Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Sunday, June 25, 2017

Matius 10:40-42 | Utusan Tuhan



Bacaan Firman Tuhan: Matius 10: 40-42
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."

Dari bacaan nas firman Tuhan bagi kita saat ini, saya teringat dengan apa yang tertulis di Yesaya 52:7 yang mengatakan “Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja”

Apa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam nas renungan kita ini mengungkapkan betapa bahagianya setiap orang yang menyambut utusan Tuhan yang menyampaikan firmanNya. Ada upah yang diterima setiap orang yang menyambut dan memperhatikan kebutuhan pembawa kabar dari Tuhan. Sebagaimana Tuhan Yesus mengatakan di Matius 5:6 “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”. Ada nikmat yang besar yang ‘tak dapat disamakan dengan apapun ketika berita yang berasal dari Tuhan disampaikan pada kita.

Pernahkah anda merasakan bahwa para pengkhotbah datang adalah untuk membawa berita dari Tuhan? Atau kita hanya melihat bahwa khotbah itu hanyalah kata-kata dari pribadi sang pengkhotbah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menegaskan kepada murid-muridNya “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku”

Hal ini menjadi sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi saat ini. Ada jemaat yang mengeluh karena panjangnya khotbah, pendeknya khotbah, membosankan, ada tatapan ‘kosong’ ketika mendengar, tidak menyimak khotbah, berbicara dengan orang sebelahnya bahkan asyik dengan smartphone-nya.  

Tidak semua mau menyambut utusan Tuhan, tetapi berbahagialah orang yang menyambut firman yang dibawa oleh utusan Tuhan dan yang memberikan dirinya menjadi pendukung pemberitaan firman Tuhan. 

Menyambut yang dimaksud dalam nas ini memiliki makna yang lebih dalam, tidak sekedar hanya menyambut dalam makna mempersilahkan, tetapi ada respon “lapar dan haus” menyambut firmanNya. Kita menanti-nantikan kabar baik dan berita keselamatan yang akan Tuhan sampaikan. Karena demikianlah kenyataannya, hanya orang yang lapar dan haus saja yang akan menikmati makanan tanpa memperdulikan menu sajiannya. Jika firman Tuhan itu di ibaratkan makanaan yang disajikan pada kita, patut kita renungkan, sudah berapa banyak kita membuat makanan itu terbuang dengan sia-sia.

Betapa berharganya bagi kehidupan kita kabar baik dari Tuhan yang menjadi sumber utama kehidupan kita. Tetapi sebaliknya kita juga harus berjaga-jaga, karena ternyata berita-berita yang menyesatkan kehidupan kita. Sebagaimana Yeremia melawan nabi Hanaya dengan nubuat yang menyesatkan (Yeremia 28: 5-9). Dengan tegas bahwa hati dan pintu rumah kita harus tertutup pada kabar-kabar yang menyesatkan. Pengajaran sesat yang berlainan dengan dogma kepercayaan yang telah kita pegang. Sebagaimana kita diingatkan dalam surat 2 Yohanes 10-11 untuk tidak menerima ataupun memberi salam di luar dari ajaran yang telah kita terima.

Marilah kita menyambut apa yang membawa damai, kasih dan membangun kesatuan. Tetapi sebaliknya tolaklah segala penyesatan yang menuntun kita pada perpecahan, pertikaian dan rencana-rencana kejahatan. Jangan jadi terbalik, kabar baik Tuhan kita tolak, tetapi kabar yang menyesatkan kita terima.

Hal kedua yang juga hendak disampaikan bahwa kita tidak hanya sekedar percaya, namun lebih dari itu bahwa kita memiliki panggilan yang begitu berharga, yaitu “Saksi Kristus”. Tuhan memakai hidup kita ini menjadi penyataan Diri Allah. Bahwa kita juga adalah utusan Allah penyampai kabar baik, kebaikan. Sekalipun orang lain menganggap kita rendah, kecil dan terpinggirkan namun di hadapan Allah kita begitu berharga sebab kita menyaksikan Tuhan dalam diri kita.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Matius 10:40-42 | Utusan Tuhan



Bacaan Firman Tuhan: Matius 10: 40-42
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."

