Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Wednesday, October 1, 2014

Matius 22:1-14 | Banyak Yang Terpanggil, Tetapi Sedikit Yang Terpilih


Bacaan Firman Tuhan: Matius 22:1-14
Dalam perumpamaan ini, dikisahkan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Waktu pelaksanaan perjamuan telah tiba, dan segala sesuatunya untuk keperluan pesta telah tersedia. Namun, ketika hamba-hambanya disuruh untuk memanggil para undangan, ternyata semua berdalih dengan berbagai macam alasan. Bahkan ada yang menangkap, menyiksa dan membunuh para hamba yang disuruh untuk memanggil para undangan. Maka raja pun murka sehingga menyuruh pasukannya membinasakan para pembunuh itu beserta kota mereka.

Walaupun para undangan tersebut tidak datang karena bermacam alasan, namun perjamuan kawin itu tidak menjadi tertunda. Raja pun menyuruh hamba-hambanya untuk mengundang seluruh orang yang mereka jumpai tanpa terkecuali. Ternyata diantara undangan yang hadir ada yang tidak mengenakan pakaian pesta yang membuat raja tersebut marah, dan menyuruh hambanya untuk mengikat orang tersebut dan mencampakkannya ke dalam kegelapan.

Dari perumpamaan ini, pengajaran apa yang hendak Tuhan Yesus sampaikan kepada kita?
1.    Tuhan memanggil kita masuk dalam persekutuan sorgawi
Undangan pesta dalam perjamuan kawin tersebut menyatakan pemanggilan Allah kepada manusia untuk menerima kasihNya yang tentu saja adalah anugerah semata.
Dalam konsep suatu pesta akan ada sukacita dalam suasana yang gembira dan penuh dengan jamuan yang nikmat. Sehingga setiap undangan yang datang akan merasakan sukacita sebagaimana sukacita yang dialami oleh raja yang mengundang.
Sebagaimana kasih Allah yang besar bagi manusia (Yoh. 3:16), berita Injil disampaikan untuk mengundang setiap jiwa untuk turut sterta merasakan kasih Allah yang besar.
Tuhan memanggil manusia untuk masuk dalam kasihNya adalah dengan memperlihatkan kuasa kasihNya dengan nyata, yakni melalui Yesus Kristus (kepastian perjamuan kawin: hidangan telah tersedia, lembu-lembu jantan dan ternak peliharaan telah disembelih). 

2.    Menghargai panggilan Tuhan
Dalam perumpamaan ini dapat kita saksikan bahwa raja itu tidak hanya sekedar mengundang, tetapi juga memanggil satu per satu undangannya melalui hamba-hambanya. Namun kita menemukan dua bentuk sikap yang tidak menghargai undangan ditunjukkan dalam perumpamaan ini.
a.    Undangan yang menolak dan berdalih
b.    Undangan yang tidak memakai pakaian pesta.

****
A.   Undangan yang menolak dan berdalih
Ada yang tidak mau datang, ada yang berdalih tentang kebutuhan hidup (pergi ke ladang), pekerjaan (mengurus usaha), bahkan ada yang menolak dengan kasar (membunuh hamba-hamba yang disuruh memanggil). Walaupun undangan telah sampai dan semua persiapan pesta telah tersedia, ternyata para undangan menolak datang karena bermacam dalih.

Kasih Allah yang telah dinyatakan melalui Yesus Kristus untuk memanggil manusia menuju keselamatan Tuhan tidak serta merta membuat manusia percaya kepada Tuhan Yesus. Bahkan terang-terangan para pemimpin agama Yahudi menolak Yesus.
Sikap yang pertama ini adalah penolakan keselamatan Tuhan dengan berbagai macam alasan yang lebih mencintai hidup kedaginannya daripada keselamatan jiwanya. 

