Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Thursday, July 30, 2015

Yohanes 6:24-35 | Akulah Roti Hidup



Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 6:24-35
“Akulah roti hidup” – demikianlah Tuhan Yesus menyatakan diriNya kepada orang banyak yang mencariNya. Yesus menyatakan pikiran mereka untuk mengikutNya semata-mata hanyalah karena mereka telah keyang dari roti yang diberikanNya melalui mujizat (Yoh.6:26). Kedatangan mereka bukan untuk mengenal Yesus lebih jauh, namun hanya supaya dapat melihat dan menikmati lagi roti dari mujizat Tuhan Yesus.

Dari sikap orang-orang yang mencariNya, Yesus memberikan solusi atas pikiran mereka yang sesat itu, yaitu supaya mencari roti kehidupan, yang terkandung di dalamnya kekekalan, tidak lapar dan haus lagi. Roti hidup itu datangnya dari sorga, sebagaimana Tuhan memberikan Manna kepada bangsa Israel di Padang gurun, dan Roti Hidup itu sekarang telah datang ke dunia memberikan kepuasan dan kelegaan kepada setiap orang yang mau mengikuti dan percaya kepadaNya.

Pangan merupakan kebutuhan pokok kita. Setiap hari kita memerlukan makanan. Sehingga kita harus menyadari bahwa sesungguhnya roti adalah tanda ketergantungan manusia kepada Allah. Sebab segala sesuatunya adalah berasal dari Tuhan. Namun Tuhan Yesus menyatakan pada kita bahwa ada yang lebih penting untuk kita miliki selain dari roti yang mengenyangkan itu, yakni roti hidup. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tentunya membuat kita kenyang, namun tidaklah bertahan lama, sebab setelahnya kita akan kembali lapar. Tidak demikian dengan roti hidup, yang dapat mengenyangkan dan melegakan kita sampai selama-lamanya. 

Yang mau kita cari bukanlah rotinya, tetapi sumber dari roti itu berasal. Permasalahannya adalah siapa yang menjadi sumber hidup kita. Sehingga orang yang percaya kepada Yesus sebagai roti kehidupan tidak asal hidup, asal makan. Tetapi memiliki visi yang jauh kedepan, bahwa kita akan bersama-sama dengan Sumber Kehidupan itu selamanya.

Maka motivasi hidup kita harus jelas, kita bekerja bukan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan sejengkal perut, namun Tuhan Yesus mengatakan: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal..” (Yoh. 6:27). Konsep kerja orang Kristen jauh lebih sekedar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi Tuhan mau kita bekerja atas dasar iman kepada Tuhan yang memberikan kebutuhan kehidupan kita. Tujuan kehidupan yang sesungguhnya bukan mencari hidup yang akan binasa, tetapi hidup yang kekal. 
Hidup manusia tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan fisik saja, sebagaimana yang kita ketahui bersama tidak ada yang dapat mempertahankan kekekalan kehidupan secara daging, namun Yesus menyadarkan kita untuk memperhatikan kehidupan jauh ke depan bahwa ada hidup yang abadi dan itu hanya dapat dimiliki oleh orang yang percaya kepada Kristus.

Gambaran akan hal ini sangat jelas terlihat dari pikiran dai umat Israel ketika Tuhan menurunkan Manna dan burung puyuh kepada mereka. Pikiran mereka yang duniawi condong pada sungut-sungut dengan tidak memandang masa depan. Sebab bagaimana mungkin mereka masih berpikiran tentang “kuali yang berisi daging dan makan roti sampai kenyang”, bahwa di Mesir mereka dapat merasakan hal demikian. Mereka sedang menyatakan tentang makanan yang sesungguhnya tidak berguna bagi hidup mereka. Sebab mereka bisa saja kenyang dengan makanan enak di tanah Mesir, tetapi sama sekali tidak akan berguna untuk masa depan mereka, sebab mereka akan tetap menjadi budak. Tetapi Tuhan menuntun mereka keluar dari Mesir supaya mereka dapat menjadi orang-orang yang merdeka dan berdaulat.

Demikianlah halnya dengan Roti Hidup yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus, bahwa orang-orang yang mencariNya itu menyadari bahwa ada yang lebih utama dari sekedar mencari makanan untuk kebutuhan fisik, yakni makanan rohani. Roti Hidup hanya diperoleh dengan percaya kepada Yesus yang turun dari sorga, yang memberikan jalan kehidupan yang kekal kepada manusia.



Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 6:24-35
“Akulah roti hidup” – demikianlah Tuhan Yesus menyatakan diriNya kepada orang banyak yang mencariNya. Yesus menyatakan pikiran mereka untuk mengikutNya semata-mata hanyalah karena mereka telah keyang dari roti yang diberikanNya melalui mujizat (Yoh.6:26). Kedatangan mereka bukan untuk mengenal Yesus lebih jauh, namun hanya supaya dapat melihat dan menikmati lagi roti dari mujizat Tuhan Yesus.

Dari sikap orang-orang yang mencariNya, Yesus memberikan solusi atas pikiran mereka yang sesat itu, yaitu supaya mencari roti kehidupan, yang terkandung di dalamnya kekekalan, tidak lapar dan haus lagi. Roti hidup itu datangnya dari sorga, sebagaimana Tuhan memberikan Manna kepada bangsa Israel di Padang gurun, dan Roti Hidup itu sekarang telah datang ke dunia memberikan kepuasan dan kelegaan kepada setiap orang yang mau mengikuti dan percaya kepadaNya.

Pangan merupakan kebutuhan pokok kita. Setiap hari kita memerlukan makanan. Sehingga kita harus menyadari bahwa sesungguhnya roti adalah tanda ketergantungan manusia kepada Allah. Sebab segala sesuatunya adalah berasal dari Tuhan. Namun Tuhan Yesus menyatakan pada kita bahwa ada yang lebih penting untuk kita miliki selain dari roti yang mengenyangkan itu, yakni roti hidup. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tentunya membuat kita kenyang, namun tidaklah bertahan lama, sebab setelahnya kita akan kembali lapar. Tidak demikian dengan roti hidup, yang dapat mengenyangkan dan melegakan kita sampai selama-lamanya. 

Yang mau kita cari bukanlah rotinya, tetapi sumber dari roti itu berasal. Permasalahannya adalah siapa yang menjadi sumber hidup kita. Sehingga orang yang percaya kepada Yesus sebagai roti kehidupan tidak asal hidup, asal makan. Tetapi memiliki visi yang jauh kedepan, bahwa kita akan bersama-sama dengan Sumber Kehidupan itu selamanya.

Maka motivasi hidup kita harus jelas, kita bekerja bukan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan sejengkal perut, namun Tuhan Yesus mengatakan: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal..” (Yoh. 6:27). Konsep kerja orang Kristen jauh lebih sekedar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi Tuhan mau kita bekerja atas dasar iman kepada Tuhan yang memberikan kebutuhan kehidupan kita. Tujuan kehidupan yang sesungguhnya bukan mencari hidup yang akan binasa, tetapi hidup yang kekal. 
Hidup manusia tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan fisik saja, sebagaimana yang kita ketahui bersama tidak ada yang dapat mempertahankan kekekalan kehidupan secara daging, namun Yesus menyadarkan kita untuk memperhatikan kehidupan jauh ke depan bahwa ada hidup yang abadi dan itu hanya dapat dimiliki oleh orang yang percaya kepada Kristus.

Gambaran akan hal ini sangat jelas terlihat dari pikiran dai umat Israel ketika Tuhan menurunkan Manna dan burung puyuh kepada mereka. Pikiran mereka yang duniawi condong pada sungut-sungut dengan tidak memandang masa depan. Sebab bagaimana mungkin mereka masih berpikiran tentang “kuali yang berisi daging dan makan roti sampai kenyang”, bahwa di Mesir mereka dapat merasakan hal demikian. Mereka sedang menyatakan tentang makanan yang sesungguhnya tidak berguna bagi hidup mereka. Sebab mereka bisa saja kenyang dengan makanan enak di tanah Mesir, tetapi sama sekali tidak akan berguna untuk masa depan mereka, sebab mereka akan tetap menjadi budak. Tetapi Tuhan menuntun mereka keluar dari Mesir supaya mereka dapat menjadi orang-orang yang merdeka dan berdaulat.

Demikianlah halnya dengan Roti Hidup yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus, bahwa orang-orang yang mencariNya itu menyadari bahwa ada yang lebih utama dari sekedar mencari makanan untuk kebutuhan fisik, yakni makanan rohani. Roti Hidup hanya diperoleh dengan percaya kepada Yesus yang turun dari sorga, yang memberikan jalan kehidupan yang kekal kepada manusia.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Yohanes 6:24-35 | Akulah Roti Hidup



Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 6:24-35
“Akulah roti hidup” – demikianlah Tuhan Yesus menyatakan diriNya kepada orang banyak yang mencariNya. Yesus menyatakan pikiran mereka untuk mengikutNya semata-mata hanyalah karena mereka telah keyang dari roti yang diberikanNya melalui mujizat (Yoh.6:26). Kedatangan mereka bukan untuk mengenal Yesus lebih jauh, namun hanya supaya dapat melihat dan menikmati lagi roti dari mujizat Tuhan Yesus.

