Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Wednesday, November 30, 2016

Roma 15: 4-13 | Yesus Sumber Pengharapan



Bacaan Firman Tuhan: Roma 15: 4-13
"Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan." Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

Hal Pertama yang dapat kita pelajari dalam nas ini, bahwa Paulus menitik beratkan tentang kesatuan dan kerukunan orang percaya kepada Yesus Kristus dengan mengutip Yesaya 11: 10 yang mana Paulus menuliskan "Taruk dari pangkal Isai akan terbit,….dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan." Yesus Kristus adalah jawaban atas pengharapan umat Israel tetapi juga menjadi pengharapan bagi segala bangsa. 

Keselamatan itu datang dari bangsa Yahudi (Yohanes 4:22) supaya menjadi keselamatan bagi semua bangsa. Yesus Kristus adalah untuk seluruh bangsa, keselamatan untuk seluruh bangsa dan pengharapan bagi segala bangsa. Maka orang yang hidup dalam iman kepada Yesus Kristus bukan lagi menonjolkan perbedaan, menghakimi sesamanya, sebab kita telah di persatukan untuk memuliakan Allah. 

Seandainya keselamatan Tuhan hanya kepada bangsa Israel, tetntunya “perbedaan” tidak akan muncul menjadi suatu masalah. Tetapi karena keselamatan Tuhan itu adalah untuk semua bangsa, maka timbul permasalahan karena setiap bangsa memiliki latarbelakang yang berbeda-beda tradisi, budaya dan bahasa yang berbeda dari bangsa Israel. Namun bagaimanapun perbedaan itu, sebenarnya tidak akan menjadi masalah ketika setiap orang yang percaya itu menyadari diriNya telah di satukan dalam Tubuh Kristus.

Bagaimana cara seseorang itu dalam memuliakan Allah janganlah kita menjadi hakim atas mereka yang memunculkan kebencian dan permusuhan. Sebagaimana Paulus katakan juga di Roma 14: 20 “Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan”. Supaya kita jangan jadi merusak pekerjaan yang telah dilakukanNya yaitu membangun Tubuh Kristus dalam dunia ini. 

Sebagaimana Kristus yang telah menerima semua orang tanpa membeda-bedakan kasihNya demikianlah kita juga orang-orang yang telah hidup dalam kasihNya tidak lagi memonjolkan perbedaan (ayat 7). Dari Tubuh Kristus akan memancar kasih, kesatuan dalam perbedaan, sehingga tidak benar seorang yang menyatakan hidup dalam Tubuh Kristus tetapi membenci bahkan memusuhi orang yang berbeda dari dia. Dalam Tubuh Kristus kita tidak di beri mandat untuk membenci tetapi hanya di beri mandat untuk mengasihi, mengasihi tanpa batas.

**
Hal kedua yang bisa kita pelajari dari nas ini, bahwa orang percaya tidak lagi melihat perbedaan yang ada, tetapi melihat visi ke depan, yaitu pengharapan yang sama yakni kepada Yesus Kristus. Bukan saatnya lagi kita untuk memperdebatkan perbedaan, tetapi sudah waktunya kita mengeksplorasi/menggali kekayaan yang terkadung di dalam iman kepada Yesus Kristus, yaitu masa depan yang penuh harapan.

Janji keselamatan yang diberitakan oleh Tuhan melalui para nabi dalam Perjanjian Lama menjadi pengharapan umat Israel untuk tetap bertekun di dalam iman. Sebagaimana Paulus mengatakannya dalam ayat 4 bahwa hal itu menjadi pelajaran bagi umat untuk tetap teguh berpengharapan. 


Pengharapan umat akan tergenapinya janji keselamatan Tuhan bukanlah suatu utopia yang konyol, tetapi janji itu telah menjadi kenyataan. Keselamatan dari Allah yang telah nyata atas kehidupan umat, bahkan keselamatan bagi seluruh manusia.

Allah sumber pengharapan itu telah nyata atas kehidupan manusia. Yesus Kristus adalah satu-satunya harapan bagi keselamatan manusia, bahwa tidak ada harapan lain yang membawa pada keselamatan selain di dalam Yesus.

Mengapa Yesus satu-satunya harapan hidup kita? Sebab Allah telah menggenapi janji KeselamatanNya di dalam Yesus Kristus. Maka jika kita memiliki pengharapan di dalam iman kepada Yesus Kristus bukanlah angan-angan, bukan pula janji-janji kosong. Jika bukan kepada Allah yang telah melawat umatNya kita berpengharapan, terus kepada siapa lagi kalau bukan kepada-Nya? Pengharapan yang sedang kita bicarakan ini adalah pengharapan yang memancar keluar dari iman, sebab jika bukan dari iman itu namanya angan-angan atau hayalan. Demikian juga sebaliknya, iman tanpa pengharapan maka iman itu akan layu dan mati.

