Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Thursday, April 24, 2014

Buktikan Kemurnian Imanmu (1 Petrus 1:3-9)

Bacaan Firman Tuhan: 1 Petrus 1: 3-9
“Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang di uji kemurniannya dengan api”

Ada prinsip yang mengatakan “lihat dulu baru percaya”, yaitu menempatkan kepercayaan di dasarkan bukti. Bahwa dalam hal tertentu hal ini sangat tepat. Misalnya: seorang polisi yang menyelidiki suatu kasus tentunya akan terlebih dahulu mengumpulkan bukti-bukti barulah menetapkan tersangka. Seorang dokter tentu akan terlebih dahulu membaca rekam medis dan hasil analisa baru memberikan obat dan tindakan.

Namun dalam hal-hal tertentu ada saatnya kita mempercayai sesuatu tanpa harus melihat. Misalnya: kita tidak dapat melihat nyawa kita, namun demikian tidak akan mungkin kita mengatakan kita orang yang tidak bernyawa, atau kita tidak bisa/belum pernah melihat otak kita, tentu kita tidak akan katakana bahwa kita tidak punya otak, dan masih banyak contoh lainnya.

 Pertanyaannya sekarang, “bagaimana dengan iman kepada Tuhan?” apakah kita akan mengatakan “saya mau melihat Tuhan atau perbuatan Tuhan dulu baru saya mau percaya?” hal inilah yang ditegaskan oleh Tuhan Yesus kepada Tomas ““Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” (Yoh. 20:29).
Maka dari pernyataan Tuhan Yesus ini kita akan menemukan 2 jawaban:

1.      Percaya karena melihat
Alkitab adalah bukti yang otentik untuk menumbuhkan dan membangun iman kita. Di dalamnya telah diperlihatkan dan dijelaskan bahwa Tuhan benar-benar ada dan berkarya dalam kehidupan manusia. Maka adalah hal yang konyol jika kita percaya kepada Yesus tanpa bukti, tanpa dasar. Tidak akan munkin kita percaya begitu saja kepada Yesus tanpa pegangan apapun.

Itulah sebabnya gereja menetapkan adanya hari raya kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikan Yesus dan juga turunnya Roh Kudus. Bahwa itu memperlihatkan bukti tentang iman kita pada Allah yang hidup dan berkarya dalam hidup ini. Karena itulah Petrus menegaskan pada kita bahwa kita hidup berpengharapan kepada Tuhan oleh sebab rahmatNya yang besar melalui kebangkitanNya dari antara orang mati (ay. 3).

2.      Percaya walaupun tidak melihat
Namun demikian, dalam menghadapi tantangan kehidupan, ada banyak hal yang akan kita hadapi, berbagai pergumulan, penderitaan dan juga sukacita, kita di tuntut untuk mampu “percaya walaupun tidak melihat”.

Mengapa demikian? Petrus mengatakan bahwa “maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang di uji kemurniannya dengan api” (ayat. 7). Maka kita juga harus menjalankan iman percaya walaupun tidak melihat. Itu juga sebabnya kita dituntut untuk mampu mengasihi Tuhan dan tetap bersukacita ditengah pergumulan dan penderitaan yang kita hadapi, semuanya adalah untuk mencapai tujuan iman kita, yaitu kemurnian iman.

Maka Allah mengijinkan segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita yang tidak melampaui kekuatan kita. Jika kita berhadapan pada penderitaan dan kesusahan bukan artinya Tuhan tidak ada, Tuhan berdiam diri, tetapi Tuhan mengijinkan hal itu terjadi sampai pada batas tertentu untuk kemurnian iman kita.

Maka di satu sisi – kita percaya karena kita melihat (inilah yang menjadi dasar iman kita), namun di sisi lainnya – kita percaya walaupun tidak melihat (inilah yang akan memurnikan iman kita sehingga melayakkan kita nantinya bersama Bapa yang di sorga).

