (Bnd. Katekismus Kecil, terbitan LKS, tanpa tahun).
[3] Dalam bahasa Inggris: ”What does this mean?” = Apa artinya ini? Dalam bahasa Jerman: ”Was ist das?” = Apa artinya itu? Kita memilih yang terakhir.
[4] Takut sebagai anak dan hamba, lihat Apologi, XII, 38.
[5] Edisi Nuremberg tahun 1531 dan 1558 menambahkan: ”sebab Tuhan tidak akan me­mandang benar orang yang menyebut nama-Nya dengan sia-sia.”
Dalam Katekismus Kecil yang digunakan oleh gereja-gereja Lutheran Sumatera Utara, Titah Kedua ini adalah Titah Ketiga, berbunyi: ”Jangan menyebut nama Tuhan Allah dengan seenaknya karena Allah akan menghukum orang yang menyalahgunakan nama-Nya.” Sedangkan Titah Kedua di sana berbunyi: ”Jangan perbuat bagimu patung yang menye­rupai apa pun, yang ada di langit, atau yang ada di bumi, atau yang ada di dalam air untuk disembah atau bertakwa kepadanya.” Demikianlah selanjutnya terjadi perbedaan nomor titah-titah secara berjenjang, walau dengan muatan yang sama sampai kepada Titah Ke­sembilan dan Kesepuluh, yang dalam Katekismus Kecil di Sumatera Utara disatukan.
[6]  Terjemahan kata Jerman ”dass” lihat M. Reu dalam Kirchliche Zeitschrift, L (1926), hlm. 626-689.
[7] Bnd. Dengan arti bersumpah dalam Katekismus Besar, Kesepuluh Firman, 66.
[8] Luther menggunakan kata Jerman ”Feiertag”, yang artinya hari istirahat, dan inilah arti Sabat yang asli dalam bahasa Ibrani, istilah yang diambil oleh terjemahan Latin. Pelaksa­naan Sabat dalam keyahudian tidak disertakan di sini, juga pelaksanaan hari Minggu oleh para pendukung hari Sabat; bnd. Konfesi Augsburg, XXVIII, 57-60; Katekismus Besar, Kesepuluh Firman, 79-82.
Titah Keempat dalam Katekismus Kecil gereja-gereja Lutheran Sumatera Utara berbunyi: ”Ingat dan sucikanlah hari yang dikuduskan itu. Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam enam hari; tetapi pada hari yang ketujuh ialah Sabat [sic] bagi Allah Tuhanmu. Engkau tidak boleh bekerja pada hari itu, juga anakmu laki-laki atau perempuan, pembantumu laki-laki atau perempuan, ternakmu atau orang lain yang berada di tempat kediamanmu. Sebab Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya di dalam enam hari. Kemudian Ia beristirahat pada hari yang ketujuh. Itulah sebabnya Allah memberkati itu dan mengudus­kannya.”
[9] Di dalam Katekismus Kecil gereja-gereja Sumatera Utara, Titah Keempat ini (di sana se­bagai Titah Kelima) berbunyi: ”Hormatilah orangtuamu agar engkau berbahagia dan lanjut umurmu di bumi yang diberikan Allah kepadamu.”

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Dasa Titah [Katekismus Kecil Dr.Martin Luther]

[I]
DASA TITAH
dalam bentuk yang sederhana, yang digunakan
kepala rumah tangga untuk mengajar keluarganya[1]
Titah Pertama
[1] Jangan ada padamu allah yang lain.[2]
[2] Apa artinya itu?[3]
Jawab: Kita harus takut,[4] kasih dan percaya pada Allah, di atas segalaya.
Titah Kedua
[3] Jangan menyebut nama tuhan, Allahmu, dengan sia-sia.[5]
[4] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sehingga[6] kita ti­dak menggunakan nama-Nya untuk mengutuk, bersumpah,[7] menjalan­kan ilmu gaib, berbohong, atau menipu, tetapi dalam setiap waktu perlu menyebut nama-Nya, berdoa pada-Nya, memuji-Nya dan mengucap syukur pada-Nya.
Titah Ketiga
[5] Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.[8]
[6] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sehingga kita tidak memandang rendah khotbah dan firman-Nya, tetapi menguduskannya dan senang mendengar dan mempelajarinya.
Titah Keempat
[7] Hormatilah ayah dan ibumu.[9]
[8] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sehingga kita tidak merendahkan orangtua kita dan merasa lebih tinggi dibanding mereka, ataupun menimbulkan kemarahan mereka, tetapi menghormati, mela­yani, menuruti, mengasihi, dan menghargai mereka.
Titah Kelima
[9] Jangan membunuh.
[10] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sehingga kita tidak membahayakan hidup sesama kita, dan merugikan mereka, tetapi me­nolong dan bersahabat dengan mereka dalam setiap kebutuhan hidup mereka.
Titah Keenam
[11] Jangan berzinah.
[12] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sebab itu kita ha­rus berhati suci dan murni dalam kata dan perbuatan, setiap orang harus menghormati istri atau suaminya.

Titah Ketujuh
[13] Jangan mencuri.
[14] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sebab itu kita tidak boleh mengambil uang atau harta sesama kita, atau menjadikan­nya milik kita dengan cara yang tidak jujur dan tipu daya, tetapi harus membantu mereka memajukan dan melindungi usaha dan harta mereka.
Titah Kedelapan
[15] Jangan mengucapkan saksi dusta terhadap sesamamu.
[16] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mengucapkan dusta tentang sesama kita, dan mengkhianati, mem­fitnah, atau mengumpatnya, tetapi kita harus membela mereka, berbi­cara baik tentang mereka dan menyatakan hal-hal yang baik atas segala sesuatu yang diperbuatnya.
Titah Kesembilan
[17] Jangan engkau mengingini rumah sesamamu.
[18] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan berupaya dengan tipu daya untuk memperoleh milik sesama kita atau harta warisan serta rumahnya, dan untuk mendapatkan hal-hal itu di bawah dalih hak yang sah, tetapi kita harus melayani dan menolong mereka sehingga mereka dapat memelihara apa yang menjadi milik mereka.
Titah Kesepuluh
[19] Jangan menginginkan isteri sesamamu, atau pembantunya laki-laki, atau pembantunya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.
[20] Apa artinya itu?
Jawab: Kita harus takut dan kasih kepada Allah, sebab itu jangan membawa lari, menjauhkan, atau memikat hati istri, pembantu-pem­bantu, ataupun ternak sesama kita, melainkan menasihati mereka supaya tetap tinggal dan patuh pada tugas dari majikannya.
[Kesimpulan]
[21] Apa yang dinyatakan Allah tentang semua perintah-Nya ini?
Jawab: Dia berkata, ”Aku, Tuhan dan Allahmu adalah Allah pen­cemburu, yang membalaskan dosa bapak kepada anaknya hingga ketu­runan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, tetapi aku mengasihi beribu-ribu orang yang mencintai Aku dan yang melak­sanakan perintah-perintah-Ku.”
[22] Apa artinya itu?
Jawab: Allah mengancam akan menghukum segala orang yang me­langgar perintah-perintah ini. Oleh karena itu, kita harus takut akan murka-Nya dan tidak melanggar perintah-perintah ini. Sebaliknya, Ia menjanjikan anugerah dan segala berkat bagi semua orang yang meme­liharanya. Sebab itu kita harus kasih dan percaya akan Dia, dan dengan ikhlas gembira melaksanakan perintah-perintah-Nya.