Dalam kehidupan berjemaat, kita akan menemukan ada banyak contoh-contoh sikap yang beralasan yang pada hakikatnya bukanlah halangan, namun terlebih pada sikap yang tidak memahami makna panggilan Tuhan dalam hidupnya, sehingga cenderung tidak menghormati dan menghargai panggilan Tuhan dalam hidupnya. Secara umum ada tiga alasan utama merintangi seseorang untuk hidup dalam panggilan Tuhan, yakni:

Alasan mempertahankan ego, yang menciptakan alasan karena ketidakcocokan sikap dan paham, seakan-akan halangan itu berasal dari orang lain, padahal justru berasal dari dirinya sendiri. Misalnya ada orang yang akhirnya tidak datang ke gereja hanya karena tidak suka dengan seorang pelayan atapun seseorang di dalam gereja itu. Apa kita pernah mendengar ada orang yang mengatakan “ngapain gereja, ‘toh yang didalam juga banyak iblis, ‘ntar kita jadi ikutan berdosa”, orang batak bilang “dohot sibolison”.

Alasan kebutuhan hidup. Sikap ini memperlihatkan seakan-akan kedekatan dengan Tuhan adalah hal yang merugikan. Bahkan lebih parah lagi jika ada yang sampai mengatakan “kita tidak jadi kenyang jika datang ke gereja” ataupun “bagaimana caranya berdoa kalo perut keroncongan”. 

Alasan kesibukan dalam bekerja. Sikap ini memperlihatkan seakan-akan perjalanan kehidupan itu dikendalikan manusia dan bukan Tuhan. Sibuk bekerja dan mencari uang hingga tidak lagi mengingat Tuhan sebagai sumber kehidupannya. Untuk bekerja 24 jam sehari kurang, namun untuk Tuhan 1 detik pun untuk Tuhan tidak ada waktu.

B.   Undangan yang tidak memakai pakaian pesta.
Ternyata para undangan yang datang tersebut ada yang tidak menghargai undangan seorang raja, yakni tidak mengenakan pakaian pesta. Dalam etikanya, maka selayaknyalah kita mempersiapkan diri sesuai dengan acara yang diikuti. Ada banyak orang yang menerima dan datang akan panggilan Yesus, namun ternyata apakah semua orang kristen benar-benar mempersiapkan dirinya (sikap, sifat dan tindakan) untuk panggilan Tuhan itu? Jika kita datang dalam suatu pesta, maka kita selayaknya menyatu dengan sukacita orang yang mengundang kita.

Bagaimana kita memperlihatkan diri kita layaknya sebagai seorang yang telah dipanggil oleh Tuhan. Maka setiap jiwa yang telah dipanggil Tuhan dalam keselamatanNya haruslah memperlihatkan pembaharuan hidup (hidup yang baru). Hidup kita satu dengan Tuhan yang memanggil kita, kita masuk dan menyatu dalam kasih Tuhan yang memanggil kita.
Maka apakah pakaian pesta kita untuk menerima panggilan Tuhan? Yakni mengenakan Kristus dalam hidup kita (Galatia 3:27). Dalam arti, kebenaran Firman yang dinyatakan Kristus itulah pakaian pesta yang akan kita kenakan dalam panggilan Tuhan. Dalam panggilan Tuhan, kita telah meninggalkan hidup yang lama dan mengenakan hidup yang baru (Ef. 4:24; Kol. 3:10).
****
Perumpamaan ini menggugah kesungguhan kita menerima panggilan Tuhan. Apa yang menjadi orientasi hidup kekristenan kita, apakah kita menjalani hidup sudah berorientasi pada kebenaran Tuhan atau masih tetap dalam ‘hidup lama’ yang masih berorientasi pada hidup yang hanya menyelamatkan hidup duniawi yang tidak memperdulikan keselamatan jiwa. 

Panggilan mengikut Yesus menuntut kesungguhan dengan sepenuh hati untuk hidup dalam panggilanNya. Tuhan tidak menginginkan kita mengikuti panggilanNya dengan pertimbangan-pertimbangan duniawi, sebab Tuhan tidak mau dibanding-bandingkan dengan hal-hal duniawi yang sesungguhnya adalah dibawah kuasaNya (2 Kor. 3:10). Tanpa kesungguhan dalam mengikut Yesus, maka akan ada berbagai macam alasan yang dapat kita perbuat untuk tidak hidup dalam perintahNya. “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang terpilih”, biarlah kita menjadi orang-orang yang terpilih diantara yang terpanggil dengan kesungguhan menerima panggilanNya kepada sukacita yang abadi.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Matius 22:1-14 | Banyak Yang Terpanggil, Tetapi Sedikit Yang Terpilih


Bacaan Firman Tuhan: Matius 22:1-14
Dalam perumpamaan ini, dikisahkan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Waktu pelaksanaan perjamuan telah tiba, dan segala sesuatunya untuk keperluan pesta telah tersedia. Namun, ketika hamba-hambanya disuruh untuk memanggil para undangan, ternyata semua berdalih dengan berbagai macam alasan. Bahkan ada yang menangkap, menyiksa dan membunuh para hamba yang disuruh untuk memanggil para undangan. Maka raja pun murka sehingga menyuruh pasukannya membinasakan para pembunuh itu beserta kota mereka.

