Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Friday, August 23, 2019

Lukas 6: 27-37 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan

Bacaan Firman Tuhan: Lukas 6: 27-37; Matius 5: 38-48
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu Berilahkepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.

Ajaran Yesus sungguh tidak masuk akal! Masakan kita mengasihi dan berbuat baik kepada musuh, meminta berkat dari yang mengutuk kita, masa ia ketika ada orang yang melakukan pemerasan meminta sejumlah uang kita malah memberikan semua harta kita, masa ia jika ada orang mempermalukan kita di depan maka kita dengan riang gembira berkata “terimakasih telah mempermalukanku”. Masa ia ketika kita meminjamkan uang kepada orang lain maka kita merelakan begitu saja tanpa berharap dia akan mengembalikannya, jika yang di pinjam Rp.100.000,- kita mungkin masih rela, tapi bagaimana jika 1 juta?

Disini Yesus hendak mengajarkan kepada kita untuk menyelesaikan suatu masalah ataupun keadaan yang sedang kita hadapi dengan cara yang berbeda dari konsep yang sudah umum diketahui dan dilakukan oleh manusia. Mata ganti mata, gigi ganti gigi itu adalah konsep yang sudah umum dan itulah keadilan yang diketahui oleh manusia.

Yesus mau mengajar kita bahwa ada cara yang jauh lebih baik dari yang sudah umum kita ketahui, yaitu cara hidup orang yang tinggal dalam kerajaan Allah, cara hidup anak-anak Allah yaitu hukum kasih. Cara hidup yang diajar oleh Tuhan Yesus kepada kita memang adalah cara hidup diluar akal manusia, sebab ajaran hidup yang kita terima adalah berasal dari sorga.

Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tentu harus berbeda, cara hidup orang beriman bukan lagi seperti cara hidup yang hanya mengandalkan akal tetapi juga mengandalkan pikiran Kristus (Filipi 2:5). Jika kita mengasihi orang yang mengasihi kita, itu sudah biasa! Orang yang tidak percaya juga melakukan hal yang sama. Terus beda kita dimana sebagai orang-orang yang mengimani Tuhan yang benar?

Cara hidup yang tidak masuk akal itu diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus di dunia ini, supaya kita dapat belajar dan mencontoh apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, Dia hendak mengajar kita melakukan cara hidup melampaui apa yang sudah biasa, normal dan sudah umum. Dengan cara hidup kita yang berbeda dari yang sudah biasa dan umum, maka orang lain akan bertanya “orang seperti apa dia ini?”

Dalam hal mengasihi musuh, bukan artinya kita pasif tanpa berbuat apa-apa ketika ada yang menampar, menganiaya ataupun menghina kita, namun kita hendak melakukan sesuatu yang lebih tinggi dan besar dampaknya daripada hal yang sudah biasa di lakukan oleh manusia dengan pembalasan yang setimpal, yaitu dengan kasih dari Tuhan, dengan kasih maka kita sedang membalikkan cara yang dilakukannya itu untuk menyerang dirinya sendiri, dia mau sadar atau tidak bahwa apa yang dilakukannya itu adalah hal terbodoh yang pernah diperbuatnya. 

 Itulah sebabnya jika ada pepatah yang mengatakan bahwa “musuh terbesar adalah diri sendiri”. Jika ada orang yang memusuhi dan yang membenci kita, sesungguhnya musuh kita bukanlah dia, melainkan diri kita sendiri. Bagaimana kita untuk mampu menaklukkan diri kita? Yaitu keegoisan untuk balik memusuhinya. Maka tahlukkanlah dirimu di bawah kuasa Tuhan. Sebagaimana Tuhan Yesus katakan di ayat 31 “Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka”. Jika kita menghendaki musuh itu menjadi teman, maka kita akan berbuat sebagai teman bagi dia, namun jika kita menginginkan dia tetap menjadi musuh, maka dia akan tetap menjadi musuh dalam hidup kita.

Yang hendak di ajar Tuhan Yesus kepada kita adalah tentang sikap hati kita untuk melakukan kasih pada sesama manusia, apa yang Tuhan Yesus sebutkan dalam nas ini adalah beberapa contoh untuk mengilustrasikan bahwa kasih itu harus berbuat dalam kehidupan kita. Kasih yang kita terima dari Tuhan Yesus harus memiliki dampak bagi sesama kita sekalipun itu orang yang memusuhi kita.



No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Lukas 6: 27-37 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan

Bacaan Firman Tuhan: Lukas 6: 27-37; Matius 5: 38-48
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu Berilahkepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.