Dari sikap orang-orang yang mencariNya, Yesus memberikan solusi atas pikiran mereka yang sesat itu, yaitu supaya mencari roti kehidupan, yang terkandung di dalamnya kekekalan, tidak lapar dan haus lagi. Roti hidup itu datangnya dari sorga, sebagaimana Tuhan memberikan Manna kepada bangsa Israel di Padang gurun, dan Roti Hidup itu sekarang telah datang ke dunia memberikan kepuasan dan kelegaan kepada setiap orang yang mau mengikuti dan percaya kepadaNya.

Pangan merupakan kebutuhan pokok kita. Setiap hari kita memerlukan makanan. Sehingga kita harus menyadari bahwa sesungguhnya roti adalah tanda ketergantungan manusia kepada Allah. Sebab segala sesuatunya adalah berasal dari Tuhan. Namun Tuhan Yesus menyatakan pada kita bahwa ada yang lebih penting untuk kita miliki selain dari roti yang mengenyangkan itu, yakni roti hidup. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tentunya membuat kita kenyang, namun tidaklah bertahan lama, sebab setelahnya kita akan kembali lapar. Tidak demikian dengan roti hidup, yang dapat mengenyangkan dan melegakan kita sampai selama-lamanya. 

Yang mau kita cari bukanlah rotinya, tetapi sumber dari roti itu berasal. Permasalahannya adalah siapa yang menjadi sumber hidup kita. Sehingga orang yang percaya kepada Yesus sebagai roti kehidupan tidak asal hidup, asal makan. Tetapi memiliki visi yang jauh kedepan, bahwa kita akan bersama-sama dengan Sumber Kehidupan itu selamanya.

Maka motivasi hidup kita harus jelas, kita bekerja bukan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan sejengkal perut, namun Tuhan Yesus mengatakan: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal..” (Yoh. 6:27). Konsep kerja orang Kristen jauh lebih sekedar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi Tuhan mau kita bekerja atas dasar iman kepada Tuhan yang memberikan kebutuhan kehidupan kita. Tujuan kehidupan yang sesungguhnya bukan mencari hidup yang akan binasa, tetapi hidup yang kekal. 
Hidup manusia tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan fisik saja, sebagaimana yang kita ketahui bersama tidak ada yang dapat mempertahankan kekekalan kehidupan secara daging, namun Yesus menyadarkan kita untuk memperhatikan kehidupan jauh ke depan bahwa ada hidup yang abadi dan itu hanya dapat dimiliki oleh orang yang percaya kepada Kristus.

Gambaran akan hal ini sangat jelas terlihat dari pikiran dai umat Israel ketika Tuhan menurunkan Manna dan burung puyuh kepada mereka. Pikiran mereka yang duniawi condong pada sungut-sungut dengan tidak memandang masa depan. Sebab bagaimana mungkin mereka masih berpikiran tentang “kuali yang berisi daging dan makan roti sampai kenyang”, bahwa di Mesir mereka dapat merasakan hal demikian. Mereka sedang menyatakan tentang makanan yang sesungguhnya tidak berguna bagi hidup mereka. Sebab mereka bisa saja kenyang dengan makanan enak di tanah Mesir, tetapi sama sekali tidak akan berguna untuk masa depan mereka, sebab mereka akan tetap menjadi budak. Tetapi Tuhan menuntun mereka keluar dari Mesir supaya mereka dapat menjadi orang-orang yang merdeka dan berdaulat.

Demikianlah halnya dengan Roti Hidup yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus, bahwa orang-orang yang mencariNya itu menyadari bahwa ada yang lebih utama dari sekedar mencari makanan untuk kebutuhan fisik, yakni makanan rohani. Roti Hidup hanya diperoleh dengan percaya kepada Yesus yang turun dari sorga, yang memberikan jalan kehidupan yang kekal kepada manusia.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Khotbah Minggu dengan judul Yohanes 6:24-35 | Akulah Roti Hidup . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2015/07/yohanes-624-35-akulah-roti-hidup.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Yohanes 6:24-35 | Akulah Roti Hidup "