Paulus dalam ayat 13 menasehatkan agar kita berlimpah-limpah dalam pengharapan. Seperti bejana atau ember penampungan air yang tidak pernah kosong tetapi tetap terus terisi sampai luber. Sebab dalam pengharapan itu terkandung sukacita dan damai sejahtera

Tidak perduli apapun yang sedang terjadi ketika kita memiliki pengharapan, maka sukacita dan damai sejahtera itu akan menguatkan dan menyembuhkan kita untuk tetap berjalan meraih masa depan yang pasti di dalam Tuhan.

Sebagaimana Andar Ismail dalam renungannya tentang pengharapan mengatakan bahwa “pengharapan harus di bayar dengan harga yang mahal”. Sebab kita harus berhadapan dengan kenyataan yang jauh dengan pengharapan kita. Seperti seorang pasien yang bersedia untuk di operasi. Kesediaannya untuk di operasi adalah bukti akan pengharapannya, namun dia harus melalui masa-masa yang sulit dan nyeri pasca operasi.

Maka dibutuhkan kesabaran dan ketekunan, sebab pengharapan sifatnya adalah ke-belum-an atau yang masih akan terjadi. Sebagaimana juga yang di sampaikan oleh Paulus tentang Pengharapan di Roma 8: 24-28 “Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi….tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun”.

Sehingga orang percaya yang berpengharapan bukanlah sedang menantikan apa yang sedang diharapkannya pasti akan terpenuhi, tetapi “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Roma 8:28). Yang membuat kita bertahan hidup, tetap memegang teguh Iman adalah karena kita memiliki pengharapan. Jika kita tidak lagi memiliki pengharapan di dalam iman tentu kita sudah stress, menderita tidak lagi ada kebahagiaan dan pastinya keselamatan hidup yang kekal bukan lagi bahagian hidup kita.


No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Roma 15: 4-13 | Yesus Sumber Pengharapan



Bacaan Firman Tuhan: Roma 15: 4-13
"Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan." Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

Hal Pertama yang dapat kita pelajari dalam nas ini, bahwa Paulus menitik beratkan tentang kesatuan dan kerukunan orang percaya kepada Yesus Kristus dengan mengutip Yesaya 11: 10 yang mana Paulus menuliskan "Taruk dari pangkal Isai akan terbit,….dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan." Yesus Kristus adalah jawaban atas pengharapan umat Israel tetapi juga menjadi pengharapan bagi segala bangsa. 

Keselamatan itu datang dari bangsa Yahudi (Yohanes 4:22) supaya menjadi keselamatan bagi semua bangsa. Yesus Kristus adalah untuk seluruh bangsa, keselamatan untuk seluruh bangsa dan pengharapan bagi segala bangsa. Maka orang yang hidup dalam iman kepada Yesus Kristus bukan lagi menonjolkan perbedaan, menghakimi sesamanya, sebab kita telah di persatukan untuk memuliakan Allah. 

Seandainya keselamatan Tuhan hanya kepada bangsa Israel, tetntunya “perbedaan” tidak akan muncul menjadi suatu masalah. Tetapi karena keselamatan Tuhan itu adalah untuk semua bangsa, maka timbul permasalahan karena setiap bangsa memiliki latarbelakang yang berbeda-beda tradisi, budaya dan bahasa yang berbeda dari bangsa Israel. Namun bagaimanapun perbedaan itu, sebenarnya tidak akan menjadi masalah ketika setiap orang yang percaya itu menyadari diriNya telah di satukan dalam Tubuh Kristus.

Bagaimana cara seseorang itu dalam memuliakan Allah janganlah kita menjadi hakim atas mereka yang memunculkan kebencian dan permusuhan. Sebagaimana Paulus katakan juga di Roma 14: 20 “Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan”. Supaya kita jangan jadi merusak pekerjaan yang telah dilakukanNya yaitu membangun Tubuh Kristus dalam dunia ini. 

Sebagaimana Kristus yang telah menerima semua orang tanpa membeda-bedakan kasihNya demikianlah kita juga orang-orang yang telah hidup dalam kasihNya tidak lagi memonjolkan perbedaan (ayat 7). Dari Tubuh Kristus akan memancar kasih, kesatuan dalam perbedaan, sehingga tidak benar seorang yang menyatakan hidup dalam Tubuh Kristus tetapi membenci bahkan memusuhi orang yang berbeda dari dia. Dalam Tubuh Kristus kita tidak di beri mandat untuk membenci tetapi hanya di beri mandat untuk mengasihi, mengasihi tanpa batas.

