Bacaan
Firman Tuhan: 1 Petrus 1: 3-9
“Maksud
semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi
nilainya dari pada emas yang fana, yang di uji kemurniannya dengan api”
Ada prinsip yang
mengatakan “lihat dulu baru percaya”,
yaitu menempatkan kepercayaan di dasarkan bukti. Bahwa dalam hal tertentu hal
ini sangat tepat. Misalnya: seorang
polisi yang menyelidiki suatu kasus tentunya akan terlebih dahulu mengumpulkan
bukti-bukti barulah menetapkan tersangka. Seorang dokter tentu akan terlebih
dahulu membaca rekam medis dan hasil analisa baru memberikan obat dan tindakan.
Namun dalam hal-hal
tertentu ada saatnya kita mempercayai sesuatu tanpa harus melihat. Misalnya: kita tidak dapat melihat nyawa
kita, namun demikian tidak akan mungkin kita mengatakan kita orang yang tidak
bernyawa, atau kita tidak bisa/belum pernah melihat otak kita, tentu kita tidak
akan katakana bahwa kita tidak punya otak, dan masih banyak contoh lainnya.
Pertanyaannya sekarang, “bagaimana dengan iman kepada Tuhan?” apakah kita akan mengatakan “saya mau melihat Tuhan atau perbuatan Tuhan
dulu baru saya mau percaya?” hal inilah yang ditegaskan oleh Tuhan Yesus
kepada Tomas ““Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah
mereka yang tidak melihat namun percaya” (Yoh. 20:29).
Maka dari pernyataan Tuhan
Yesus ini kita akan menemukan 2 jawaban:
1. Percaya karena melihat
Alkitab adalah bukti yang otentik untuk
menumbuhkan dan membangun iman kita. Di dalamnya telah diperlihatkan dan
dijelaskan bahwa Tuhan benar-benar ada dan berkarya dalam kehidupan manusia.
Maka adalah hal yang konyol jika kita percaya kepada Yesus tanpa bukti, tanpa
dasar. Tidak akan munkin kita percaya begitu saja kepada Yesus tanpa pegangan
apapun.
Itulah sebabnya gereja menetapkan adanya
hari raya kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikan Yesus dan juga turunnya
Roh Kudus. Bahwa itu memperlihatkan bukti tentang iman kita pada Allah yang
hidup dan berkarya dalam hidup ini. Karena itulah Petrus menegaskan pada kita
bahwa kita hidup berpengharapan kepada Tuhan oleh sebab rahmatNya yang besar
melalui kebangkitanNya dari antara orang mati (ay. 3).
2. Percaya walaupun tidak melihat
Namun demikian, dalam menghadapi tantangan
kehidupan, ada banyak hal yang akan kita hadapi, berbagai pergumulan,
penderitaan dan juga sukacita, kita di tuntut untuk mampu “percaya walaupun
tidak melihat”.
Mengapa demikian?
Petrus mengatakan bahwa “maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan
kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana,
yang di uji kemurniannya dengan api” (ayat. 7). Maka kita juga harus
menjalankan iman percaya walaupun tidak melihat. Itu juga sebabnya kita
dituntut untuk mampu mengasihi Tuhan dan tetap bersukacita ditengah pergumulan
dan penderitaan yang kita hadapi, semuanya adalah untuk mencapai tujuan iman
kita, yaitu kemurnian iman.
Maka Allah mengijinkan segala sesuatu terjadi dalam
kehidupan kita yang tidak melampaui kekuatan kita. Jika kita berhadapan pada penderitaan dan kesusahan bukan artinya Tuhan
tidak ada, Tuhan berdiam diri, tetapi Tuhan mengijinkan hal itu terjadi sampai
pada batas tertentu untuk kemurnian iman kita.
Maka di satu sisi – kita percaya karena kita
melihat (inilah yang menjadi dasar iman kita), namun di sisi lainnya – kita percaya walaupun tidak
melihat (inilah yang akan memurnikan iman kita sehingga melayakkan kita
nantinya bersama Bapa yang di sorga).