Maka dari sini dapatlah kita melihat peristiwa apapun yang terjadi dan yang sedan berlangsung dalam kehidupan kita sangat berpotensi untuk menjatuhkan/mematikan iman kita dan juga berpotensi menumbuhkan iman kita. Jika Tuhan mengijinkan segala sesuatu terjadi, maka itu adalah untuk membentuk kualitas iman kita, sebab dalam kerajaanNya kelak hanya yang benar-benar layaklah yang akan tinggal bersamaNya.

Maka dalam kehidupan kita sehari-hari, pencobaan iblis dan juga ujian dari Allah akan menyatu menjadi peristiwa tunggal. Sukacita, kebahagiaan itu bisa menjatuhkan dan mematikan iman kita, tetapi bisa juga menumbuhkan iman. dukacita, penderitaan dan kesusahan itu dapat menjatuhkan/mematikan iman tetapi bisa juga menumbuhkan iman.
Maka sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, kita seharusnya peka akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, dan juga tetap waspada akan adanya kuasa-kuasa yang dapat menjatuhkan/mematikan iman kita. Maka hanya ada dua kemungkinan: bertumbuh atau jatuh.

Sehingga dari penjelasan di atas dapatlah kita menarik suatu pemahaman bahwa sesungguhnya walaupun Tuhan mengijinkan segala hal terjadi atas hidup kita, bukan artinya Tuhan tidak mau menolong, tidak mau menjauhkan kita dari berbagai pencobaan, tetapi supaya iman pengharapan dan kasih kita semakin bersemi dalam berbagai peristiwa yang terjadi. Dapat diibaratkan seperti bunga semakin disinari matahari maka bunga itu akan semakin memperlihatkan keindahannya, keharumannya dan perkembangannya; atau seperti emas yang semakin dilebur di api yang membara, maka emas itu akan semakin murni. Itulah yang diharapkan oleh Tuhan bagi setiap orang yang percaya kepadaNya.

Dan hal yang terpenting yang harus kita ingat, walaupun Tuhan membiarkan segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita, bukan artinya Tuhan lepas tangan, membiarkan kita sendiri bergumul dalam pencobaan itu, tetapi sesungguhnya kita bergumul bersama-sama dengan Tuhan (seperti isi dari Doa Bapa Kami – “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”). 

Sebab sebenarnya dalam iman itu terkandung kekuatan Allah. Sebagaimana di katakana pada ayat 5 “Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu..”. Sehingga kita gali kita explorasi iman yang diberikan oleh Tuhan itu kepada kita. Sebab di dalamnya terkandung kekuatan Allah yang besar menghadapi apapun macam kehidupan yang kita hadapi.

Walaupun kita tidak dapat melihat bagaimana Tuhan itu hadir dan berkarya dalam hidup ini, tetapi sesungguhnya Allah yang penuh kuasa ada bersama kita di dalam iman. Maka, apapun yang akan kita hadapi, mari kita perhadapkan semuanya kepada iman. Jangan ada suatu apapun yang masuk ke dalam hidup kita ini tanpa terlebih dahulu melewati iman kita. Karena iman akan menjadi filter untuk menyaring segala sesuatu yang tidak berguna bagi hidup kita.


7 comments :

Unknown said...

Terimaksih Pak buat renungannya sangat membantu.πŸ€—πŸ€—πŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ™πŸ™

Unknown said...

Sangat membantuπŸ™ Terimakasih

Unknown said...

Terima kasih pak... Saya sangat terbantu untuk membuat bahan khotbah saya.

Unknown said...

Terima kasih khotbahnya yg sangat membantu saya dlm bahan khotbah saya...TYM

Anonymous said...

Trima kasih, ini sangat membantu sy dlm membuat bahan renungan khotbah. πŸ™πŸ™πŸ™

Anonymous said...

Renungan sdh berapa Tahun yg lalu baru sy baca dan sungguh mencerahkan pengenalan akan Yesus Kristus

Anonymous said...