**
Hal kedua yang bisa kita pelajari dari nas ini, bahwa orang percaya tidak lagi melihat perbedaan yang ada, tetapi melihat visi ke depan, yaitu pengharapan yang sama yakni kepada Yesus Kristus. Bukan saatnya lagi kita untuk memperdebatkan perbedaan, tetapi sudah waktunya kita mengeksplorasi/menggali kekayaan yang terkadung di dalam iman kepada Yesus Kristus, yaitu masa depan yang penuh harapan.

Janji keselamatan yang diberitakan oleh Tuhan melalui para nabi dalam Perjanjian Lama menjadi pengharapan umat Israel untuk tetap bertekun di dalam iman. Sebagaimana Paulus mengatakannya dalam ayat 4 bahwa hal itu menjadi pelajaran bagi umat untuk tetap teguh berpengharapan. 


Pengharapan umat akan tergenapinya janji keselamatan Tuhan bukanlah suatu utopia yang konyol, tetapi janji itu telah menjadi kenyataan. Keselamatan dari Allah yang telah nyata atas kehidupan umat, bahkan keselamatan bagi seluruh manusia.

Allah sumber pengharapan itu telah nyata atas kehidupan manusia. Yesus Kristus adalah satu-satunya harapan bagi keselamatan manusia, bahwa tidak ada harapan lain yang membawa pada keselamatan selain di dalam Yesus.

Mengapa Yesus satu-satunya harapan hidup kita? Sebab Allah telah menggenapi janji KeselamatanNya di dalam Yesus Kristus. Maka jika kita memiliki pengharapan di dalam iman kepada Yesus Kristus bukanlah angan-angan, bukan pula janji-janji kosong. Jika bukan kepada Allah yang telah melawat umatNya kita berpengharapan, terus kepada siapa lagi kalau bukan kepada-Nya? Pengharapan yang sedang kita bicarakan ini adalah pengharapan yang memancar keluar dari iman, sebab jika bukan dari iman itu namanya angan-angan atau hayalan. Demikian juga sebaliknya, iman tanpa pengharapan maka iman itu akan layu dan mati.

Paulus dalam ayat 13 menasehatkan agar kita berlimpah-limpah dalam pengharapan. Seperti bejana atau ember penampungan air yang tidak pernah kosong tetapi tetap terus terisi sampai luber. Sebab dalam pengharapan itu terkandung sukacita dan damai sejahtera

Tidak perduli apapun yang sedang terjadi ketika kita memiliki pengharapan, maka sukacita dan damai sejahtera itu akan menguatkan dan menyembuhkan kita untuk tetap berjalan meraih masa depan yang pasti di dalam Tuhan.

Sebagaimana Andar Ismail dalam renungannya tentang pengharapan mengatakan bahwa “pengharapan harus di bayar dengan harga yang mahal”. Sebab kita harus berhadapan dengan kenyataan yang jauh dengan pengharapan kita. Seperti seorang pasien yang bersedia untuk di operasi. Kesediaannya untuk di operasi adalah bukti akan pengharapannya, namun dia harus melalui masa-masa yang sulit dan nyeri pasca operasi.

Maka dibutuhkan kesabaran dan ketekunan, sebab pengharapan sifatnya adalah ke-belum-an atau yang masih akan terjadi. Sebagaimana juga yang di sampaikan oleh Paulus tentang Pengharapan di Roma 8: 24-28 “Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi….tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun”.

Sehingga orang percaya yang berpengharapan bukanlah sedang menantikan apa yang sedang diharapkannya pasti akan terpenuhi, tetapi “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Roma 8:28). Yang membuat kita bertahan hidup, tetap memegang teguh Iman adalah karena kita memiliki pengharapan. Jika kita tidak lagi memiliki pengharapan di dalam iman tentu kita sudah stress, menderita tidak lagi ada kebahagiaan dan pastinya keselamatan hidup yang kekal bukan lagi bahagian hidup kita.


Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Advent / Khotbah Minggu / Pergumulan Hidup / Persekutuan dengan judul Roma 15: 4-13 | Yesus Sumber Pengharapan . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2016/11/roma-15-4-13-yesus-sumber-pengharapan.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Roma 15: 4-13 | Yesus Sumber Pengharapan "