Walaupun para undangan tersebut tidak datang karena bermacam alasan, namun perjamuan kawin itu tidak menjadi tertunda. Raja pun menyuruh hamba-hambanya untuk mengundang seluruh orang yang mereka jumpai tanpa terkecuali. Ternyata diantara undangan yang hadir ada yang tidak mengenakan pakaian pesta yang membuat raja tersebut marah, dan menyuruh hambanya untuk mengikat orang tersebut dan mencampakkannya ke dalam kegelapan.

Dari perumpamaan ini, pengajaran apa yang hendak Tuhan Yesus sampaikan kepada kita?
1.    Tuhan memanggil kita masuk dalam persekutuan sorgawi
Undangan pesta dalam perjamuan kawin tersebut menyatakan pemanggilan Allah kepada manusia untuk menerima kasihNya yang tentu saja adalah anugerah semata.
Dalam konsep suatu pesta akan ada sukacita dalam suasana yang gembira dan penuh dengan jamuan yang nikmat. Sehingga setiap undangan yang datang akan merasakan sukacita sebagaimana sukacita yang dialami oleh raja yang mengundang.
Sebagaimana kasih Allah yang besar bagi manusia (Yoh. 3:16), berita Injil disampaikan untuk mengundang setiap jiwa untuk turut sterta merasakan kasih Allah yang besar.
Tuhan memanggil manusia untuk masuk dalam kasihNya adalah dengan memperlihatkan kuasa kasihNya dengan nyata, yakni melalui Yesus Kristus (kepastian perjamuan kawin: hidangan telah tersedia, lembu-lembu jantan dan ternak peliharaan telah disembelih). 

2.    Menghargai panggilan Tuhan
Dalam perumpamaan ini dapat kita saksikan bahwa raja itu tidak hanya sekedar mengundang, tetapi juga memanggil satu per satu undangannya melalui hamba-hambanya. Namun kita menemukan dua bentuk sikap yang tidak menghargai undangan ditunjukkan dalam perumpamaan ini.
a.    Undangan yang menolak dan berdalih
b.    Undangan yang tidak memakai pakaian pesta.

****
A.   Undangan yang menolak dan berdalih
Ada yang tidak mau datang, ada yang berdalih tentang kebutuhan hidup (pergi ke ladang), pekerjaan (mengurus usaha), bahkan ada yang menolak dengan kasar (membunuh hamba-hamba yang disuruh memanggil). Walaupun undangan telah sampai dan semua persiapan pesta telah tersedia, ternyata para undangan menolak datang karena bermacam dalih.

Kasih Allah yang telah dinyatakan melalui Yesus Kristus untuk memanggil manusia menuju keselamatan Tuhan tidak serta merta membuat manusia percaya kepada Tuhan Yesus. Bahkan terang-terangan para pemimpin agama Yahudi menolak Yesus.
Sikap yang pertama ini adalah penolakan keselamatan Tuhan dengan berbagai macam alasan yang lebih mencintai hidup kedaginannya daripada keselamatan jiwanya. 

Dalam kehidupan berjemaat, kita akan menemukan ada banyak contoh-contoh sikap yang beralasan yang pada hakikatnya bukanlah halangan, namun terlebih pada sikap yang tidak memahami makna panggilan Tuhan dalam hidupnya, sehingga cenderung tidak menghormati dan menghargai panggilan Tuhan dalam hidupnya. Secara umum ada tiga alasan utama merintangi seseorang untuk hidup dalam panggilan Tuhan, yakni:

Alasan mempertahankan ego, yang menciptakan alasan karena ketidakcocokan sikap dan paham, seakan-akan halangan itu berasal dari orang lain, padahal justru berasal dari dirinya sendiri. Misalnya ada orang yang akhirnya tidak datang ke gereja hanya karena tidak suka dengan seorang pelayan atapun seseorang di dalam gereja itu. Apa kita pernah mendengar ada orang yang mengatakan “ngapain gereja, ‘toh yang didalam juga banyak iblis, ‘ntar kita jadi ikutan berdosa”, orang batak bilang “dohot sibolison”.