Terima kasih sangat membantuπŸ™πŸ™πŸ™

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Buktikan Kemurnian Imanmu (1 Petrus 1:3-9)

Bacaan Firman Tuhan: 1 Petrus 1: 3-9
“Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang di uji kemurniannya dengan api”

Ada prinsip yang mengatakan “lihat dulu baru percaya”, yaitu menempatkan kepercayaan di dasarkan bukti. Bahwa dalam hal tertentu hal ini sangat tepat. Misalnya: seorang polisi yang menyelidiki suatu kasus tentunya akan terlebih dahulu mengumpulkan bukti-bukti barulah menetapkan tersangka. Seorang dokter tentu akan terlebih dahulu membaca rekam medis dan hasil analisa baru memberikan obat dan tindakan.

Namun dalam hal-hal tertentu ada saatnya kita mempercayai sesuatu tanpa harus melihat. Misalnya: kita tidak dapat melihat nyawa kita, namun demikian tidak akan mungkin kita mengatakan kita orang yang tidak bernyawa, atau kita tidak bisa/belum pernah melihat otak kita, tentu kita tidak akan katakana bahwa kita tidak punya otak, dan masih banyak contoh lainnya.

 Pertanyaannya sekarang, “bagaimana dengan iman kepada Tuhan?” apakah kita akan mengatakan “saya mau melihat Tuhan atau perbuatan Tuhan dulu baru saya mau percaya?” hal inilah yang ditegaskan oleh Tuhan Yesus kepada Tomas ““Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” (Yoh. 20:29).
Maka dari pernyataan Tuhan Yesus ini kita akan menemukan 2 jawaban:

1.      Percaya karena melihat
Alkitab adalah bukti yang otentik untuk menumbuhkan dan membangun iman kita. Di dalamnya telah diperlihatkan dan dijelaskan bahwa Tuhan benar-benar ada dan berkarya dalam kehidupan manusia. Maka adalah hal yang konyol jika kita percaya kepada Yesus tanpa bukti, tanpa dasar. Tidak akan munkin kita percaya begitu saja kepada Yesus tanpa pegangan apapun.

Itulah sebabnya gereja menetapkan adanya hari raya kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikan Yesus dan juga turunnya Roh Kudus. Bahwa itu memperlihatkan bukti tentang iman kita pada Allah yang hidup dan berkarya dalam hidup ini. Karena itulah Petrus menegaskan pada kita bahwa kita hidup berpengharapan kepada Tuhan oleh sebab rahmatNya yang besar melalui kebangkitanNya dari antara orang mati (ay. 3).

2.      Percaya walaupun tidak melihat
Namun demikian, dalam menghadapi tantangan kehidupan, ada banyak hal yang akan kita hadapi, berbagai pergumulan, penderitaan dan juga sukacita, kita di tuntut untuk mampu “percaya walaupun tidak melihat”.

Mengapa demikian? Petrus mengatakan bahwa “maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang di uji kemurniannya dengan api” (ayat. 7). Maka kita juga harus menjalankan iman percaya walaupun tidak melihat. Itu juga sebabnya kita dituntut untuk mampu mengasihi Tuhan dan tetap bersukacita ditengah pergumulan dan penderitaan yang kita hadapi, semuanya adalah untuk mencapai tujuan iman kita, yaitu kemurnian iman.

Maka Allah mengijinkan segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita yang tidak melampaui kekuatan kita. Jika kita berhadapan pada penderitaan dan kesusahan bukan artinya Tuhan tidak ada, Tuhan berdiam diri, tetapi Tuhan mengijinkan hal itu terjadi sampai pada batas tertentu untuk kemurnian iman kita.

Maka di satu sisi – kita percaya karena kita melihat (inilah yang menjadi dasar iman kita), namun di sisi lainnya – kita percaya walaupun tidak melihat (inilah yang akan memurnikan iman kita sehingga melayakkan kita nantinya bersama Bapa yang di sorga).

Maka dari sini dapatlah kita melihat peristiwa apapun yang terjadi dan yang sedan berlangsung dalam kehidupan kita sangat berpotensi untuk menjatuhkan/mematikan iman kita dan juga berpotensi menumbuhkan iman kita. Jika Tuhan mengijinkan segala sesuatu terjadi, maka itu adalah untuk membentuk kualitas iman kita, sebab dalam kerajaanNya kelak hanya yang benar-benar layaklah yang akan tinggal bersamaNya.

