Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Thursday, April 27, 2017

Imanku yang bergantung pada cuaca



Bacaan Firman Tuhan: Pengkhotbah 11: 1-6
Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu. Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.

Pernah saya membaca satu motivasi yang kalimatnya kurang lebih begini: “Banyak orang bertanya apa usaha yang paling menguntungkan, jawabannya usaha yang paling menguntungkan adalah yang diusahakan bukan yang ditanyakan”. Motivasi ini ingin menekankan bahwa sebenarnya usaha apapun jika ditekuni dengan baik pasti akan menguntungkan, sebab jika terus bertanya kapan lagi untuk berbuat, untuk bertanya dan berfikir kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk berusaha.

Maka firman Tuhan juga kurang lebih hendak mengatakan demikian. Dikatakan di ayat 4 “Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa yang senantiasa melihat awan tidak akan menuai”. Bahwa pengkhotbah ingin menekankan ketekunan kita melakukan suatu pekerjaan, yang terpenting adalah dikerjakan – dengan tidak membiarkan tangan diam tidak bekerja. Sebab kita tidak tahu bagaimana Tuhan bekerja bagi hidup kita, apakah Tuhan mengizinkan semuanya berhasil atau sebahagian. Namun yang pasti kerjakanlah.

Nas ini merupakan gambaran tentang iman kita kepada Tuhan. Bagaimana kita untuk tetap mampu mengasihi Tuhan dan dengan sukacita melakukan kehendak Tuhan walau apapun yang terjadi dalam hidup kita, sebab semuanya yang terjadi dalam kehidupan ini bergantung kepada Tuhan.

Tuhan dapat mengizinkan segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita tetapi tidak lebih dari kekuatan kita. Jika pun Tuhan mengizinkan segala seuatu terjadi bukan artinya lepas tangan, walaupun ketika menghadapi pergumulan hidup kita tidak dapat melihat bagaimana Tuhan berbuat, tetapi inilah iman kita kepada Tuhan: “Bahwa Tuhan bekerja di dalam proses kehidupan yang sedang kita jalani”. Suka duka akan dipakai Tuhan untuk kebaikan kita.

Maka marilah kita menjadi “orang beriman yang tidak bergantung pada cuaca” artinya iman yang berdasarkan situasi. Kalau lagi senang bisa jadi lupa Tuhan tetapi bisa juga menjadi dekat maupun sebaliknya kalau lagi bergumul bisa jadi lupa Tuhan tetapi bisa juga menjadi dekat kepada Tuhan. Tetapi marilah kita menjadi seorang yang beriman yang tetap dekat dengan Tuhan entah sedang susah atau senang. Yang pasti kita mempergunakan waktu sebaik mungkin untuk melakukan kehendakNya. “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya” – Amsal 16: 9

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Imanku yang bergantung pada cuaca



Bacaan Firman Tuhan: Pengkhotbah 11: 1-6
Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu. Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.

Pernah saya membaca satu motivasi yang kalimatnya kurang lebih begini: “Banyak orang bertanya apa usaha yang paling menguntungkan, jawabannya usaha yang paling menguntungkan adalah yang diusahakan bukan yang ditanyakan”. Motivasi ini ingin menekankan bahwa sebenarnya usaha apapun jika ditekuni dengan baik pasti akan menguntungkan, sebab jika terus bertanya kapan lagi untuk berbuat, untuk bertanya dan berfikir kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk berusaha.

Maka firman Tuhan juga kurang lebih hendak mengatakan demikian. Dikatakan di ayat 4 “Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa yang senantiasa melihat awan tidak akan menuai”. Bahwa pengkhotbah ingin menekankan ketekunan kita melakukan suatu pekerjaan, yang terpenting adalah dikerjakan – dengan tidak membiarkan tangan diam tidak bekerja. Sebab kita tidak tahu bagaimana Tuhan bekerja bagi hidup kita, apakah Tuhan mengizinkan semuanya berhasil atau sebahagian. Namun yang pasti kerjakanlah.

Nas ini merupakan gambaran tentang iman kita kepada Tuhan. Bagaimana kita untuk tetap mampu mengasihi Tuhan dan dengan sukacita melakukan kehendak Tuhan walau apapun yang terjadi dalam hidup kita, sebab semuanya yang terjadi dalam kehidupan ini bergantung kepada Tuhan.

Tuhan dapat mengizinkan segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita tetapi tidak lebih dari kekuatan kita. Jika pun Tuhan mengizinkan segala seuatu terjadi bukan artinya lepas tangan, walaupun ketika menghadapi pergumulan hidup kita tidak dapat melihat bagaimana Tuhan berbuat, tetapi inilah iman kita kepada Tuhan: “Bahwa Tuhan bekerja di dalam proses kehidupan yang sedang kita jalani”. Suka duka akan dipakai Tuhan untuk kebaikan kita.

Maka marilah kita menjadi “orang beriman yang tidak bergantung pada cuaca” artinya iman yang berdasarkan situasi. Kalau lagi senang bisa jadi lupa Tuhan tetapi bisa juga menjadi dekat maupun sebaliknya kalau lagi bergumul bisa jadi lupa Tuhan tetapi bisa juga menjadi dekat kepada Tuhan. Tetapi marilah kita menjadi seorang yang beriman yang tetap dekat dengan Tuhan entah sedang susah atau senang. Yang pasti kita mempergunakan waktu sebaik mungkin untuk melakukan kehendakNya. “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya” – Amsal 16: 9

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Mengikut Yesus / Pergumulan Hidup / Renungan Harian dengan judul Imanku yang bergantung pada cuaca . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2017/04/imanku-yang-bergantung-pada-cuaca.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Imanku yang bergantung pada cuaca "