Alasan kebutuhan hidup. Sikap ini memperlihatkan seakan-akan kedekatan dengan Tuhan adalah hal yang merugikan. Bahkan lebih parah lagi jika ada yang sampai mengatakan “kita tidak jadi kenyang jika datang ke gereja” ataupun “bagaimana caranya berdoa kalo perut keroncongan”. 

Alasan kesibukan dalam bekerja. Sikap ini memperlihatkan seakan-akan perjalanan kehidupan itu dikendalikan manusia dan bukan Tuhan. Sibuk bekerja dan mencari uang hingga tidak lagi mengingat Tuhan sebagai sumber kehidupannya. Untuk bekerja 24 jam sehari kurang, namun untuk Tuhan 1 detik pun untuk Tuhan tidak ada waktu.

B.   Undangan yang tidak memakai pakaian pesta.
Ternyata para undangan yang datang tersebut ada yang tidak menghargai undangan seorang raja, yakni tidak mengenakan pakaian pesta. Dalam etikanya, maka selayaknyalah kita mempersiapkan diri sesuai dengan acara yang diikuti. Ada banyak orang yang menerima dan datang akan panggilan Yesus, namun ternyata apakah semua orang kristen benar-benar mempersiapkan dirinya (sikap, sifat dan tindakan) untuk panggilan Tuhan itu? Jika kita datang dalam suatu pesta, maka kita selayaknya menyatu dengan sukacita orang yang mengundang kita.

Bagaimana kita memperlihatkan diri kita layaknya sebagai seorang yang telah dipanggil oleh Tuhan. Maka setiap jiwa yang telah dipanggil Tuhan dalam keselamatanNya haruslah memperlihatkan pembaharuan hidup (hidup yang baru). Hidup kita satu dengan Tuhan yang memanggil kita, kita masuk dan menyatu dalam kasih Tuhan yang memanggil kita.
Maka apakah pakaian pesta kita untuk menerima panggilan Tuhan? Yakni mengenakan Kristus dalam hidup kita (Galatia 3:27). Dalam arti, kebenaran Firman yang dinyatakan Kristus itulah pakaian pesta yang akan kita kenakan dalam panggilan Tuhan. Dalam panggilan Tuhan, kita telah meninggalkan hidup yang lama dan mengenakan hidup yang baru (Ef. 4:24; Kol. 3:10).
****
Perumpamaan ini menggugah kesungguhan kita menerima panggilan Tuhan. Apa yang menjadi orientasi hidup kekristenan kita, apakah kita menjalani hidup sudah berorientasi pada kebenaran Tuhan atau masih tetap dalam ‘hidup lama’ yang masih berorientasi pada hidup yang hanya menyelamatkan hidup duniawi yang tidak memperdulikan keselamatan jiwa. 

Panggilan mengikut Yesus menuntut kesungguhan dengan sepenuh hati untuk hidup dalam panggilanNya. Tuhan tidak menginginkan kita mengikuti panggilanNya dengan pertimbangan-pertimbangan duniawi, sebab Tuhan tidak mau dibanding-bandingkan dengan hal-hal duniawi yang sesungguhnya adalah dibawah kuasaNya (2 Kor. 3:10). Tanpa kesungguhan dalam mengikut Yesus, maka akan ada berbagai macam alasan yang dapat kita perbuat untuk tidak hidup dalam perintahNya. “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang terpilih”, biarlah kita menjadi orang-orang yang terpilih diantara yang terpanggil dengan kesungguhan menerima panggilanNya kepada sukacita yang abadi.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Akhir Zaman / Khotbah Minggu / Mengikut Yesus / Perumpamaan Tuhan Yesus dengan judul Matius 22:1-14 | Banyak Yang Terpanggil, Tetapi Sedikit Yang Terpilih . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2014/10/matius-221-14-banyak-yang-terpanggil.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Matius 22:1-14 | Banyak Yang Terpanggil, Tetapi Sedikit Yang Terpilih "