[1] Judul Latin: Katekismus Kecil untuk Digunakan oleh Anak-anak di Sekolah. Bagaimana, dalam bentuk yang paling sederhana, kepala-kepala sekolah mengajarkan Dasatitah kepada murid-murid mereka.
[2] Edisi Nuremberg tahun 1531 dan 1558 berbunyi: ”Akulah Tuhan Allahmu, seru Tuhan kita. Tidak boleh ada Allah lain, kecuali Aku.” Dalam beberapa edisi sejak abad ke-16 ”Akulah Tuhan Allahmu” dicetak terpisah sebagai pendahuluan kepada seluruh Dasatitah. Dasatitah diambil dari Keluaran 20:2-17 dan Ulangan 5:6-21.
Dalam Katekismus Kecil milik gereja-gereja Lutheran di Sumatera Utara, Titah Pertama ini berbunyi: ”Akulah Tuhan Allahmu, seru Tuhan kita. Tidak boleh ada Allah lain, kecuali Aku” (Bnd. Katekismus Kecil, terbitan LKS, tanpa tahun).
[3] Dalam bahasa Inggris: ”What does this mean?” = Apa artinya ini? Dalam bahasa Jerman: ”Was ist das?” = Apa artinya itu? Kita memilih yang terakhir.
[4] Takut sebagai anak dan hamba, lihat Apologi, XII, 38.
[5] Edisi Nuremberg tahun 1531 dan 1558 menambahkan: ”sebab Tuhan tidak akan me­mandang benar orang yang menyebut nama-Nya dengan sia-sia.”
Dalam Katekismus Kecil yang digunakan oleh gereja-gereja Lutheran Sumatera Utara, Titah Kedua ini adalah Titah Ketiga, berbunyi: ”Jangan menyebut nama Tuhan Allah dengan seenaknya karena Allah akan menghukum orang yang menyalahgunakan nama-Nya.” Sedangkan Titah Kedua di sana berbunyi: ”Jangan perbuat bagimu patung yang menye­rupai apa pun, yang ada di langit, atau yang ada di bumi, atau yang ada di dalam air untuk disembah atau bertakwa kepadanya.” Demikianlah selanjutnya terjadi perbedaan nomor titah-titah secara berjenjang, walau dengan muatan yang sama sampai kepada Titah Ke­sembilan dan Kesepuluh, yang dalam Katekismus Kecil di Sumatera Utara disatukan.
[6]  Terjemahan kata Jerman ”dass” lihat M. Reu dalam Kirchliche Zeitschrift, L (1926), hlm. 626-689.
[7] Bnd. Dengan arti bersumpah dalam Katekismus Besar, Kesepuluh Firman, 66.
[8] Luther menggunakan kata Jerman ”Feiertag”, yang artinya hari istirahat, dan inilah arti Sabat yang asli dalam bahasa Ibrani, istilah yang diambil oleh terjemahan Latin. Pelaksa­naan Sabat dalam keyahudian tidak disertakan di sini, juga pelaksanaan hari Minggu oleh para pendukung hari Sabat; bnd. Konfesi Augsburg, XXVIII, 57-60; Katekismus Besar, Kesepuluh Firman, 79-82.
Titah Keempat dalam Katekismus Kecil gereja-gereja Lutheran Sumatera Utara berbunyi: ”Ingat dan sucikanlah hari yang dikuduskan itu. Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam enam hari; tetapi pada hari yang ketujuh ialah Sabat [sic] bagi Allah Tuhanmu. Engkau tidak boleh bekerja pada hari itu, juga anakmu laki-laki atau perempuan, pembantumu laki-laki atau perempuan, ternakmu atau orang lain yang berada di tempat kediamanmu. Sebab Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya di dalam enam hari. Kemudian Ia beristirahat pada hari yang ketujuh. Itulah sebabnya Allah memberkati itu dan mengudus­kannya.”
[9] Di dalam Katekismus Kecil gereja-gereja Sumatera Utara, Titah Keempat ini (di sana se­bagai Titah Kelima) berbunyi: ”Hormatilah orangtuamu agar engkau berbahagia dan lanjut umurmu di bumi yang diberikan Allah kepadamu.”

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Ajaran Kristen dengan judul Dasa Titah [Katekismus Kecil Dr.Martin Luther] . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2016/01/dasa-titah-katekismus-kecil-drmartin.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Dasa Titah [Katekismus Kecil Dr.Martin Luther] "