Laman

Tuesday, April 15, 2014

Kematian Kristus Yang Menyelamatkan (Lukas 23:33-43)


Sampai saat ini masih banyak yang tidak mempercayai bahwa penyaliban Kristus adalah perbuatan Allah yang menyelamatkan, dan hal itu adalah suatu kebodohan. Namun jika kita dapat merenungkan lebih jauh terhadap sikap yang diperlihatkan sebahagian orang-orang yang telah mempercayai Kristus ternyata
lebih dari suatu kebodohan lebih tepatnya dapat dikatakan telah mengolok-olokkan ataupun mempermalukan Tuhan Yesus di dunia. Bagaimana tidak jika ada yang dengan berani menegaskan diri sebagai Kristen namun sikap kasih dan pengampunan tidak pernah diperlihatkan, bahkan mungkin ada orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan lebih memiliki kasih kepada sesamanya manusia.
Jika setiap tahun gereja memperingati pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib sebagai tanda kasih dan pengampunan dari Allah, namun setiap tahun peringatan jumat agung berlalu begitu saja karena tetap tidak ada perubahan sikap dan tindakan. Yang dapat saya katakana bahwa ternyata hal seperti ini terjadi ketika Jumat Agung diperingati hanya sekedar peringatan akan sejarah yang berlalu tanpa mengambil hikmat dibalik kisah tersebut. Yesus hanya diperingati dalam konteks sejarah masa lalu yang menjadikan Salib Kristus hanya sebuah aksesoris dan sebuah kisah yang sadis, sehingga kita hanya menempatkan diri sebagai penonton padahal Tuhan melakukannya agar manusia dapat melihat bagaimana penderitaan yang dirasakan manusia akibat dari dosa. Tidak heran jika hingga saat ini salah satu kenyataan kuasa dosa yang menguasai manusia adalah kesenangannya melihat penderitaan yang dibencinya. Sehingga tidak heran juga jika akhirnya banyak orang Kristen yang terbuai dalam suatu cerita atau film ketika musuh akhirnya dikalahkan oleh bintang film dengan pembalasan dendam.

Salib telah menjadi kebodohan bagi orang-orang yang menolak Kasih dan pengampunan Tuhan Yesus, dan hal ini kiranya tidak menjadikan seruan kasih dan pengampunan menjadi hal bodoh untuk dilakukan juga, karena jika demikian halnya maka kita adalah bahagian dari orang-orang yang mengolok-olok Tuhan Yesus.
Dua sikap yang kontras dapat terlihat ketika Yesus telah disalibkan. Yang pertama adalah orang-orang yang mengejek dan seorang penjahat yang tersalib bersama Yesus yang menanggapi perbuatan Yesus adalah dari segi penyelamatan fisik. Mereka hanya berorientasi pada penyelamatan fisik, namun yang sikap yang kedua adalah seorang lagi penjahat yang tersalib di sisi Tuhan Yesus bahwa dia akhirnya mendapatkan sesuatu yang begitu berharga dari Allah sebab ia telah menerima kehidupan bersama Allah di Firdaus, sebab dia melihat perbuatan Tuhan Yesus dengan hati yang dalam akan akibat yang telah dia rasakan atas perbuatan dosanya dan juga melihat apa yang dilakukan Yesus jauh melebihi penyelamatan fisik tetapi penyelamatan untuk kehidupan yang sesungguhnya.

Apa hikmat yang boleh kita ambil melalui peringatan pengorbanan dan kematian Tuhan Yesus?

      Peneguhan Iman
Kita memang sudah mempercayai pengampunan dosa yang dianugerahkan Allah dalam hidup kita melalui kematian Tuhan Yesus di kayu salib, dan memperingati adalah sarana untuk semakin meneguhkan dan menghayati iman kita kepada Tuhan Yesus, bagaimana kasih Allah yang agung telah diperlihatkan kepada kita, bahwa pengasihan dan pertolongan Tuhan bukan kata-kata kosong tetapi sungguh semua.

      Salib Kristus adalah “Cermin”
Pengorbanan dan kematian Tuhan Yesus adalah bukti kasih Allah kepada umatNya dan juga seruan pertobatan untuk menerima kasihNya yang besar itu. Sehingga peringatan yang kita lakukan adalah juga untuk melihat diri kita sudah sejauh mana sikap dan perbuatan kita mencerminkan kasih dan pengampunan dari Kristus untuk menerima anugerahNya. Bagaimana kita mau menyadari kekurangan kita dihadapan salib Kristus?

      Salib Kristus adalah “Motivasi Hidup”
Jika Allah mau mengorbankan diriNya melalui Yesus Kristus karena keberdosaan manusia, maka terlebih kita yang telah percaya kasih Allah pasti akan berkelimpahan dalam hidup kita. Sehingga peringatan yang kita lakukan adalah memotivasi kita untuk semakin bersemangat menjalani kehidupan ini terlebih lagi semangat memberitakan kasih Allah ditengah-tengah kehidupan kita.

   Kematian Tuhan Yesus di kayu salib bukanlah tentang ritual tetapi adalah tentang pembaharuan hidup.
Apakah salib kristus telah memperbaharui hidup kita?








No comments:

Post a Comment