Maka dari sini dapatlah
kita melihat peristiwa apapun yang terjadi dan yang sedan berlangsung dalam
kehidupan kita sangat berpotensi untuk menjatuhkan/mematikan iman kita dan juga
berpotensi menumbuhkan iman kita. Jika Tuhan mengijinkan segala sesuatu
terjadi, maka itu adalah untuk membentuk kualitas iman kita, sebab dalam
kerajaanNya kelak hanya yang benar-benar layaklah yang akan tinggal bersamaNya.
Maka dalam kehidupan kita
sehari-hari, pencobaan iblis dan juga
ujian dari Allah akan menyatu menjadi peristiwa tunggal. Sukacita,
kebahagiaan itu bisa menjatuhkan dan mematikan iman kita, tetapi bisa juga
menumbuhkan iman. dukacita, penderitaan dan kesusahan itu dapat
menjatuhkan/mematikan iman tetapi bisa juga menumbuhkan iman.
Maka sebagai orang yang
beriman kepada Tuhan, kita seharusnya peka akan kehadiran Tuhan dalam hidup
kita, dan juga tetap waspada akan adanya kuasa-kuasa yang dapat menjatuhkan/mematikan
iman kita. Maka hanya ada dua kemungkinan: bertumbuh atau jatuh.
Sehingga dari penjelasan
di atas dapatlah kita menarik suatu pemahaman bahwa sesungguhnya walaupun Tuhan
mengijinkan segala hal terjadi atas hidup kita, bukan artinya Tuhan tidak mau
menolong, tidak mau menjauhkan kita dari berbagai pencobaan, tetapi supaya iman pengharapan dan kasih kita
semakin bersemi dalam berbagai peristiwa yang terjadi. Dapat diibaratkan
seperti bunga semakin disinari matahari
maka bunga itu akan semakin memperlihatkan keindahannya, keharumannya dan
perkembangannya; atau seperti emas yang semakin dilebur di api yang membara,
maka emas itu akan semakin murni. Itulah yang diharapkan oleh Tuhan bagi
setiap orang yang percaya kepadaNya.
Dan hal yang terpenting
yang harus kita ingat, walaupun Tuhan membiarkan segala sesuatu terjadi dalam
kehidupan kita, bukan artinya Tuhan
lepas tangan, membiarkan kita sendiri bergumul dalam pencobaan itu, tetapi
sesungguhnya kita bergumul bersama-sama dengan Tuhan (seperti isi dari Doa
Bapa Kami – “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”).
Sebab sebenarnya dalam
iman itu terkandung kekuatan Allah. Sebagaimana di katakana pada ayat 5 “Yaitu
kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu..”. Sehingga
kita gali kita explorasi iman yang diberikan oleh Tuhan itu kepada kita. Sebab
di dalamnya terkandung kekuatan Allah yang besar menghadapi apapun macam
kehidupan yang kita hadapi.
Walaupun kita tidak dapat
melihat bagaimana Tuhan itu hadir dan berkarya dalam hidup ini, tetapi
sesungguhnya Allah yang penuh kuasa ada bersama kita di dalam iman. Maka,
apapun yang akan kita hadapi, mari kita perhadapkan semuanya kepada iman. Jangan ada suatu apapun yang masuk ke dalam
hidup kita ini tanpa terlebih dahulu melewati iman kita. Karena iman akan
menjadi filter untuk menyaring segala
sesuatu yang tidak berguna bagi hidup kita.
Terimaksih Pak buat renungannya sangat membantu.π€π€ππππ
ReplyDeleteSangat membantuπ Terimakasih
ReplyDeleteTerima kasih pak... Saya sangat terbantu untuk membuat bahan khotbah saya.
ReplyDeleteTerima kasih khotbahnya yg sangat membantu saya dlm bahan khotbah saya...TYM
ReplyDeleteTrima kasih, ini sangat membantu sy dlm membuat bahan renungan khotbah. πππ
ReplyDeleteRenungan sdh berapa Tahun yg lalu baru sy baca dan sungguh mencerahkan pengenalan akan Yesus Kristus
ReplyDeleteTerima kasih sangat membantuπππ
ReplyDelete