Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 17:8-15
Peliharalah aku seperti biji mata,
sembunyikanlah aku dalam naungan
sayap-Mu
Hidup yang terhimpit dan selalu dibayangi oleh pergumulan
yang berat jelas bukanlah situasi yang mudah untuk dihadapi. Pemazmur juga
demikian, situasi yang begitu sulit, yang mana musuhnya yang tidak mengenal
belaskasihan seperti singa muda yang siap menerkam selalu membayangi
kehidupannya. Jelas ini adalah situasi hidup yang berat untuk dihadapi. Namun kita
belajar dari mazmur ini, bahwa apapun persoalan yang terjadi, tetap Tuhan
menjadi satu-satunya tempat untuk mencari perlindungan dan keselamatan.
Jika kita dapat menangkap perasaan pemazmur dalam
pergumulannya, maka dapat ditemukan bahwa seberat apapun pergumulan bukanlah
penghalang untuk menjalani kehidupan yang jauh lebih baik lagi. Dan itu hanya
terjadi ketika kita menaruh iman yang penuh kepada Tuhan sebagai sumber
keselamatan dan keadilan.
Pemazmur mengungkapkan bagaimana Tuhan sanggup untuk
memelihara dan menaungi hidupnya seperti biji mata dan seperti naungan sayap. Permohonan
yang disampaikan pemazmur menyatakan bahwa hanya Tuhan-lah yang akan memberikan
ketenangan dan perlindungan dalam kesusahannya.
Dalam situasi pergumulan yang dihadapi pemazmur ini kita
dapat belajar, bahwa walaupun ia menyatakan diri yang hidup sesuai dengan
firman Tuhan (ay. 3-5), namun pergumulan hidup pasti ada, tetapi Tuhan adil
yang mengenal setiap tingkah dan laku manusia. Seperti ungkapan yang sering
kita dengar “sebaik-baiknya seseorang,
tetap akan ada saja yang membenci”. Demikianlah dosa telah merusak sistem
kehidupan manusia. Tetapi kita mau belajar, bahwa Allah berdaulat penuh atas
kehidupan ini, bahwa kita tidak akan mengikuti sistem yang dibuat oleh iblis
untuk melakukan perlawanan yang sama jahatnya. Sebab Tuhan memiliki pedang
keadilan bagi orang fasik. Biarlah Allah yang bekerja dengan keadilanNya.
Sehingga kita diingatkan kembali, bahwa apapun bentuk
persoalan dan pergumulan yang kita hadapi dalam hidup ini, tetap kita harus
kembali kepada dasar iman kita kepada Tuhan sebagaimana di ungkapkan oleh
pemazmur bahwa orang fasik dapat puas dengan apa yang dalam hidup ini, tetapi
kepuasan orang yang hidup dalam kebenaran adalah dapat melihat rupa Tuhan. Kebahagiaan
dan sukacita orang percaya bukan datang dari kenikmatan dunia ini, tetapi
ketika memandang wajah Tuhan, ketika berjalan memasuki hidup bersama Tuhan, ada
harapan, kekuatan, sukacita yang tidak dapat terbendung. Iman mengalahkan
ketakutan, kekawatiran, segala pergumulan dan persoalan yang ada. Amin
No comments :
Post a Comment