Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Tuesday, September 14, 2021

Pengkhotbah 10: 10-15 Hidup Dalam Didikan Tuhan

 Bacaan Firman Tuhan: Pengkhotbah 10: 10-15

10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

Yang terpenting dari kerja keras adalah bekerja dengan bijaksana, maka dibutuhkan hikmat sebelum mengawali setiap pekerjaan. Bekerja dengan kapak yang tumpul tentu hanya akan menguras tenaga, tetapi orang bijak dalam bekerja akan terlebih dahulu mempersiapkan alat pendukung pekerjaan yang akan memudahkannya dalam pekerjaan.

Banyak orang mau sukses dan berhasil dalam setiap apa yang akan dikerjakannya, namun banyak juga yang tidak mengimbangi semangatnya dengan hikmat, maka jadinya dia seperti nas ini bekerja dengan kapak yang tumpul.

Di atas segala usaha dan semangat kita ada Tuhan yang berkuasa, kita membutuhkan hikmat Tuhan. Dalam Amsal 3: 5-6 dikatakan “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”

10:11 Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil.

Ayat 11 ini hendak menjelaskan kepada kita seperti pribahasa yang sudah sering kita dengar “menyesal kemudian tiada arti”. Jika kerbau sudah di curi, apa gunanya mengunci pintu kandang, apa gunanya kata-kata mantera jika yang dikawatirkan sudah terjadi.

Jangan anggap remeh didikan dan ajaran Tuhan, Dia memberikan firmanNya sebagai pedoman dalam hidup kita, supaya kita tersandung dan jatuh. Firman Tuhan bukan kata-kata kosong, tetapi firman Tuhan adalah tuntunan dari Tuhan pencipta segala sesuatu dalam hidup ini, agar kita dapat menjalani hidup dengan baik. Di Mazmur 119: 105 dikatakan “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

10:12 Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri.

“mulutmu harimaumu”, orang bodoh akan terjerat oleh kata-katanya sendiri. Atau ada juga pribahasa yang mengatakan “senjata makan tuan”. Ayat ini tentu tidak hanya tentang perkataan yang keluar dari mulut, tetapi kita mau diingatkan supaya kita mau untuk mengoreksi diri kita tentang apa yang sedang kita perbuat. Jika yang kita lakukan adalah kebenaran Tuhan maka kita akan menerima kebaikan dari Tuhan, tetapi jika yang kita lakukan adalah perbuatan dosa, maka kita sedang membuat jerat bagi diri kita sendiri. Maka renungkanlah, apa yang sedang kita persiapkan bagi masa depan kita? apakah kita sedang mempersiapkan kebaikan atau jerat bagi diri kita sendiri.

10:13 Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan. 10:14 Orang yang bodoh banyak bicaranya, meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?

Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Jika ada orang yang di awal sudah omong besar tentang apa yang akan terjadi di masa depan, sementara dia belum menjalaninya, maka itu adalah omong kosong.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi kita dapat berpengharapan untuk memperoleh yang terbaik di masa depan jika kita menikmati dan bertekun dalam prosesnya menuju masa depan.

Memiliki cita-cita, harapan di masa depan tentu adalah hal yang baik untuk memotivasi kita, tetapi semua itu akan menjadi omong kosong jika tidak disertai dengan kerja keras, ketekunan dan hikmat dari Tuhan. Mazmur 126:5-6 dikatakan “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”

10:15 Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota.

Kita memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi, dan kita juga telah bekerja keras untuk mengusahakan agar cita-cita kita tercapai, tetapi jika kita tidak berhikmat, maka kita sama saja dengan orang bodoh, yang melakukan usaha yang sia-sia. Seperti yang diumpamakan oleh Tuhan Yesus di Matius 7: 26 “Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.”

Maka apapun yang menjadi harapan dan cita-cita kita dalam hidup ini, tidak cukup hanya berharap dengan kata-kata, tidak cukup juga hanya dengan kerja keras, tetapi lebih dari pada itu semua hendaklah kita menjadi orang yang bijaksana dengan menjadi orang yang selalu mau untuk dituntun Tuhan dengan firmanNya.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Pengkhotbah 10: 10-15 Hidup Dalam Didikan Tuhan

 Bacaan Firman Tuhan: Pengkhotbah 10: 10-15

10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

Yang terpenting dari kerja keras adalah bekerja dengan bijaksana, maka dibutuhkan hikmat sebelum mengawali setiap pekerjaan. Bekerja dengan kapak yang tumpul tentu hanya akan menguras tenaga, tetapi orang bijak dalam bekerja akan terlebih dahulu mempersiapkan alat pendukung pekerjaan yang akan memudahkannya dalam pekerjaan.

