Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Monday, July 20, 2015

Yohanes 6: 1-21 | Jangan Takut! Tuhan Beserta Kita



Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 6: 1-21
Kisah tentang Yesus memberi makan lima ribu orang mungkin tidak lagi asing bagi kita. Sejak dari sekolah minggu kita sudah diperkenalkan. Sesuai dengan apa yang ditulis oleh Yohanes kita akan mempelajari dan merenungkan makna yang terkandung dari kisah ini. Dikisahkan bahwa ada lima ribu laki-laki dan belum termasuk perempuan dan anak-anak, melihat orang banyak itu Yesus bertanya: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Kita akan memulai dari pertanyaan Tuhan Yesus ini untuk menemukan pengajaran yang terpendam didalamnya.

Orang yang tidak berpegang pada imannya
Dari pertanyaan Yesus tadi, Filipus member jawab: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja”. Mengapa Filipus kita katakana tidak berpegang pada imannya? Sebab kalau kita baca di Yohanes 1:45 Filipus pernah mengatakan: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus anak Yusuf dari Nazaret”. Jelas Filipus telah meyakini Yesus itu jauh lebih besar dari Musa dan para nabi, sedangkan Musa sendiri dapat melakukan suatu Mujizat, apalagi Yesus jauh lebih besar dari Musa. Namun Filipus telah melupakan pengakuannya itu dengan alasan uang yang tidak cukup membeli roti untuk orang banyak itu, sebab ia telah memakai hitung-hitungan, pikiran dan taksiran manusia, sehingga itu adalah suatu yang tidak mungkin.

Ketika menghadapi persoalan hidup kita langsung beranggapan kita tidak sanggup dan langsung mengatakan ‘tidak mungkin’ maka itu sama halnya dengan menyerah sebelum bertanding. Sama artinya kita melupakan iman kita kepada Tuhan, kita melupakan bahwa ada Tuhan bersama dengan kita. Adalah baik menghadapi segala persoalan hidup dengan sikap yang positif bahwa bersama Tuhan akan selalu ada jalan.

Iman yang tidak teguh
Jawaban dari Filipus tadi langsung ditanggapi oleh Andreas dengan mengatakan: “Disini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”. Tanggapan ini sebenarnya sudah memperlihatkan imannya kepada Yesus, mungkin ia berpikir bisa saja sesuatu dilakukan oleh Yesus, seperti yang dilakukanNya di Kana mengubah air menjadi anggur. Namun mungkin imannya tadi masih terganggu hitung-hitungan pikiran duniawinya.
Dari Firman Tuhan yang pernah dipelajari oleh orang Kristen, pastilah kita sudah memahami bahwa Tuhan itu baik, yang dapat menyelamatkan kita. Namun yang terjadi terkadang iman yang kita miliki dapat goyah karena kita belum sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan. Percaya tetapi kepercayaannya belum sepenuhnya diyakini.

Belajar dari anak diantara orang banyak
Walaupun kita tidak dapat mengetahui banyak tentang anak yang memiliki lima roti dan dua ikan tadi, tetapi ada hal yang bisa kita pelajari. Ternyata anak itu membawa bekalnya untuk ikut Yesus. Bahwa dalam menghadapi kehidupan kita harus mampu menjangkau jauh ke depan, mempersiapkan diri untuk hal-hal yang tidak terduga, maka kita harus mempersiapkan diri. Hal yang kedua yang dapat kita pelajari dari anak tadi, bahwa nyatanya ia mau memberikan apa yang ada padanya untuk Yesus. Maukah kita memberikan apa yang ada pada kita dipakai oleh Yesus? Maukah kita memberikan hidup kita menjadi berkat bagi orang lain? Ternyata yang sedikit yang ada pada anak itu menjadi berlipat ganda banyaknya yang dapat mengenyangkan banyak orang. Yakinkah kita jika ketika kita mau mempersembahkan hidup kita pada Tuhan maka Tuhan akan memberkati yang sedikit itu?
***
Muzijat yang besar ini bersumber dari kuasa Yesus. Kita mau belajar dari apa yang telah diperlihatkan oleh Tuhan Yesus, bahwa sebelum melakukan mujizatNya Ia mengucap syukur. Jika yang sedikit itu kita mohon diberkat dari Tuhan, maka akan dapat menjadi berkat bagi kehidupan kita. 

Tiada kekuarangan apapun kita jika bersama dengan Yesus, jika kita mau menyadari bahwa segala sesuatu adalah berasal dari Tuhan. Sehingga kita harus menyadari bahwa sesungguhnya banyak mujizat-mujizat yang telah Tuhan perlihatkan kepada kita, karena sudah begitu banyaknya sampai kita tidak lagi menyadarinya, sebab bagaimanapun juga kita hidup hanya karena kuasa dari Tuhan saja.

Menyerahkan hidup kita dibawah kehendak dan rencana Tuhan adalah yang terbaik. Sebab bagi orang yang berpengharapan pada Tuhan tidak akan pernah dikecewakanNya. Tuhan mengenal kita dan Tuhan yang mengetahui yang terbaik dalam kehidupan kita. Sehingga biarlah kita mengikuti Yesus sepanjang hidup kita karena kita tahu keselamatan kita ada padaNya, dan membiarkan Tuhan yang mengatur hidup kita. Supaya kita tidak memiliki pikiran seperti orang-orang yang telah menikmati mujizat Tuhan Yesus dalam nas ini, bahwa motivasi mereka sudah menjadi beda dengan rencana Tuhan, sebab mereka hendak membawa Yesus dengan paksa supaya Ia menjadi raja atas mereka. Sebab Yesus bukanlah raja atas kehendak manusia tetapi adalah kehendak Tuhan, dan Tuhan tidak menginginkan kita mengikutiNya hanya untuk menyelamatkan hidup kedagingan saja tetapi jauh lebih besar dari itu supaya kita memperoleh hidup yang kekal.

Jika kita tetap berpengharapan kepada Yesus dalam kehidupan kita, yakinlah akan selalu ada jalan yang terbaik dari Tuhan yang akan diperbuatNya. Itulah mujizatNya, mungkin bukan seperti yang kita pikirkan, tetapi sesuai dengan rencana Tuhan yang terbaik bagi kehidupan kita. Yang penting kita tetap mengingat perkataan Tuhan Yesus yang mengatakan: “Aku ini, jangan takut!”. Bahwa Tuhan akan selalu ada bersama-sama dengan orang yang mengasihiNya.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Yohanes 6: 1-21 | Jangan Takut! Tuhan Beserta Kita



Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 6: 1-21
Kisah tentang Yesus memberi makan lima ribu orang mungkin tidak lagi asing bagi kita. Sejak dari sekolah minggu kita sudah diperkenalkan. Sesuai dengan apa yang ditulis oleh Yohanes kita akan mempelajari dan merenungkan makna yang terkandung dari kisah ini. Dikisahkan bahwa ada lima ribu laki-laki dan belum termasuk perempuan dan anak-anak, melihat orang banyak itu Yesus bertanya: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Kita akan memulai dari pertanyaan Tuhan Yesus ini untuk menemukan pengajaran yang terpendam didalamnya.

Orang yang tidak berpegang pada imannya
Dari pertanyaan Yesus tadi, Filipus member jawab: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja”. Mengapa Filipus kita katakana tidak berpegang pada imannya? Sebab kalau kita baca di Yohanes 1:45 Filipus pernah mengatakan: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus anak Yusuf dari Nazaret”. Jelas Filipus telah meyakini Yesus itu jauh lebih besar dari Musa dan para nabi, sedangkan Musa sendiri dapat melakukan suatu Mujizat, apalagi Yesus jauh lebih besar dari Musa. Namun Filipus telah melupakan pengakuannya itu dengan alasan uang yang tidak cukup membeli roti untuk orang banyak itu, sebab ia telah memakai hitung-hitungan, pikiran dan taksiran manusia, sehingga itu adalah suatu yang tidak mungkin.

Ketika menghadapi persoalan hidup kita langsung beranggapan kita tidak sanggup dan langsung mengatakan ‘tidak mungkin’ maka itu sama halnya dengan menyerah sebelum bertanding. Sama artinya kita melupakan iman kita kepada Tuhan, kita melupakan bahwa ada Tuhan bersama dengan kita. Adalah baik menghadapi segala persoalan hidup dengan sikap yang positif bahwa bersama Tuhan akan selalu ada jalan.

Iman yang tidak teguh
Jawaban dari Filipus tadi langsung ditanggapi oleh Andreas dengan mengatakan: “Disini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”. Tanggapan ini sebenarnya sudah memperlihatkan imannya kepada Yesus, mungkin ia berpikir bisa saja sesuatu dilakukan oleh Yesus, seperti yang dilakukanNya di Kana mengubah air menjadi anggur. Namun mungkin imannya tadi masih terganggu hitung-hitungan pikiran duniawinya.
Dari Firman Tuhan yang pernah dipelajari oleh orang Kristen, pastilah kita sudah memahami bahwa Tuhan itu baik, yang dapat menyelamatkan kita. Namun yang terjadi terkadang iman yang kita miliki dapat goyah karena kita belum sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan. Percaya tetapi kepercayaannya belum sepenuhnya diyakini.

Belajar dari anak diantara orang banyak
Walaupun kita tidak dapat mengetahui banyak tentang anak yang memiliki lima roti dan dua ikan tadi, tetapi ada hal yang bisa kita pelajari. Ternyata anak itu membawa bekalnya untuk ikut Yesus. Bahwa dalam menghadapi kehidupan kita harus mampu menjangkau jauh ke depan, mempersiapkan diri untuk hal-hal yang tidak terduga, maka kita harus mempersiapkan diri. Hal yang kedua yang dapat kita pelajari dari anak tadi, bahwa nyatanya ia mau memberikan apa yang ada padanya untuk Yesus. Maukah kita memberikan apa yang ada pada kita dipakai oleh Yesus? Maukah kita memberikan hidup kita menjadi berkat bagi orang lain? Ternyata yang sedikit yang ada pada anak itu menjadi berlipat ganda banyaknya yang dapat mengenyangkan banyak orang. Yakinkah kita jika ketika kita mau mempersembahkan hidup kita pada Tuhan maka Tuhan akan memberkati yang sedikit itu?
***
Muzijat yang besar ini bersumber dari kuasa Yesus. Kita mau belajar dari apa yang telah diperlihatkan oleh Tuhan Yesus, bahwa sebelum melakukan mujizatNya Ia mengucap syukur. Jika yang sedikit itu kita mohon diberkat dari Tuhan, maka akan dapat menjadi berkat bagi kehidupan kita. 

Tiada kekuarangan apapun kita jika bersama dengan Yesus, jika kita mau menyadari bahwa segala sesuatu adalah berasal dari Tuhan. Sehingga kita harus menyadari bahwa sesungguhnya banyak mujizat-mujizat yang telah Tuhan perlihatkan kepada kita, karena sudah begitu banyaknya sampai kita tidak lagi menyadarinya, sebab bagaimanapun juga kita hidup hanya karena kuasa dari Tuhan saja.

Menyerahkan hidup kita dibawah kehendak dan rencana Tuhan adalah yang terbaik. Sebab bagi orang yang berpengharapan pada Tuhan tidak akan pernah dikecewakanNya. Tuhan mengenal kita dan Tuhan yang mengetahui yang terbaik dalam kehidupan kita. Sehingga biarlah kita mengikuti Yesus sepanjang hidup kita karena kita tahu keselamatan kita ada padaNya, dan membiarkan Tuhan yang mengatur hidup kita. Supaya kita tidak memiliki pikiran seperti orang-orang yang telah menikmati mujizat Tuhan Yesus dalam nas ini, bahwa motivasi mereka sudah menjadi beda dengan rencana Tuhan, sebab mereka hendak membawa Yesus dengan paksa supaya Ia menjadi raja atas mereka. Sebab Yesus bukanlah raja atas kehendak manusia tetapi adalah kehendak Tuhan, dan Tuhan tidak menginginkan kita mengikutiNya hanya untuk menyelamatkan hidup kedagingan saja tetapi jauh lebih besar dari itu supaya kita memperoleh hidup yang kekal.

Jika kita tetap berpengharapan kepada Yesus dalam kehidupan kita, yakinlah akan selalu ada jalan yang terbaik dari Tuhan yang akan diperbuatNya. Itulah mujizatNya, mungkin bukan seperti yang kita pikirkan, tetapi sesuai dengan rencana Tuhan yang terbaik bagi kehidupan kita. Yang penting kita tetap mengingat perkataan Tuhan Yesus yang mengatakan: “Aku ini, jangan takut!”. Bahwa Tuhan akan selalu ada bersama-sama dengan orang yang mengasihiNya.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Epistel / Muzijat Tuhan / Pergumulan Hidup dengan judul Yohanes 6: 1-21 | Jangan Takut! Tuhan Beserta Kita . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2015/07/yohanes-6-1-21-jangan-takut-tuhan.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Yohanes 6: 1-21 | Jangan Takut! Tuhan Beserta Kita "