Ajaran Yesus sungguh tidak masuk akal! Masakan kita mengasihi dan berbuat baik kepada musuh, meminta berkat dari yang mengutuk kita, masa ia ketika ada orang yang melakukan pemerasan meminta sejumlah uang kita malah memberikan semua harta kita, masa ia jika ada orang mempermalukan kita di depan maka kita dengan riang gembira berkata “terimakasih telah mempermalukanku”. Masa ia ketika kita meminjamkan uang kepada orang lain maka kita merelakan begitu saja tanpa berharap dia akan mengembalikannya, jika yang di pinjam Rp.100.000,- kita mungkin masih rela, tapi bagaimana jika 1 juta?

Disini Yesus hendak mengajarkan kepada kita untuk menyelesaikan suatu masalah ataupun keadaan yang sedang kita hadapi dengan cara yang berbeda dari konsep yang sudah umum diketahui dan dilakukan oleh manusia. Mata ganti mata, gigi ganti gigi itu adalah konsep yang sudah umum dan itulah keadilan yang diketahui oleh manusia.

Yesus mau mengajar kita bahwa ada cara yang jauh lebih baik dari yang sudah umum kita ketahui, yaitu cara hidup orang yang tinggal dalam kerajaan Allah, cara hidup anak-anak Allah yaitu hukum kasih. Cara hidup yang diajar oleh Tuhan Yesus kepada kita memang adalah cara hidup diluar akal manusia, sebab ajaran hidup yang kita terima adalah berasal dari sorga.

Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tentu harus berbeda, cara hidup orang beriman bukan lagi seperti cara hidup yang hanya mengandalkan akal tetapi juga mengandalkan pikiran Kristus (Filipi 2:5). Jika kita mengasihi orang yang mengasihi kita, itu sudah biasa! Orang yang tidak percaya juga melakukan hal yang sama. Terus beda kita dimana sebagai orang-orang yang mengimani Tuhan yang benar?

Cara hidup yang tidak masuk akal itu diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus di dunia ini, supaya kita dapat belajar dan mencontoh apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, Dia hendak mengajar kita melakukan cara hidup melampaui apa yang sudah biasa, normal dan sudah umum. Dengan cara hidup kita yang berbeda dari yang sudah biasa dan umum, maka orang lain akan bertanya “orang seperti apa dia ini?”

Dalam hal mengasihi musuh, bukan artinya kita pasif tanpa berbuat apa-apa ketika ada yang menampar, menganiaya ataupun menghina kita, namun kita hendak melakukan sesuatu yang lebih tinggi dan besar dampaknya daripada hal yang sudah biasa di lakukan oleh manusia dengan pembalasan yang setimpal, yaitu dengan kasih dari Tuhan, dengan kasih maka kita sedang membalikkan cara yang dilakukannya itu untuk menyerang dirinya sendiri, dia mau sadar atau tidak bahwa apa yang dilakukannya itu adalah hal terbodoh yang pernah diperbuatnya. 

 Itulah sebabnya jika ada pepatah yang mengatakan bahwa “musuh terbesar adalah diri sendiri”. Jika ada orang yang memusuhi dan yang membenci kita, sesungguhnya musuh kita bukanlah dia, melainkan diri kita sendiri. Bagaimana kita untuk mampu menaklukkan diri kita? Yaitu keegoisan untuk balik memusuhinya. Maka tahlukkanlah dirimu di bawah kuasa Tuhan. Sebagaimana Tuhan Yesus katakan di ayat 31 “Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka”. Jika kita menghendaki musuh itu menjadi teman, maka kita akan berbuat sebagai teman bagi dia, namun jika kita menginginkan dia tetap menjadi musuh, maka dia akan tetap menjadi musuh dalam hidup kita.

Yang hendak di ajar Tuhan Yesus kepada kita adalah tentang sikap hati kita untuk melakukan kasih pada sesama manusia, apa yang Tuhan Yesus sebutkan dalam nas ini adalah beberapa contoh untuk mengilustrasikan bahwa kasih itu harus berbuat dalam kehidupan kita. Kasih yang kita terima dari Tuhan Yesus harus memiliki dampak bagi sesama kita sekalipun itu orang yang memusuhi kita.



Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Kasih / Khotbah Minggu / Mengikut Yesus / Saksi Kristus dengan judul Lukas 6: 27-37 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2019/08/lukas-6-27-36-kasihilah-musuhmu.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Lukas 6: 27-37 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan "