Laman

Friday, April 11, 2014

Yesaya 50:4-9a; Ketaatan Hamba Tuhan

 
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.


Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.

Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku berperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku!

Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku;
YESAYA 50:4-9a

Sebagai mahluk sosial, pastinya kita pernah mengalami situasi hidup seperti yang dituliskan nabi Yesaya tersebut bahwa terkadang akan ada tekanan-tekanan dalam hidup yang akan kita rasakan dari sekitar kita yang akan menguji ketaan pada Tuhan. Jika tidak dapat dikontrol lagi maka hal inilah yang dapat mengakibatkan kemarahan, sakit hati, dengki, caci-maki, dendam.

Nas ini adalah bahagian dari nubuatan Mesias yang akan datang menyelamatkan umat Israel. Bahwa nubuatan ini disampaikan ketika umat Israel hidup pada masa-masa pembuangan. Dalam nas ini diberitakan bagaimana “Hamba Tuhan” itu tetap dapat mengontrol kehidupannya yang walaupun hidup dalam tekanan yang berat nama dia tetap memiliki “Lidah seorang murid”, “Mendengar sebagai seorang murid”, sehingga kesetiaannya sebagai seorang murid ditengah-tengah tekanan yang berat membuat dia dilayakkan menjadi orang benar di hadapan Allah. Lebih tegas lagi di nyatakan bahwa sebenarnya adalah kesia-siaan melawan seorang Hamba Tuhan yang telah dibenarkan oleh Allah, sebab Tuhanlah yang akan memberikan pertolongan, dan orang-orang yang memberikan perlawanan itu sesungguhnya seperti pakaian yang using yang akan dimakan ngengat.

Jika kita kembali kepada konteksnya bahwa memang umat Israel sedang diteguhkan dalam penderitaanya, bahwa Tuhan akan tampil memberikan pertolongan kepada mereka, Mesias akan memikul semua penderitaan, penghinaan dan malu karena Kasih Allah yang besar kepada umatNya yang berdosa itu.

Kita dapat melihat dalam kisah pelayanan Tuhan Yesus bagaimana Ia tampil menjadi “Hamba Tuhan” yang setia kepada BapaNya yang di sorga. 

Memiliki Lidah seorang murid: bahwa semua sabda yang keluar dari perkataanNya memberikan semangat baru keada setiap orang yang mendengar dan sabda yang keluar dari perkataanNya itu menjadi keselamatan manusia. 

Memiliki Pendengaran seperti seorang murid: bahwa kekuatan dalam pelayanan Tuhan Yesus adalah karena kesetiaanNya kepada BapaNya yang di sorga, Dia berbuat dan bertindak selalu mendengar tuntunan Tuhan.

Tuhan Yesus menjadi “Hamba Tuhan” yang menderita memikul semua penderitaan dosa manusia, Ia taat ketika harus di aniaya dan dipermalukan.

Sungguh melalui nas ini kita dapat melihat bagaimana Tuhan Yesus telah memperlihatkan kepada kita bahwa nubuatan yang dituliskan oleh nabi Yesaya bukan hanya kata-kata, tulisan-tulisan ataupun pengharapan kosong. Semuanya itu telah digenapi oleh Yesus Kristus Tuhan kita yang membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia yang percaya akan keampunan dosa yang dibawa olehNya.

Sebagai umat yang percaya kepada Yesus patutlah kita mengsyukuri pertolongan dan penyelamatanNya dalam kehidupan kita dari kuasa maut, bahwa karena penderitaan kita-lah Tuhan Yesus harus menanggung semua penderitaan itu. Sehingga bagaimana juga kita diteguhkan berbuat dalam kehidupan kita menerapkan hidup sebagai “Hamba Tuhan” yang setia. Memiliki lidah dan pendengaran seperti seorang murid. Kita tetap setia dan taat mendengar semua tuntunan Tuhan dalam hidup kita.

Sering kita dikalahkan sikap yang tidak mau memaafkan ketika lidah dan pendengaran kita dikendalikan oleh perasaan dan orientasi danging kita. Sehingga yang timbul hanyalah amarah, sakit hati, dengki, caci maki. Sehingga tanpa kita sadari bahwa kita tidak lagi menjadi orang-orang yang bebas mengendalikan diri, karena orang lainlah yang sesungguhnya mengendalikan kita.

Sehingga ketaatan itu bukan hanya hati dan perasaan namun panca indera juga harus dilatih dan diajar untuk dapat taat kepada Tuhan. Berusahalah dan bergiatlah senantiasa menjadi murid-murid Allah yang sejati, agar kita keselamatan Allah semakin nyata dalam hidup kita.

No comments:

Post a Comment