Maka dalam kehidupan kita sehari-hari, pencobaan iblis dan juga ujian dari Allah akan menyatu menjadi peristiwa tunggal. Sukacita, kebahagiaan itu bisa menjatuhkan dan mematikan iman kita, tetapi bisa juga menumbuhkan iman. dukacita, penderitaan dan kesusahan itu dapat menjatuhkan/mematikan iman tetapi bisa juga menumbuhkan iman.
Maka sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, kita seharusnya peka akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, dan juga tetap waspada akan adanya kuasa-kuasa yang dapat menjatuhkan/mematikan iman kita. Maka hanya ada dua kemungkinan: bertumbuh atau jatuh.

Sehingga dari penjelasan di atas dapatlah kita menarik suatu pemahaman bahwa sesungguhnya walaupun Tuhan mengijinkan segala hal terjadi atas hidup kita, bukan artinya Tuhan tidak mau menolong, tidak mau menjauhkan kita dari berbagai pencobaan, tetapi supaya iman pengharapan dan kasih kita semakin bersemi dalam berbagai peristiwa yang terjadi. Dapat diibaratkan seperti bunga semakin disinari matahari maka bunga itu akan semakin memperlihatkan keindahannya, keharumannya dan perkembangannya; atau seperti emas yang semakin dilebur di api yang membara, maka emas itu akan semakin murni. Itulah yang diharapkan oleh Tuhan bagi setiap orang yang percaya kepadaNya.

Dan hal yang terpenting yang harus kita ingat, walaupun Tuhan membiarkan segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita, bukan artinya Tuhan lepas tangan, membiarkan kita sendiri bergumul dalam pencobaan itu, tetapi sesungguhnya kita bergumul bersama-sama dengan Tuhan (seperti isi dari Doa Bapa Kami – “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”). 

Sebab sebenarnya dalam iman itu terkandung kekuatan Allah. Sebagaimana di katakana pada ayat 5 “Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu..”. Sehingga kita gali kita explorasi iman yang diberikan oleh Tuhan itu kepada kita. Sebab di dalamnya terkandung kekuatan Allah yang besar menghadapi apapun macam kehidupan yang kita hadapi.

Walaupun kita tidak dapat melihat bagaimana Tuhan itu hadir dan berkarya dalam hidup ini, tetapi sesungguhnya Allah yang penuh kuasa ada bersama kita di dalam iman. Maka, apapun yang akan kita hadapi, mari kita perhadapkan semuanya kepada iman. Jangan ada suatu apapun yang masuk ke dalam hidup kita ini tanpa terlebih dahulu melewati iman kita. Karena iman akan menjadi filter untuk menyaring segala sesuatu yang tidak berguna bagi hidup kita.


Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Iman / Kebangkitan Yesus / Keselamatan / Khotbah Minggu / Mengikut Yesus / Pergumulan Hidup / Saksi Kristus dengan judul Buktikan Kemurnian Imanmu (1 Petrus 1:3-9) . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2014/04/1-petrus-13-9-buktikan-kemurnian-imanmu.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

7 komentar untuk " Buktikan Kemurnian Imanmu (1 Petrus 1:3-9) "

Unknown said...

Terimaksih Pak buat renungannya sangat membantu.πŸ€—πŸ€—πŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ™πŸ™

Unknown said...

Sangat membantuπŸ™ Terimakasih

Unknown said...

Terima kasih pak... Saya sangat terbantu untuk membuat bahan khotbah saya.

Unknown said...

Terima kasih khotbahnya yg sangat membantu saya dlm bahan khotbah saya...TYM

Anonymous said...

Trima kasih, ini sangat membantu sy dlm membuat bahan renungan khotbah. πŸ™πŸ™πŸ™

Anonymous said...

Renungan sdh berapa Tahun yg lalu baru sy baca dan sungguh mencerahkan pengenalan akan Yesus Kristus

Anonymous said...

Terima kasih sangat membantuπŸ™πŸ™πŸ™