Dari bacaan nas firman Tuhan bagi kita saat ini, saya teringat dengan apa yang tertulis di Yesaya 52:7 yang mengatakan “Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja”

Apa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam nas renungan kita ini mengungkapkan betapa bahagianya setiap orang yang menyambut utusan Tuhan yang menyampaikan firmanNya. Ada upah yang diterima setiap orang yang menyambut dan memperhatikan kebutuhan pembawa kabar dari Tuhan. Sebagaimana Tuhan Yesus mengatakan di Matius 5:6 “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”. Ada nikmat yang besar yang ‘tak dapat disamakan dengan apapun ketika berita yang berasal dari Tuhan disampaikan pada kita.

Pernahkah anda merasakan bahwa para pengkhotbah datang adalah untuk membawa berita dari Tuhan? Atau kita hanya melihat bahwa khotbah itu hanyalah kata-kata dari pribadi sang pengkhotbah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menegaskan kepada murid-muridNya “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku”

Hal ini menjadi sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi saat ini. Ada jemaat yang mengeluh karena panjangnya khotbah, pendeknya khotbah, membosankan, ada tatapan ‘kosong’ ketika mendengar, tidak menyimak khotbah, berbicara dengan orang sebelahnya bahkan asyik dengan smartphone-nya.  

Tidak semua mau menyambut utusan Tuhan, tetapi berbahagialah orang yang menyambut firman yang dibawa oleh utusan Tuhan dan yang memberikan dirinya menjadi pendukung pemberitaan firman Tuhan. 

Menyambut yang dimaksud dalam nas ini memiliki makna yang lebih dalam, tidak sekedar hanya menyambut dalam makna mempersilahkan, tetapi ada respon “lapar dan haus” menyambut firmanNya. Kita menanti-nantikan kabar baik dan berita keselamatan yang akan Tuhan sampaikan. Karena demikianlah kenyataannya, hanya orang yang lapar dan haus saja yang akan menikmati makanan tanpa memperdulikan menu sajiannya. Jika firman Tuhan itu di ibaratkan makanaan yang disajikan pada kita, patut kita renungkan, sudah berapa banyak kita membuat makanan itu terbuang dengan sia-sia.

Betapa berharganya bagi kehidupan kita kabar baik dari Tuhan yang menjadi sumber utama kehidupan kita. Tetapi sebaliknya kita juga harus berjaga-jaga, karena ternyata berita-berita yang menyesatkan kehidupan kita. Sebagaimana Yeremia melawan nabi Hanaya dengan nubuat yang menyesatkan (Yeremia 28: 5-9). Dengan tegas bahwa hati dan pintu rumah kita harus tertutup pada kabar-kabar yang menyesatkan. Pengajaran sesat yang berlainan dengan dogma kepercayaan yang telah kita pegang. Sebagaimana kita diingatkan dalam surat 2 Yohanes 10-11 untuk tidak menerima ataupun memberi salam di luar dari ajaran yang telah kita terima.

Marilah kita menyambut apa yang membawa damai, kasih dan membangun kesatuan. Tetapi sebaliknya tolaklah segala penyesatan yang menuntun kita pada perpecahan, pertikaian dan rencana-rencana kejahatan. Jangan jadi terbalik, kabar baik Tuhan kita tolak, tetapi kabar yang menyesatkan kita terima.

Hal kedua yang juga hendak disampaikan bahwa kita tidak hanya sekedar percaya, namun lebih dari itu bahwa kita memiliki panggilan yang begitu berharga, yaitu “Saksi Kristus”. Tuhan memakai hidup kita ini menjadi penyataan Diri Allah. Bahwa kita juga adalah utusan Allah penyampai kabar baik, kebaikan. Sekalipun orang lain menganggap kita rendah, kecil dan terpinggirkan namun di hadapan Allah kita begitu berharga sebab kita menyaksikan Tuhan dalam diri kita.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Epistel / Firman Allah / Keselamatan / Saksi Kristus dengan judul Matius 10:40-42 | Utusan Tuhan . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2017/06/matius-1040-42-utusan-tuhan.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Matius 10:40-42 | Utusan Tuhan "