Banyak orang mau sukses dan berhasil dalam setiap apa yang akan dikerjakannya, namun banyak juga yang tidak mengimbangi semangatnya dengan hikmat, maka jadinya dia seperti nas ini bekerja dengan kapak yang tumpul.

Di atas segala usaha dan semangat kita ada Tuhan yang berkuasa, kita membutuhkan hikmat Tuhan. Dalam Amsal 3: 5-6 dikatakan “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”

10:11 Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil.

Ayat 11 ini hendak menjelaskan kepada kita seperti pribahasa yang sudah sering kita dengar “menyesal kemudian tiada arti”. Jika kerbau sudah di curi, apa gunanya mengunci pintu kandang, apa gunanya kata-kata mantera jika yang dikawatirkan sudah terjadi.

Jangan anggap remeh didikan dan ajaran Tuhan, Dia memberikan firmanNya sebagai pedoman dalam hidup kita, supaya kita tersandung dan jatuh. Firman Tuhan bukan kata-kata kosong, tetapi firman Tuhan adalah tuntunan dari Tuhan pencipta segala sesuatu dalam hidup ini, agar kita dapat menjalani hidup dengan baik. Di Mazmur 119: 105 dikatakan “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

10:12 Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri.

“mulutmu harimaumu”, orang bodoh akan terjerat oleh kata-katanya sendiri. Atau ada juga pribahasa yang mengatakan “senjata makan tuan”. Ayat ini tentu tidak hanya tentang perkataan yang keluar dari mulut, tetapi kita mau diingatkan supaya kita mau untuk mengoreksi diri kita tentang apa yang sedang kita perbuat. Jika yang kita lakukan adalah kebenaran Tuhan maka kita akan menerima kebaikan dari Tuhan, tetapi jika yang kita lakukan adalah perbuatan dosa, maka kita sedang membuat jerat bagi diri kita sendiri. Maka renungkanlah, apa yang sedang kita persiapkan bagi masa depan kita? apakah kita sedang mempersiapkan kebaikan atau jerat bagi diri kita sendiri.

10:13 Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan. 10:14 Orang yang bodoh banyak bicaranya, meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?

Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Jika ada orang yang di awal sudah omong besar tentang apa yang akan terjadi di masa depan, sementara dia belum menjalaninya, maka itu adalah omong kosong.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi kita dapat berpengharapan untuk memperoleh yang terbaik di masa depan jika kita menikmati dan bertekun dalam prosesnya menuju masa depan.

Memiliki cita-cita, harapan di masa depan tentu adalah hal yang baik untuk memotivasi kita, tetapi semua itu akan menjadi omong kosong jika tidak disertai dengan kerja keras, ketekunan dan hikmat dari Tuhan. Mazmur 126:5-6 dikatakan “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”

10:15 Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota.

Kita memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi, dan kita juga telah bekerja keras untuk mengusahakan agar cita-cita kita tercapai, tetapi jika kita tidak berhikmat, maka kita sama saja dengan orang bodoh, yang melakukan usaha yang sia-sia. Seperti yang diumpamakan oleh Tuhan Yesus di Matius 7: 26 “Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.”

Maka apapun yang menjadi harapan dan cita-cita kita dalam hidup ini, tidak cukup hanya berharap dengan kata-kata, tidak cukup juga hanya dengan kerja keras, tetapi lebih dari pada itu semua hendaklah kita menjadi orang yang bijaksana dengan menjadi orang yang selalu mau untuk dituntun Tuhan dengan firmanNya.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Hikmat / Khotbah Minggu dengan judul Pengkhotbah 10: 10-15 Hidup Dalam Didikan Tuhan . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2021/09/pengkhotbah-10-10-15-hidup-dalam.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Pengkhotbah 10: 10-15 Hidup Dalam Didikan Tuhan "